26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Ditjen Perkebunan Konsisten Tingkatkan SDM Perkebunan Kelapa Sawit

SEMARANG, SUMUTPOS.CO – Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), mempunyai peran strategis dalam industri perkebunan kelapa sawit. Pengembangan sumber daya manusia perkebunan kelapa sawit dilaksanakan dalam rangka meningkatkan pengetahuan, keterampilan, profesionalisme, kompetensi, kemandirian dan daya saing pekebun, keluarga pekebun dan SDM lainnya yang membidangi perkelapasawitan.

Hal ini penting mengingat permintaan akan produk turunan kelapa sawit terus meningkat baik didalam dan luar negeri. Sehingga pemerintah perlu menyiapkan SDM yang berkualitas untuk bisa memenuhi tingginya permintaan tersebut.

Atas dasar itulah pada tahun ajaran 2022/2023 Ditjen perkebunan telah menyampaikan rekomendasi teknis kepada Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) tentang penerima beasiswa sumber daya manusia (SDM) perkebunan kelapa sawit sebanyak 1.000 orang.

“Jadi perbaikan kualitas perkebunan kelapa sawit di Indonesia kedepan ada di pundak para mahasiswa, sehingga perkebunan kelapa sawit di Indonesia dapat berkelanjutan dan mampu meningkatkan produksi, produktivitas serta kualitas sehingga dapat bersaing dengan negara lain. Mahasiswa yang telah selesai mengenyam pendidikan karena pendidikan adalah investasi. Sehingga diharapkan dapat mempraktekkan dan mendharmabaktikan ilmu serta keterampilannya untuk memperbaiki industri perkelapasawitan di Indonesia atau kembali membangun kebun sawit di daerah asal mereka,” ungkap Direktur Perlindungan Perkebunan, Ditjen Perkebunan, Ir. Baginda Siagian, M. Si.

Baginda pun menjelaskan bahwa hal ini juga sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 03 Tahun 2022 tentang Pengembangan Sumber Daya Manusia, Penelitian, dan Pengembangan, Peremajaan, serta Sarana dan Prasarana Perkebunan Kelapa Sawit.

Dalam Permentan tersebut juga menerangkan bahwa, Ditjen Perkebunan diberikan tugas untuk menyelenggarakan seleksi beasiswa perkebunan kelapa sawit yang anggarannya berasal dari hasil pungutan ekspor sawit yang dikelola oleh BPDPKS, selanjutnya melalui rekomendasi teknis, hasil seleksi tersebut disampaikan kepada BPDPKS untuk dapat dididik ke Lembaga Pendidikan Tinggi yang sudah ditunjuk.

Beasiswa perkebunan kelapa sawit ini diberikan kepada pekebun, keluarga pekebun dan SDM lainnya yang membidangi perkelapasawitan di Indonesia, sehingga industri perkelapasawitan di Indonesia dapat bersaing dengan negara lain.

“Pengembangan SDM perkebunan kelapa sawit dilaksanakan dalam rangka meningkatkan pengetahuan, keterampilan, profesionalisme, kompetensi, kemandirian dan daya saing pekebun kelapa sawit, keluarga pekebun, pendamping, penyuluh perkebunan kelapa sawit, aparatur sipil negara serta pihak terkait lainnya,” jelas Baginda.

Sekedar informasi bahwa Lembaga Pendidikan Tinggi yang sudah ditunjuk saat ini ada 7 lembaga pendiidikan vokasi (Diploma) dan Akademik (Strata 1), salah satunya di Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta (AKPY). Pada tahun akademik 2022/2023 AKPY memperoleh kuota beasiswa sebanyak 310 orang yang berasal dari pekebun kelapa sawit, keluarga pekebun kelapa sawit, karyawan perkebunan kelapa sawit, keluarga karyawan perkebunan kelapa sawit dan pengurus/anggota lembaga yang bergerak pada bidang perkelapa sawitan.

Selain AKPY, terdapat juga 6 lembaga pendidikan lain yang menjadi penyelenggara beasiswa ini, antara lain Institut Pertanian Stiper Yogyakarta dengan kuota sebanyak 60 orang, Institut Teknologi Sawit Indonesia (ITSI) dengan kuota mahasiswa sebanyak 180 orang, Institut Teknologi Sains Bandung (ITSB) dengan kuota mahasiswa sebanyak 30 orang, Politeknik LPP Yogyakarta dengan kuota mahasiswa sebanyak 180 orang, Politeknik Kampar dengan kuota mahasiswa sebanyak 120 orang dan Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi (CWE) dengan kuota mahasiswa sebanyak 120 orang. (rel)

SEMARANG, SUMUTPOS.CO – Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), mempunyai peran strategis dalam industri perkebunan kelapa sawit. Pengembangan sumber daya manusia perkebunan kelapa sawit dilaksanakan dalam rangka meningkatkan pengetahuan, keterampilan, profesionalisme, kompetensi, kemandirian dan daya saing pekebun, keluarga pekebun dan SDM lainnya yang membidangi perkelapasawitan.

Hal ini penting mengingat permintaan akan produk turunan kelapa sawit terus meningkat baik didalam dan luar negeri. Sehingga pemerintah perlu menyiapkan SDM yang berkualitas untuk bisa memenuhi tingginya permintaan tersebut.

Atas dasar itulah pada tahun ajaran 2022/2023 Ditjen perkebunan telah menyampaikan rekomendasi teknis kepada Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) tentang penerima beasiswa sumber daya manusia (SDM) perkebunan kelapa sawit sebanyak 1.000 orang.

“Jadi perbaikan kualitas perkebunan kelapa sawit di Indonesia kedepan ada di pundak para mahasiswa, sehingga perkebunan kelapa sawit di Indonesia dapat berkelanjutan dan mampu meningkatkan produksi, produktivitas serta kualitas sehingga dapat bersaing dengan negara lain. Mahasiswa yang telah selesai mengenyam pendidikan karena pendidikan adalah investasi. Sehingga diharapkan dapat mempraktekkan dan mendharmabaktikan ilmu serta keterampilannya untuk memperbaiki industri perkelapasawitan di Indonesia atau kembali membangun kebun sawit di daerah asal mereka,” ungkap Direktur Perlindungan Perkebunan, Ditjen Perkebunan, Ir. Baginda Siagian, M. Si.

Baginda pun menjelaskan bahwa hal ini juga sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 03 Tahun 2022 tentang Pengembangan Sumber Daya Manusia, Penelitian, dan Pengembangan, Peremajaan, serta Sarana dan Prasarana Perkebunan Kelapa Sawit.

Dalam Permentan tersebut juga menerangkan bahwa, Ditjen Perkebunan diberikan tugas untuk menyelenggarakan seleksi beasiswa perkebunan kelapa sawit yang anggarannya berasal dari hasil pungutan ekspor sawit yang dikelola oleh BPDPKS, selanjutnya melalui rekomendasi teknis, hasil seleksi tersebut disampaikan kepada BPDPKS untuk dapat dididik ke Lembaga Pendidikan Tinggi yang sudah ditunjuk.

Beasiswa perkebunan kelapa sawit ini diberikan kepada pekebun, keluarga pekebun dan SDM lainnya yang membidangi perkelapasawitan di Indonesia, sehingga industri perkelapasawitan di Indonesia dapat bersaing dengan negara lain.

“Pengembangan SDM perkebunan kelapa sawit dilaksanakan dalam rangka meningkatkan pengetahuan, keterampilan, profesionalisme, kompetensi, kemandirian dan daya saing pekebun kelapa sawit, keluarga pekebun, pendamping, penyuluh perkebunan kelapa sawit, aparatur sipil negara serta pihak terkait lainnya,” jelas Baginda.

Sekedar informasi bahwa Lembaga Pendidikan Tinggi yang sudah ditunjuk saat ini ada 7 lembaga pendiidikan vokasi (Diploma) dan Akademik (Strata 1), salah satunya di Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta (AKPY). Pada tahun akademik 2022/2023 AKPY memperoleh kuota beasiswa sebanyak 310 orang yang berasal dari pekebun kelapa sawit, keluarga pekebun kelapa sawit, karyawan perkebunan kelapa sawit, keluarga karyawan perkebunan kelapa sawit dan pengurus/anggota lembaga yang bergerak pada bidang perkelapa sawitan.

Selain AKPY, terdapat juga 6 lembaga pendidikan lain yang menjadi penyelenggara beasiswa ini, antara lain Institut Pertanian Stiper Yogyakarta dengan kuota sebanyak 60 orang, Institut Teknologi Sawit Indonesia (ITSI) dengan kuota mahasiswa sebanyak 180 orang, Institut Teknologi Sains Bandung (ITSB) dengan kuota mahasiswa sebanyak 30 orang, Politeknik LPP Yogyakarta dengan kuota mahasiswa sebanyak 180 orang, Politeknik Kampar dengan kuota mahasiswa sebanyak 120 orang dan Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi (CWE) dengan kuota mahasiswa sebanyak 120 orang. (rel)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/