25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Sri Mulyani Beri Sinyal, Resesi Mungkin Batal Terjadi

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Menteri Keuangan Sri Mulyani membawa sinyal bahwa kemungkinan resesi ekonomi batal terjadi di tahun 2023. Hal itu ia sampaikan setelah melihat bahwa tingkat perkembangan ekonomi di Amerika Serikat yang menjadi kiblat ekonomi global tak begitu buruk.

“Baru tadi malam saya lihat dan baca, Amerika Serikat kuartal ke-IV-nya memang melemah, tapi tidak sedalam yang diperkirakan. Jadi kita akan lihat bagaimana perkembangan ekonomi dunia,” ujarnya di hadapan para pengusaha di Cikarang, Jawa Barat, Jumat (27/1).

Ia mengakui bahwa di tahun 2022 lalu, Managing Director Internasional Monetary Fund (IMF) telah menyampaikan bahwa di tahun ini ekonomi global terancam dekat dengan jurang resesi.

Hal itu juga yang kemudian sering dikutip oleh Presiden Joko Widodo tempo lalu. Namun begitu, Sri menyatajan bahwa perkembangan gingga saat ini terlihat sedikit lebih baik. “Kalau kita lihat Eropa, juga saya lihat kondisinya, PMI-nya itu mereka sudah masuk ke tahapan ekspansi, ini ada harapan,” terangnya.

Namun begitu, ia mengakui bahwa tantangan ekonomi global masih terus menghantui. Pihaknya masih akan terus waspada dengan perkiraan IMF yang mengatakan bahwa 40 persen ekonomi dunia akan memasuki jurang resesi tahun ini. “Ini artinya banyak negara negara yang growthnya akan negatif,” ungkapnya.

Oleh karena itu, ia Sri memastikan bahwa APBN dan instrumen fiskal d Indonesia akan terus menjaga pemulihan ekonomi negara. Ia optimistis lantaran warga Indonesia telah mampu menghadapi pandemi Covid-19 yang memukul cukup keras perekonomian dunia.

“Dan kita juga waspada bahwa tantangan belum dan tidak akan berhenti. Oleh karena itu, kita terus mendorong instrumen fiskal kita, perpajakan bea dan cukai akan terus melalukan kerjanya,” pungkasnya. (jpc/ram)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Menteri Keuangan Sri Mulyani membawa sinyal bahwa kemungkinan resesi ekonomi batal terjadi di tahun 2023. Hal itu ia sampaikan setelah melihat bahwa tingkat perkembangan ekonomi di Amerika Serikat yang menjadi kiblat ekonomi global tak begitu buruk.

“Baru tadi malam saya lihat dan baca, Amerika Serikat kuartal ke-IV-nya memang melemah, tapi tidak sedalam yang diperkirakan. Jadi kita akan lihat bagaimana perkembangan ekonomi dunia,” ujarnya di hadapan para pengusaha di Cikarang, Jawa Barat, Jumat (27/1).

Ia mengakui bahwa di tahun 2022 lalu, Managing Director Internasional Monetary Fund (IMF) telah menyampaikan bahwa di tahun ini ekonomi global terancam dekat dengan jurang resesi.

Hal itu juga yang kemudian sering dikutip oleh Presiden Joko Widodo tempo lalu. Namun begitu, Sri menyatajan bahwa perkembangan gingga saat ini terlihat sedikit lebih baik. “Kalau kita lihat Eropa, juga saya lihat kondisinya, PMI-nya itu mereka sudah masuk ke tahapan ekspansi, ini ada harapan,” terangnya.

Namun begitu, ia mengakui bahwa tantangan ekonomi global masih terus menghantui. Pihaknya masih akan terus waspada dengan perkiraan IMF yang mengatakan bahwa 40 persen ekonomi dunia akan memasuki jurang resesi tahun ini. “Ini artinya banyak negara negara yang growthnya akan negatif,” ungkapnya.

Oleh karena itu, ia Sri memastikan bahwa APBN dan instrumen fiskal d Indonesia akan terus menjaga pemulihan ekonomi negara. Ia optimistis lantaran warga Indonesia telah mampu menghadapi pandemi Covid-19 yang memukul cukup keras perekonomian dunia.

“Dan kita juga waspada bahwa tantangan belum dan tidak akan berhenti. Oleh karena itu, kita terus mendorong instrumen fiskal kita, perpajakan bea dan cukai akan terus melalukan kerjanya,” pungkasnya. (jpc/ram)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/