29 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Ternyata Gosip Mengurangi Stres Wanita

Penelitian mengungkapkan bahwa seorang wanita lebih bahagia dan sehat jika dia menikmati obrolan gosip dengan teman perempuannya karena meningkatkan kadar progesteron, hormon yang ditunjukkan untuk mengurangi tingkat kecemasan dan stres.

Gosip, bergunjing atau membicarakan orang lain sudah menjadi kebiasaan sejak zaman manusia kuno. Meski kerap diasosiasikan dengan hal negatif gosip ternyata punya efek positif untuk kesehatan manusia.

Para ilmuwan di University of Michigan, mengatakan progesteron memainkan bagian penting dalam ikatan sosial dan juga membuat wanita lebih bersedia untuk membantu orang lain dalam kesulitan, bahkan jika itu berarti mempertaruhkan nyawa mereka sendiri.

“Banyak hormon yang terlibat dalam ikatan dan membantu memimpin perilaku untuk pengurangan stres dan kecemasan,” kata Profesor Stephanie Brown. “Sekarang kita melihat bahwa tingkat progesteron yang lebih tinggiakibat efek ini (gosip).”

Progesteron adalah hormon yang diproduksi oleh indung telur pada wanita. Antara lain, mempersiapkan rahim untuk kehamilan, melawan infeksi dan menghentikan produksi berlebihan dari estrogen yang dapat meningkatkan risiko kanker.

Para ilmuwan mengetahui bahwa tingginya progesteron meningkatkan hasrat seorang wanita untuk ikatan dengan orang lain. Namun penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal“Hormones and Behaviour”, bahwa bergosip dan chatting benar-benar dapat merangsang produksi progresteron. Menurut survei terbaru, 85 persen manusia menyukai gosip dan 10 persen lagi tidak tahan untuk menyimpan rahasia.

Meski ada sisi positifnya, bukan berarti wanita disarankan untuk terbiasa menggosip. Direktur Biro Psikologi PERSONA, Irna Minauli mengatakan pada kebanyakan kasus, setelah para perempuan berbicara sekitar 5-10 kalimat, maka mulailah pembicaraan mengarah ke orang lain. Dengan membicarakan orang lain,  maka mereka merasa dirinya lebih unggul dibandingkan dengan orang yang dibicarakan dan ini membuat mereka merasa lebih puas.

“Gosip terkadang membuat hubungan menjadi lebih dekat. Akan tetapi disisi lain, gosip ini merupakan hal yang membahayakan karena hanya menjadi semacam kepuasan yang semu. Para wanita yang hobi menggosip mendapatkan harga dirinya dengan merendahkan orang lain. Objek yang menjadi bahan gosip biasanya mereka yang menimbulkan kecemburuan atau iri di kelompok tersebut,” jelasnya.

Seseorang yang menggosip biasanya gemar mengoreksi kehidupan pribadi orang lain untuk menaikkan derajat dirinya, dan merasa memiliki moral yang lebih baik atas orang yang di gosipkannya. “Mereka cenderung suka menghasut sehingga dapat merusak dan memecah belah orang lain,”sambungnya.  Untuk itu, tambahnya, hati-hati berteman dengan mereka yang suka bergosip. (mag- 11/bbs)

Penelitian mengungkapkan bahwa seorang wanita lebih bahagia dan sehat jika dia menikmati obrolan gosip dengan teman perempuannya karena meningkatkan kadar progesteron, hormon yang ditunjukkan untuk mengurangi tingkat kecemasan dan stres.

Gosip, bergunjing atau membicarakan orang lain sudah menjadi kebiasaan sejak zaman manusia kuno. Meski kerap diasosiasikan dengan hal negatif gosip ternyata punya efek positif untuk kesehatan manusia.

Para ilmuwan di University of Michigan, mengatakan progesteron memainkan bagian penting dalam ikatan sosial dan juga membuat wanita lebih bersedia untuk membantu orang lain dalam kesulitan, bahkan jika itu berarti mempertaruhkan nyawa mereka sendiri.

“Banyak hormon yang terlibat dalam ikatan dan membantu memimpin perilaku untuk pengurangan stres dan kecemasan,” kata Profesor Stephanie Brown. “Sekarang kita melihat bahwa tingkat progesteron yang lebih tinggiakibat efek ini (gosip).”

Progesteron adalah hormon yang diproduksi oleh indung telur pada wanita. Antara lain, mempersiapkan rahim untuk kehamilan, melawan infeksi dan menghentikan produksi berlebihan dari estrogen yang dapat meningkatkan risiko kanker.

Para ilmuwan mengetahui bahwa tingginya progesteron meningkatkan hasrat seorang wanita untuk ikatan dengan orang lain. Namun penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal“Hormones and Behaviour”, bahwa bergosip dan chatting benar-benar dapat merangsang produksi progresteron. Menurut survei terbaru, 85 persen manusia menyukai gosip dan 10 persen lagi tidak tahan untuk menyimpan rahasia.

Meski ada sisi positifnya, bukan berarti wanita disarankan untuk terbiasa menggosip. Direktur Biro Psikologi PERSONA, Irna Minauli mengatakan pada kebanyakan kasus, setelah para perempuan berbicara sekitar 5-10 kalimat, maka mulailah pembicaraan mengarah ke orang lain. Dengan membicarakan orang lain,  maka mereka merasa dirinya lebih unggul dibandingkan dengan orang yang dibicarakan dan ini membuat mereka merasa lebih puas.

“Gosip terkadang membuat hubungan menjadi lebih dekat. Akan tetapi disisi lain, gosip ini merupakan hal yang membahayakan karena hanya menjadi semacam kepuasan yang semu. Para wanita yang hobi menggosip mendapatkan harga dirinya dengan merendahkan orang lain. Objek yang menjadi bahan gosip biasanya mereka yang menimbulkan kecemburuan atau iri di kelompok tersebut,” jelasnya.

Seseorang yang menggosip biasanya gemar mengoreksi kehidupan pribadi orang lain untuk menaikkan derajat dirinya, dan merasa memiliki moral yang lebih baik atas orang yang di gosipkannya. “Mereka cenderung suka menghasut sehingga dapat merusak dan memecah belah orang lain,”sambungnya.  Untuk itu, tambahnya, hati-hati berteman dengan mereka yang suka bergosip. (mag- 11/bbs)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/