LUSAIL, SUMUTPOS.CO – Portugal mengawali kiprahnya di Piala Dunia 2022 dengan mengalahkan Ghana. Kini mereka akan menghadapi ujian Sesungguhnya saat melawan Uruguay di Stadion Lusail, Selasa (29/11) pukul 02.00 WIB.
Kemenangan dari Ghana membuat Portugal memimpin klasemen sementara Grup H dengan tiga angka. Uruguay dan Korea Selatan menyusul dengan satu angka. Jika mampu mengalahkan Uruguay, Selecao Das Quinas bakal lolos ke babak 16 besar.
Namun mengalahkan Uruguay bukan hal yang mudah. Portugal memiliki catatan kurang baik ketika menghadapi La Caleste, julukan Uruguay. Mereka pernah dikalahkan Uruguay pada Piala Dunia 2018 lalu.
Pada pertandingan itu, Edinson Cavani menjadi pahlawan kemenangan La Celeste dengan mencetak dua gol pada menit 7′ dan 62′. Sedangkan gol penghibur Portugal dicetak Pepe di menit 55′.
Selain itu, anak asuh Fernando Santos itu punya rekor buruk menghadapi tim Amerika Selatan. Mereka hanya menang sekali dari sembilan pertemuan terakhir mereka melawan wakil Amerika Selatan di semua kompetisi. Kemenangan itu diraih saat mengalahkan Argentina dalam pertandingan persahabatan pada November 2014.
Pelatih Portugal, Fernando Santos mengakui Uruguay merupakan lawan terberat mereka di Grup H. Bahkan, dia menjagokan Uruguay salah satu tim yang bakal melaju dari grup mereka.
“Ini seperti gelas setengah penuh dan setengah kosong. Jika, kita melihat Piala Dunia sebelumnya, Uruguay akan menjadi favorit. Tetapi, jika kita melihat peringkat FIFA, Portugal akan menjadi favorit,” ujar Fernando Santos di laman resmi FIFA.
Sebaliknya, Uruguay punya rekor cukup bagus menghadapi tim asal Eropa. Mereka memenangkan empat dari lima laga terakhir mereka di Piala Dunia menghadapi wakil Eropa, termasuk kemenangan atas Portugal di Piala Dunia 2018. Namun satu kekalahan itu diderita dari Prancis pada Piala Dunia sama.
Uruguay juga bertekad bangkit dari hasil imbang melawan Korea Selatan pada laga perdana. Hasil imbang itu membuat La Caleste tidak bisa kalah pada pertandingan ini.
Kapten Uruguay, Diego Godin mengatakan tim sudah mengakhiri kekecewaan ditahan Korsel. Mereka fokus melawan Portugal. “Dalam turnamen seperti ini tidak ada waktu untuk menyesal, Anda harus memikirkan pertandingan selanjutnya,” tegas Godij.
“Kami harus memperbaiki beberapa hal, meningkatkan apa yang kami bisa, kami perlu tumbuh dan semakin baik, kami memiliki pemain untuk berbuat lebih banyak,” sebutnya. (bbs/dek)