26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Pasukan Inggris Sudah Masuk Libya

Koalisi Terpecah soal Cara Akhiri Perang

TRIPOLI – Kabar bahwa pasukan koalisi kini mempertimbangkan opsi serbuan darat untuk menumbangkan rezim Muammar Kadhafi, tampaknya, bukan sekadar isapan jempol. Itu terbukti dengan telah diterjunkannya ratusan personel pasukan khusus Inggris di salah satu wilayah Libya.

Mengutip sumber-sumber di pemerintahan Perdana Menteri David Cameron, Daily Mail kemarin melaporkan bahwa 250 serdadu Inggris yang sudah berada di Libya itu diambilkan dari dua kesatuan elite. Yaitu, Special Air Service (SAS), pasukan khusus dari angkatan udara; dan Special Boat Service (SBS), skuad andalan angkatan laut.

Mereka bahkan telah disusupkan ke Libya sejak sebelum zona larangan terbang diterapkan pekan lalu. Namun, Daily Mail tidak menyebut lokasi persis para tentara Inggris itu. Yang pasti, makanan dan amunisi untuk mereka disuplai dari udara melalui Siprus.  Direncanakan, jumlah tentara negeri monarki konstitusional itu di Libya ditambah seratus personel lagi dalam beberapa hari ke depan. Pasukan tambahan tersebut diambilkan dari Special Forces Support Group.
”Itu menandakan bahwa pasukan koalisi akan meningkatkan tempo operasi militer,” ujar sumber Daily Mail.

Masih ada 800 serdadu Angkatan Laut Inggris yang juga disiagakan. Sewaktu-waktu, mereka bakal diterjunkan ke Libya. Tetapi, pengiriman mereka lebih bertujuan membantu distribusi bantuan.
Memang belum ada konfirmasi dari militer Inggris maupun kubu koalisi tentang penempatan ratusan personel pasukan khusus Inggris di Libya itu. Namun, Senin lalu (21/3) kepada BBC, Menteri Pertahanan Inggris William Hague mengatakan bahwa opsi serbuan darat seperti yang dilakukan di Iraq tetap belum dihapus dari agenda.

Pada hari yang sama, dari Washington, Kepala Staf Gabungan Militer Amerika Serikat Laksamana Mike Mullen mengisyaratkan hal senada. “Adalah suatu kebodohan kalau menghapus salah satu opsi (penyelesaian masalah di Libya),” katanya dalam acara Meet the Press di kanal televisi NBC.
Wajar kalau koalisi mempertimbangkan opsi invasi darat itu. Sebab, pasukan pemberontak sulit diharapkan untuk melucuti loyalis Kadhafi. Mereka tertahan di Benghazi, bagian timur Libya.

Selain itu, kendati digempur tiap hari dari udara selama enam hari terakhir, toh Kadhafi dan pasukannya terbukti masih bisa bertahan. Diserang saat siang, mereka balik menggempur basis-basis pertahanan pemberontak kala malam. (c11/ttg/jpnn)

Koalisi Terpecah soal Cara Akhiri Perang

TRIPOLI – Kabar bahwa pasukan koalisi kini mempertimbangkan opsi serbuan darat untuk menumbangkan rezim Muammar Kadhafi, tampaknya, bukan sekadar isapan jempol. Itu terbukti dengan telah diterjunkannya ratusan personel pasukan khusus Inggris di salah satu wilayah Libya.

Mengutip sumber-sumber di pemerintahan Perdana Menteri David Cameron, Daily Mail kemarin melaporkan bahwa 250 serdadu Inggris yang sudah berada di Libya itu diambilkan dari dua kesatuan elite. Yaitu, Special Air Service (SAS), pasukan khusus dari angkatan udara; dan Special Boat Service (SBS), skuad andalan angkatan laut.

Mereka bahkan telah disusupkan ke Libya sejak sebelum zona larangan terbang diterapkan pekan lalu. Namun, Daily Mail tidak menyebut lokasi persis para tentara Inggris itu. Yang pasti, makanan dan amunisi untuk mereka disuplai dari udara melalui Siprus.  Direncanakan, jumlah tentara negeri monarki konstitusional itu di Libya ditambah seratus personel lagi dalam beberapa hari ke depan. Pasukan tambahan tersebut diambilkan dari Special Forces Support Group.
”Itu menandakan bahwa pasukan koalisi akan meningkatkan tempo operasi militer,” ujar sumber Daily Mail.

Masih ada 800 serdadu Angkatan Laut Inggris yang juga disiagakan. Sewaktu-waktu, mereka bakal diterjunkan ke Libya. Tetapi, pengiriman mereka lebih bertujuan membantu distribusi bantuan.
Memang belum ada konfirmasi dari militer Inggris maupun kubu koalisi tentang penempatan ratusan personel pasukan khusus Inggris di Libya itu. Namun, Senin lalu (21/3) kepada BBC, Menteri Pertahanan Inggris William Hague mengatakan bahwa opsi serbuan darat seperti yang dilakukan di Iraq tetap belum dihapus dari agenda.

Pada hari yang sama, dari Washington, Kepala Staf Gabungan Militer Amerika Serikat Laksamana Mike Mullen mengisyaratkan hal senada. “Adalah suatu kebodohan kalau menghapus salah satu opsi (penyelesaian masalah di Libya),” katanya dalam acara Meet the Press di kanal televisi NBC.
Wajar kalau koalisi mempertimbangkan opsi invasi darat itu. Sebab, pasukan pemberontak sulit diharapkan untuk melucuti loyalis Kadhafi. Mereka tertahan di Benghazi, bagian timur Libya.

Selain itu, kendati digempur tiap hari dari udara selama enam hari terakhir, toh Kadhafi dan pasukannya terbukti masih bisa bertahan. Diserang saat siang, mereka balik menggempur basis-basis pertahanan pemberontak kala malam. (c11/ttg/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/