26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Sukses Itu, Berguna Bagi Sesama

Ir Andi Atmoko H Panggabean, Pengusaha dan Tokoh Pemuda Medan

Ukuran kesuksesan, bukan hanya dinilai dari harta dan uang yang berlimpah. Baiknya, sukses itu terlihat dari besarnya manfaat yang diberikan individu bagi keluarga, lingkungan sekitar, bahkan bagi bangsa dan negara. Setidaknya, lebih mulia orang yang meletakkan tangannya di atas ketimbang selalu menempatkan tangannya di bawah.

Ya, filosofi inilah yang selalu dipegang dan dikedepankan sosok Ir Andi Atmoko H Panggabean. Pria kelahiran Pematangsiantar, 12 Maret 1970 silam ini pun merasa nyaman atas apa yang telah direngkuhnya. Kondisi ekonomi mapan,  keluarga bahagia, serta interaksi sosial yang terjalin secara apik dari berbagai elemen masyarakat.

“Hidup saya mengalir saja seperti air. Dan apa yang saya peroleh saat ini, sangat saya syukuri. Sukses itu dalam maindset saya, bisa berguna dan membantu orang-orang yang ada di sekeliling kita yang mengalami dan merasakan kesusahan,” ungkap pria yang akrab disapa Moko ini ketika berbincang dengan Sumut Pos, Kamis (8/2).

Berbicara perjalanan hidup, alumni Fakultas Teknik Jurusan Manajemen Industri Universitas Sumatera Utara (USU) lantas mengurainya. Ia menempuh pendidikan dasar di SDN 1 PTPN 8 (sebelum merger menjadi PTPN IV, Red), di Bahbirong Ulu, 1975-1981, kemudian menapaki pendidikan lanjutan di SMPN 4 Siantar Tahun 1981-1984, selanjutnya di SMAN 2 Siantar sampai menamatkan studi di Fakultas Teknik USU pada 1992 silam, dirinya tidak pernah bercita-cita seperti layaknya anak-anak dan remaja-remaja pada umumnya.

“Saat kuliah, pola pikir kita terus terpacu. Dari bangku kuliah inilah, saya mendapati jika untuk menikmati dan menyelami kehidupan di dunia ini bukan hanya dari satu aspek, tapi banyak sisi. Jika anak-anak atau remaja-remaja pada umumnya, bercita-cita ingin jadi dokter, guru, pilot dan lain sebagainya, saya tidak pernah mencantumkan itu dalam kamus hidup saya. Bahkan itu sejak kecil. Saya hanya berpikir, bagaimana caranya menjadi orang yang sukses. Sukses dari berbagai aspek,” tutur ayah dua putra dan satu putri ini.

Dikatakan pria yang sempat melakoni profesi sebagai penyiar di Radio Didranusa 103 FM dari 1990 sampai 1998 tersebut, dirinya juga berkecimpung di sejumlah organisasi kepemudaan dan organisasi sosial kemasyarakatan (Ormas) serta partai politik, dirinya juga berprofesi sebagai pengusaha property.

“Ya seperti yang saya bilang tadi, perjalanan hidup saya bak air mengalir saja. Dengan kesibukan seperti ini, saya tidak merasa terbebani. Misalnya, sebagai pengusaha sering banyak investor yang ingin bekerjasama dan tidak terlayani. Tapi saya tidak menyesalkan itu.  Syukurnya, usaha saya sudah seattle. Intinya, cintailah pekerjaan kita, supaya kita nyaman dengan pekerjaan itu,” cetus suami Aflina Desianty Yusren SH (35) ini.

Pria yang sempat mendapat pengajaran saat di bangku kuliah, oleh Gatot Pujo Nugroho yang saat ini menjabat Pelaksana Tugas (Plt) Gubsu, selalu memegang teguh dan menjalankan prinsip, sampai saat ini. Prinsip itu terealisasi saat dirinya sempat menjabat sebagai Marketing Manager pada usia 25 tahun, sekira 1995 di perusahaan property milik tokoh Sumut Yopie S Batubara, PT IRA.

“Di tahun-tahun itu, saya diberi kepercayaan Pak Yopie Batubara sebagai Marketing Manager di usia saya 25 tahun. Saya juga saat itu masih menjadi penyiar. Kepercayaan yang diberikan di usia relatif muda. Padahal saat itu ada yang lebih senior dari saya. Pada 1998, saat resesi ekonomi yang melanda dunia, perusahaan meminta saya bisa memberi income  Rp3 miliar per bulan. Saya terus berpikir untuk merealisasikan target itu. Saya mengubah pola marketing konvensional dengan mengalihkan fokus pemasaran kepada pengusaha lokal ke para pengusaha asing. Perdagangan internasional saat itu menggunakan dolar, yang kursnya mencapai Rp15 ribu lebih. Akhirnya target itu tercapai. Itu bukti selalu ada pengecualian di hukum alam,” urai pria yang juga sempat menjabat direktur salah satu perusahaan milik Ciputra Grup di Medan.

Berbicara mengenai organisasi, pria yang kerap menjadi utusan sekolah saat mengikuti lomba cerdas cermat tingkat SD di Siantar tersebut, menjadikan organisasi menjadi salah satu bagian terpenting dalam hidupnya.

Eksistensinya di organisasi dimulai dari menjadi pengurus Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) sejak SD hingga SMA. Kemudian, saat kuliah masuk dalam organisasi pengajian dakwah.

Di Tahun 1999, anak pertama dari empat bersaudara pasangan, Daulat Panggabean dan Hj Nurmala Nasution ini, terjun bebas di salah satu Organisasi Kemasyarakatan dan Kepemudaan (OKP), Yakni Ikatan Pemuda Karya (IPK) Sumut, dan diberi kepercayaan menjadi Wakil Sekjen DPP IPK mendampingi Budi Panggabean dari Tahun 2011 sampai sekarang.

Sempat diberi kepercayaan menjadi Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Medan dari Tahun 2005-2009, dan saat ini menjabat sebagai Ketua Majelis Pembina Indonesia (MPI) KNPI Kota Medan dan saat ini juga menjabat sebagai Wakil Ketua III Bidang Pangkajian dan Strategi Partai Golkar Medan 2010-2015, serta banyak lagi jejak organisasi yang dijalaninya.

Dari semua perjalanan organisasi itu, banyak hal yang menggerus hati dan pikirannya, bila dihadapkan pada realita kehidupan yang dihadapi masyarakat dan rakyat, khususnya pemuda di Medan, Sumut dan bahkan Indonesia.

Diungkapkan pria yang masuk ke Fakultas Teknik, Jurusan Manajemen Industri USU melalui jalur Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK) tersebut menilai, saat ini bangsa ini sudah menjelman sebagai bangsa bar-bar. Bangsa yang tidak lagi punya welas asih, bangsa yang suka berjibaku dengan konflik.

Khusus untuk pemuda, latarbelakang yang memyebabkan para pemuda bertindak anarkis dan sebagainya, tidak lain dan tidak bukan karena masalah ekonomi, pengangguran, pola pikir serta kurangnya pembinaan yang terskema dan berkesimabungan dari pemerintah, khususnya oleh KNPI sebagai wadah yang menaungi kepemudaan.

Untuk itu, KNPI sebaiknya membuat dan memberikan satu program riil dalam pembinaan ke arah yang lebih baik.

“Perjalanan saya di organisasi sempat diberi amanah sebagai Wakil Sekjen DPP IPK mendampingi Abangda Budi Panggabean. Sekarang sudah seperti bangsa bar-bar. Nilai-nilai welas asih sebagai bangsa timur, sudah hilang. Setiap hari ada demo, ada kerusuhan, perkelahian dan semuanya. Saya pribadi miris dengan itu. KNPI sebagai wadah pemuda, saya pikir harus bisa berbuat lebih dalam sisi pembinaan pemuda. Buat dan realisasikan program pembinaan, dan dengan catatan harus dilakukan secara berkesinambungan. Pemerintah juga harus fokus melakukan pembinaan kepada masyarakat dan pemuda ke arah yang lebih baik. Agar kita kembali menjadi bangsa yang dikenal dengan ramah tamahnya, welas asih, bersifat kekeluargan dan sebagainya. Tanpa mengecilkan organisasi lainnya, menurut saya KNPI merupakan laboratorium bagi saya untuk lebih memaknai hidup dan realita yang ada,” cetusnya.

Obsesi Moko dalam kehidupannya ke depan adalah membantu dan berbagi dengan masyarakat dan rakyat, yang membutuhkan uluran tangan.

“Saya ingin selalu meletakkan tangan saya di atas. Karena tangan di atas itu lebih baik dari tangan yang di bawah. Saya pikir, andai semua orang kaya di Indonesia ini menyisihkan sebagian kecil saja harta mereka untuk masyarakat Indonesia, saya pikir tidak ada lagi masyarakat miskin di Indonesia. Kita lihat, banyak hal-hal yang terkesan percuma yang dilakukan para orang-orang kaya di Indonesia. Ya, lihat saja di Medan. Banyak rumah-rumah yang besar-besar, tapi kalau kita ke dalam rumah itu yang memempati nanti hanya pembantu, paling dua sampai tiga orang. Yang punya rumah katakanlah sebulan sekali atau berapa bulan sekali,” kritik pria yang  sempat kuliah sambil kerja ini. (ari)

Keluarga Tempat Me-Nol-kan Segala Pikiran

Seberapa penting arti keluarga bagi ayah Anantha Thariq Panggabean (11), Rafi Bhagawanta Panggabean (9) dan Makayla Anlifia Fasya Panggabean (5) ini?

Menurutnya, keluarga adalah hal yang terpenting bagi dirinya. Keluarga mendapatkan posisi paling atas dalam hidupnya.

Moko “mengharamkan” dirinya, untuk membawa dan menceritakan masalah yang dihadapinya di dalam keluarga dan rumah tangga. Ia bertekad ingin selalu melihat, istri dan ketiga buah hatinya serta keluarganya tersenyum dan bahagia.

“Sebagai manusia, apalagi saya yang lebih suka kerja di lapangan ketimbang duduk di belakang meja, secara kodrati tidak pernah terlepas dari masalah. Jangan pernah sekalipun membawa masalah di kerjaan atau dimanapun di rumah dan keluarga. Rumah dan keluarga itu, tempat me-nol-kan pikiran. Kalau saya mengibaratkan, rumah dan keluarga itu tempat mengecas batere. Dan kita juga harus sadar, di rumah itu kita bisa banyak mendapatkan ide. Maka dari itu, keluarga bagi saya adalah prioritas utama,” tutup pria yang berdomisili di Komplek Bumi Asri Blok G No.2011 ini.(ari)

DATA DIRI:

  • Nama                    : Ir Andi Atmoko H Panggabean
  • Kelahiran            : Siantar, 12 Maret 1970
  • Agama                  : Islam
  • Alamat                  : Komplek Bumi Asri Blok G No.2011
  • Istri                        : Aflina Desianty Yusren SH (35)

Anak :

  1. Anantha Thariq Panggabean (11),
  2. Rafi Bhagawanta Panggabean (9),
  3. Makayla Anlifia Fasya Panggabean (5)

Orangtua  :

  • Ayah : Daulat Panggabean
  • Ibu : Hj Nurmala Nasution

Pendidikan

  • 1975-1981                            SDN I PTPN 8 Bahbirong Ulu Siantar
  • 1981-1984                            SMPN 4 Siantar
  • 1984-1987                            SMAN 2 Siantar
  • 1987-1991                            Fakultas Teknik, Jurusan Manajemen Industri USU

Karier:

  • Penyiar Radio Dranusa 1990-1998
  • Marketing Manager PT IRA 1995-1999
  • Direktur Perusahaan Grup Ciputra Cabang Medan
  • Pengusaha Property Sampai Sekarang

Organisasi

  • Lembaga Pengajian Dakwah USU
  • Anggota Ikatan Pemuda Karya (IPK) Sumut sejak 1999
  • Wakil Sekretaris (Wasek) IPK Sumut : 2009-2010
  • Sekretaris IPK Sumut : 2010-2011
  • Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) IPK : 2011- sekarang
  • Bendahara Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Medan : 2002-2005
  • Ketua KNPI Medan : 2005-2009
  • Ketua Majelis Pemuda Indonesia (MPI) KNPI Medan : 2009- sekarang
  • Wakil Ketua Sentra Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) Sumut : 2010-2015
  • Wakil Ketua III Bidang Pengkajian dan Strategi Partai Golkar Medan : 2010-2015
  • Dst

 

Ir Andi Atmoko H Panggabean, Pengusaha dan Tokoh Pemuda Medan

Ukuran kesuksesan, bukan hanya dinilai dari harta dan uang yang berlimpah. Baiknya, sukses itu terlihat dari besarnya manfaat yang diberikan individu bagi keluarga, lingkungan sekitar, bahkan bagi bangsa dan negara. Setidaknya, lebih mulia orang yang meletakkan tangannya di atas ketimbang selalu menempatkan tangannya di bawah.

Ya, filosofi inilah yang selalu dipegang dan dikedepankan sosok Ir Andi Atmoko H Panggabean. Pria kelahiran Pematangsiantar, 12 Maret 1970 silam ini pun merasa nyaman atas apa yang telah direngkuhnya. Kondisi ekonomi mapan,  keluarga bahagia, serta interaksi sosial yang terjalin secara apik dari berbagai elemen masyarakat.

“Hidup saya mengalir saja seperti air. Dan apa yang saya peroleh saat ini, sangat saya syukuri. Sukses itu dalam maindset saya, bisa berguna dan membantu orang-orang yang ada di sekeliling kita yang mengalami dan merasakan kesusahan,” ungkap pria yang akrab disapa Moko ini ketika berbincang dengan Sumut Pos, Kamis (8/2).

Berbicara perjalanan hidup, alumni Fakultas Teknik Jurusan Manajemen Industri Universitas Sumatera Utara (USU) lantas mengurainya. Ia menempuh pendidikan dasar di SDN 1 PTPN 8 (sebelum merger menjadi PTPN IV, Red), di Bahbirong Ulu, 1975-1981, kemudian menapaki pendidikan lanjutan di SMPN 4 Siantar Tahun 1981-1984, selanjutnya di SMAN 2 Siantar sampai menamatkan studi di Fakultas Teknik USU pada 1992 silam, dirinya tidak pernah bercita-cita seperti layaknya anak-anak dan remaja-remaja pada umumnya.

“Saat kuliah, pola pikir kita terus terpacu. Dari bangku kuliah inilah, saya mendapati jika untuk menikmati dan menyelami kehidupan di dunia ini bukan hanya dari satu aspek, tapi banyak sisi. Jika anak-anak atau remaja-remaja pada umumnya, bercita-cita ingin jadi dokter, guru, pilot dan lain sebagainya, saya tidak pernah mencantumkan itu dalam kamus hidup saya. Bahkan itu sejak kecil. Saya hanya berpikir, bagaimana caranya menjadi orang yang sukses. Sukses dari berbagai aspek,” tutur ayah dua putra dan satu putri ini.

Dikatakan pria yang sempat melakoni profesi sebagai penyiar di Radio Didranusa 103 FM dari 1990 sampai 1998 tersebut, dirinya juga berkecimpung di sejumlah organisasi kepemudaan dan organisasi sosial kemasyarakatan (Ormas) serta partai politik, dirinya juga berprofesi sebagai pengusaha property.

“Ya seperti yang saya bilang tadi, perjalanan hidup saya bak air mengalir saja. Dengan kesibukan seperti ini, saya tidak merasa terbebani. Misalnya, sebagai pengusaha sering banyak investor yang ingin bekerjasama dan tidak terlayani. Tapi saya tidak menyesalkan itu.  Syukurnya, usaha saya sudah seattle. Intinya, cintailah pekerjaan kita, supaya kita nyaman dengan pekerjaan itu,” cetus suami Aflina Desianty Yusren SH (35) ini.

Pria yang sempat mendapat pengajaran saat di bangku kuliah, oleh Gatot Pujo Nugroho yang saat ini menjabat Pelaksana Tugas (Plt) Gubsu, selalu memegang teguh dan menjalankan prinsip, sampai saat ini. Prinsip itu terealisasi saat dirinya sempat menjabat sebagai Marketing Manager pada usia 25 tahun, sekira 1995 di perusahaan property milik tokoh Sumut Yopie S Batubara, PT IRA.

“Di tahun-tahun itu, saya diberi kepercayaan Pak Yopie Batubara sebagai Marketing Manager di usia saya 25 tahun. Saya juga saat itu masih menjadi penyiar. Kepercayaan yang diberikan di usia relatif muda. Padahal saat itu ada yang lebih senior dari saya. Pada 1998, saat resesi ekonomi yang melanda dunia, perusahaan meminta saya bisa memberi income  Rp3 miliar per bulan. Saya terus berpikir untuk merealisasikan target itu. Saya mengubah pola marketing konvensional dengan mengalihkan fokus pemasaran kepada pengusaha lokal ke para pengusaha asing. Perdagangan internasional saat itu menggunakan dolar, yang kursnya mencapai Rp15 ribu lebih. Akhirnya target itu tercapai. Itu bukti selalu ada pengecualian di hukum alam,” urai pria yang juga sempat menjabat direktur salah satu perusahaan milik Ciputra Grup di Medan.

Berbicara mengenai organisasi, pria yang kerap menjadi utusan sekolah saat mengikuti lomba cerdas cermat tingkat SD di Siantar tersebut, menjadikan organisasi menjadi salah satu bagian terpenting dalam hidupnya.

Eksistensinya di organisasi dimulai dari menjadi pengurus Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) sejak SD hingga SMA. Kemudian, saat kuliah masuk dalam organisasi pengajian dakwah.

Di Tahun 1999, anak pertama dari empat bersaudara pasangan, Daulat Panggabean dan Hj Nurmala Nasution ini, terjun bebas di salah satu Organisasi Kemasyarakatan dan Kepemudaan (OKP), Yakni Ikatan Pemuda Karya (IPK) Sumut, dan diberi kepercayaan menjadi Wakil Sekjen DPP IPK mendampingi Budi Panggabean dari Tahun 2011 sampai sekarang.

Sempat diberi kepercayaan menjadi Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Medan dari Tahun 2005-2009, dan saat ini menjabat sebagai Ketua Majelis Pembina Indonesia (MPI) KNPI Kota Medan dan saat ini juga menjabat sebagai Wakil Ketua III Bidang Pangkajian dan Strategi Partai Golkar Medan 2010-2015, serta banyak lagi jejak organisasi yang dijalaninya.

Dari semua perjalanan organisasi itu, banyak hal yang menggerus hati dan pikirannya, bila dihadapkan pada realita kehidupan yang dihadapi masyarakat dan rakyat, khususnya pemuda di Medan, Sumut dan bahkan Indonesia.

Diungkapkan pria yang masuk ke Fakultas Teknik, Jurusan Manajemen Industri USU melalui jalur Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK) tersebut menilai, saat ini bangsa ini sudah menjelman sebagai bangsa bar-bar. Bangsa yang tidak lagi punya welas asih, bangsa yang suka berjibaku dengan konflik.

Khusus untuk pemuda, latarbelakang yang memyebabkan para pemuda bertindak anarkis dan sebagainya, tidak lain dan tidak bukan karena masalah ekonomi, pengangguran, pola pikir serta kurangnya pembinaan yang terskema dan berkesimabungan dari pemerintah, khususnya oleh KNPI sebagai wadah yang menaungi kepemudaan.

Untuk itu, KNPI sebaiknya membuat dan memberikan satu program riil dalam pembinaan ke arah yang lebih baik.

“Perjalanan saya di organisasi sempat diberi amanah sebagai Wakil Sekjen DPP IPK mendampingi Abangda Budi Panggabean. Sekarang sudah seperti bangsa bar-bar. Nilai-nilai welas asih sebagai bangsa timur, sudah hilang. Setiap hari ada demo, ada kerusuhan, perkelahian dan semuanya. Saya pribadi miris dengan itu. KNPI sebagai wadah pemuda, saya pikir harus bisa berbuat lebih dalam sisi pembinaan pemuda. Buat dan realisasikan program pembinaan, dan dengan catatan harus dilakukan secara berkesinambungan. Pemerintah juga harus fokus melakukan pembinaan kepada masyarakat dan pemuda ke arah yang lebih baik. Agar kita kembali menjadi bangsa yang dikenal dengan ramah tamahnya, welas asih, bersifat kekeluargan dan sebagainya. Tanpa mengecilkan organisasi lainnya, menurut saya KNPI merupakan laboratorium bagi saya untuk lebih memaknai hidup dan realita yang ada,” cetusnya.

Obsesi Moko dalam kehidupannya ke depan adalah membantu dan berbagi dengan masyarakat dan rakyat, yang membutuhkan uluran tangan.

“Saya ingin selalu meletakkan tangan saya di atas. Karena tangan di atas itu lebih baik dari tangan yang di bawah. Saya pikir, andai semua orang kaya di Indonesia ini menyisihkan sebagian kecil saja harta mereka untuk masyarakat Indonesia, saya pikir tidak ada lagi masyarakat miskin di Indonesia. Kita lihat, banyak hal-hal yang terkesan percuma yang dilakukan para orang-orang kaya di Indonesia. Ya, lihat saja di Medan. Banyak rumah-rumah yang besar-besar, tapi kalau kita ke dalam rumah itu yang memempati nanti hanya pembantu, paling dua sampai tiga orang. Yang punya rumah katakanlah sebulan sekali atau berapa bulan sekali,” kritik pria yang  sempat kuliah sambil kerja ini. (ari)

Keluarga Tempat Me-Nol-kan Segala Pikiran

Seberapa penting arti keluarga bagi ayah Anantha Thariq Panggabean (11), Rafi Bhagawanta Panggabean (9) dan Makayla Anlifia Fasya Panggabean (5) ini?

Menurutnya, keluarga adalah hal yang terpenting bagi dirinya. Keluarga mendapatkan posisi paling atas dalam hidupnya.

Moko “mengharamkan” dirinya, untuk membawa dan menceritakan masalah yang dihadapinya di dalam keluarga dan rumah tangga. Ia bertekad ingin selalu melihat, istri dan ketiga buah hatinya serta keluarganya tersenyum dan bahagia.

“Sebagai manusia, apalagi saya yang lebih suka kerja di lapangan ketimbang duduk di belakang meja, secara kodrati tidak pernah terlepas dari masalah. Jangan pernah sekalipun membawa masalah di kerjaan atau dimanapun di rumah dan keluarga. Rumah dan keluarga itu, tempat me-nol-kan pikiran. Kalau saya mengibaratkan, rumah dan keluarga itu tempat mengecas batere. Dan kita juga harus sadar, di rumah itu kita bisa banyak mendapatkan ide. Maka dari itu, keluarga bagi saya adalah prioritas utama,” tutup pria yang berdomisili di Komplek Bumi Asri Blok G No.2011 ini.(ari)

DATA DIRI:

  • Nama                    : Ir Andi Atmoko H Panggabean
  • Kelahiran            : Siantar, 12 Maret 1970
  • Agama                  : Islam
  • Alamat                  : Komplek Bumi Asri Blok G No.2011
  • Istri                        : Aflina Desianty Yusren SH (35)

Anak :

  1. Anantha Thariq Panggabean (11),
  2. Rafi Bhagawanta Panggabean (9),
  3. Makayla Anlifia Fasya Panggabean (5)

Orangtua  :

  • Ayah : Daulat Panggabean
  • Ibu : Hj Nurmala Nasution

Pendidikan

  • 1975-1981                            SDN I PTPN 8 Bahbirong Ulu Siantar
  • 1981-1984                            SMPN 4 Siantar
  • 1984-1987                            SMAN 2 Siantar
  • 1987-1991                            Fakultas Teknik, Jurusan Manajemen Industri USU

Karier:

  • Penyiar Radio Dranusa 1990-1998
  • Marketing Manager PT IRA 1995-1999
  • Direktur Perusahaan Grup Ciputra Cabang Medan
  • Pengusaha Property Sampai Sekarang

Organisasi

  • Lembaga Pengajian Dakwah USU
  • Anggota Ikatan Pemuda Karya (IPK) Sumut sejak 1999
  • Wakil Sekretaris (Wasek) IPK Sumut : 2009-2010
  • Sekretaris IPK Sumut : 2010-2011
  • Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) IPK : 2011- sekarang
  • Bendahara Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Medan : 2002-2005
  • Ketua KNPI Medan : 2005-2009
  • Ketua Majelis Pemuda Indonesia (MPI) KNPI Medan : 2009- sekarang
  • Wakil Ketua Sentra Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) Sumut : 2010-2015
  • Wakil Ketua III Bidang Pengkajian dan Strategi Partai Golkar Medan : 2010-2015
  • Dst

 

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/