JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Penetrasi kendaraan ramah lingkungan berbasis listrik tak hanya masif dilakukan roda empat. Sepeda motor pun menjadi market yang potensial untuk proses transisi menyongsong era electric vehicle (EV).
Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) menilai bahwa kemunculan sepeda motor listrik adalah bagian dari upaya pemerintah dalam pemanfaatan energi berkelanjutan dan pengembangan ekosistem industri kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB).
AISI bakal memfasilitasi masyarakat yang penasaran dan ingin mengetahui lebih lanjut soal sepeda motor listrik yang bisa disaksikan di ajang Indonesia Motorcycle Show (IMOS) 2022 yang mulai berlangsung besok.
Ketua Umum AISI Johannes Loman menjelaskan, dalam acara IMOS 2022, anggotanya akan memamerkan produk dan teknologi sepeda motor listrik terkini serta memberikan informasi dan edukasi kepada seluruh pengunjung.
“Penting bagi AISI dan industri sepeda motor Indonesia ikut menjadi bagian dari upaya membangun ekosistem kendaraan listrik,” ujarnya.
Sejauh ini, penerimaan market sepeda motor listrik terbilang cukup positif. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita optimistis target penjualan dua juta unit kendaraan roda dua bertenaga listrik pada 2025 bisa dicapai.
Itu seiring dengan tren penggunaan yang naik terus dan animo para investor untuk membuka fasilitas produksi motor di RI. Bahkan, saat ini sudah ada 35 pabrikan otomotif yang siap membuat sepeda motor listrik.
Agus menyebutkan, saat ini kapasitas produksi motor listrik mampu mencapai sejuta unit per tahun. Dan, ditargetkan meningkat menjadi dua juta unit hingga tahun depan.
PT WIKA Industri Manufaktur (WIMA), misalnya. Pada tahun ini, WIMA menargetkan produksi Gesits bisa mencapai 10 ribu unit. Adapun kapasitas produksi terpasang sebanyak 200 unit per hari.
Namun, seiring dengan bertambahnya permintaan, kapasitas produksi juga akan ditingkatkan. Sementara itu, Yamaha memulai rangkaian program tes pasar produk motor listrik E01.
“Kami memiliki E01 untuk di-test ride, yang mengawali proyek proof of concept (PoC) untuk pasar Indonesia. Kami akan melihat sejauh mana motor itu dapat diterima dan apakah sudah cukup baik dengan berbagai keunikannya dalam menjawab kebutuhan mobilitas masyarakat Indonesia,” ujar President Director PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) Minoru Morimoto.
Rencananya, program PoC baru bergulir pada awal bulan ini. Ada 20 unit tes yang disebar. Dari sisi pembiayaan, perusahaan leasing PT Federal International Finance (FIF) memang belum mengeluarkan skema pembiayaan buat sepeda motor listrik. Namun, hal tersebut diklaim sudah menjadi agenda perseroan pada tahun depan.
Direktur Marketing FIF Antony Sastro Jopoetro mengatakan, pihaknya sudah siap untuk pembiayaan kendaraan roda dua bertenaga listrik. “Kalau tidak ada aral melintang, itu mungkin di sepeda motor Honda, mereka segera coba pada 2023 paling cepat atau mendekati 2024. Intinya, mereka akan keluarkan beberapa tipe untuk kami biayakan,” ujar Antony.
Menurut dia, pembiayaan sepeda motor listrik agak berbeda dengan yang konvensional. EV punya isu pada daya tahan baterai. Hal itulah yang ingin diatasi FIF Group agar konsumen terbebas dari rasa khawatir.
“Ada beberapa skema yang sudah kita coba dan kita simulasi. Kami akan membiayai motor dengan aki atau baterainya sekalian,” ucap Antony. (jpc/ram)