Indra Sakti Harahap Institute Gelar Seminar Pembinaan Pemain Sepak Bola Usia Dini
Sebagai wujud kepedulian terhadap pembinaan sepak bola, Indra Sakti Harahap Institut (ISHI) bekerjasama dengan Asosiasi Sekolah Sepak bola Indonesia (ASSBI) Sumut, Forum Komunikasi Pelatih Sepak Bola Sumatera Utara (FKPSBSU) dan PT Revell Indonesia menggelar Seminar Pembinaan Pemain Sepak bola Usia Dini di Hotel Royal Perintis, Sabtu (10/3).
SEMINAR sepak bola ini dibuka pimpinan ISHI yang juga Pembina SSB Cikal Garuda dan Ketua ICMI Kota Medan, Indra Sakti Harahap ST MSi. Pembicara dalam seminar ini yakni praktisi kesehatan olahraga dari KONI Jawa Barat dr Chandra W MKes, Mantan Sekretaris Persitas Padang Sidempuan yang juga Ketua Yayasan Prestasi Lansia Sumut H Sanggup Purba, Ketua FKPSBSU Legirin, Pengurus ASSBI Sumut Jhoni Rakasiwi.
Indra Sakti Harahap ST MSi mengemukakan, pembinaan pemain sepak bola usia muda berusia 12 tahun melalui SSB diharapkan mampu menjadikan pemain kawakan yang berprestasi di tingkat regional, nasional dan internasional.
‘’Karenanya ISHI bekerjasama dengan pengurus dan pelatih sepak bola menggelar seminar untuk mengantar adik-adik yang berlatih di SSB menjadi pemain internasional,’’ kata Indra Sakti yang juga Kepala Badan Riset Ketahanan Nasional (BRKN) Sumut tersebut.
Tokoh muda asal Langkat kelahiran 1 Oktober 1970 ini menggambarkan Indonesia dengan jumlah penduduk sebanyak 250 juta jiwa belum memiliki kesebelasan yang berprestasi di kancah internasional. ‘’Ini menjadi pekerjaan rumah bagi kita semua terutama dalam menghasilkan pemain sepak bola berkualitas dari Sumut. Sekolah sepak bola akan menerapkan kurikulum sehingga anak-anak SSB memiliki kelebihan. Konsumsi gizi pemain sepak bola harus mencukupi dan terukur,’’ katanya.
Mahasiswa Program Doktoral Universitas Sumatera Utara (USU) ini yakin menjadi pemain dan pelatih sepak bola menjanjikan dari segi kesejahteraan. ‘
‘Seminar dan dialog pembinaan sepak bola ini diharapkan tak terhenti sekali ini aja karena olahraga ini begitu memasyarakat dan menjadi karir sepak bola yang tidak lagi disepelekan kalau dibangun dengan baik. Ada pelatih yang melatih 8 bulan, dapat Rp178 Miliar yang melebihi pensiun presiden atau gubernur,’’ katanya.
dr Chandra, dokter kesehatan KONI Jabar mengungkapkan dalam meningkatkan kualitas pemain sepak bola juga harus memperhatikan asupan mineral, vitamin dan gizi. Sebab, lanjut dia, tanpa dukungan mineral, vitamin dan gizi justru membuat gangguan pada tubuh atlet tersebut. Ia menyebut keberadaan mineral seperti Natrium, Kalium, Chlorida, Besi, Calsium dan Zink serta vitamin Thiamin, riboflavin, antioxidants A, C, E, B12 dan D sangat dibutuhkan tubuh.
‘’Nutrisi yang baik untuk meningkatkan kinerja, mengurangi risiko cedera.. Nutrisi tidak baik menyebabkan berat badan turun, kekuatan berkurang, lesu, linu, infeksi pernafasan dan performance turun. Vitamin dan mineral memberikan atlet energi ekstra yang dibutuhkan saat bertanding,’’ jelas Chandra.
Sedangkan Mantan Sekretaris Persitas Padang Sidimpuan yang juga Ketua Yayasan Prestasi Lansia Sumut H Sanggup Purba berbagi pengalaman pembinaan sepak bola di kota salak. ‘’Persitas semasa dipimpin Bupati Tapanuli Selatan Nurdin Nasution, orangtua Pangkostrad Letjen AY Nasution, mampu berprestasi,” kenangnya. (*)