BINJAI, SUMUTPOS.CO – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Binjai mengakui, proyek perbaikan Jalan Umar Baki di Kelurahan Payaroba, Binjai Barat, sempat terhenti. Pasalnya, PT BSM selaku rekanan yang mengerjakan proyek senilai Rp20 miliar ini takut tak terbayar kerjaannya karena kondisi keuangan Pemerintah Kota Binjai sangat amburadul. Ini dibuktikan dengan banyak proyek pengerjaan fisik tahun anggaran 2022 yang dilakukan rekanan Dinas PUPR Binjai tidak cair.
Kepala Bidang Bina Marga Dinas PUPR Kota Binjai, Ridho Indah Purnama mengakui, proyek perbaikan jalan yang kerap dilintasi truk diduga melebihi batas tonase ini sempat berhenti pengerjaannya.
Alasannya, karena rekanan ingin memastikan kondisi keuangan Pemko Binjai. Jangan pula nanti setelah pengerjaan, tak terbayar.
“Pihak rekanan ingin memastikan dulu, uangnya ada atau tidak. Karena saat nagih, kok kayaknya repot kali,” kata Ridho ketika dikonfirmasi di Gedung DPRD Binjai, Jalan Veteran, Kelurahan Tangsi, Binjai Kota, Selasa (16/5/2023).
PT BSM menggantung pengerjaan perbaikan jalan tersebut karena takut tak dibayar. “Namanya pengusaha, ibaratnya mok dia mau kerja, minta duitnya repot. Sebenarnya dia juga bukan enggak mau kerja, alatnya masih semua di sana,” kata dia.
Ridho mengakui, lambannya progres pengerjaan perbaikan Jalan Umar Baki berbuntut kemarahan masyarakat. Soal dugaan truk bertonase lebih, Ridho mengakui hal tersebut.
Karenanya, Dinas PUPR Binjai akan melakukan koordinasi dengan dinas perhubungan terkait truk yang melintas diduga melebihi tonase. Bagi Ridho, Jalan Umar Baki sudah tidak pantas dan tidak layak lagi dilintasi oleh truk bermuatan lebih.
“Makanya masyarakat minta penyiraman. Truk tonase itu enggak bisa lagi lewat, banyak sekolah, pemukiman. Sudah tidak layak truk lewat jalan itu,” katanya.
Idealnya, menurut Ridho, truk bermuatan maksimal 10 ton yang dapat melintas. Lebih dari 10 ton, sudah tidak pantas.
“Dishub juga sudah mulai melakukan penegakan itu. Kalau enggak punya timbangan, sosialisasi saja sudah bisa,” kata dia.
Dia menceritakan kesulitan pencairan per termin yang dilakukan PT BSM. Saat termin pertama, kata Ridho, sejatinya PT BSM sudah dapat menerima pencairan uang proyek sebesar 25 persen dari pagu anggaran pada Desember 2022. Namun, anggarannya masih beku.
“Cairnya Februari 2023. Makanya dia ragu lah jadinya. Keadaan keuangan kita sendiri aja pun tahu. Paket-paket lain pun belum cair,” katanya.
Karena itu, Ridho memohon maaf kepada masyarakat atas nama Pemko Binjai. Bagi dia, masyarakat tidak salah.
Wajar masyarakat menuntut agar pengerjaan perbaikan jalan tersebut segera dituntaskan.
“Saat ini pengerjaan sudah 50 persen. Sebenarnya asal disupport (PT BSM), cepat mereka kerja. Sebelum lebaran kemarin sudah sampai 50 persen (progres pengerjaan). Kita pun dari pemko harusnya tanggap dalam hal ini, karena memang hak dia,” pungkasnya.
Sebelumnya, puluhan masyarakat yang berdomisili di Jalan Umar Baki, Kelurahan Payaroba, Binjai Barat, melakukan aksi pemblokiran atau menutup akses yang kerap dilintasi puluhan truk bermuatan diduga melebihi tonase, Senin (15/5/2023). Pemblokiran jalan yang dilakukan secara spontan terjadi lantaran ruas jalan tersebut tak kunjung rampung pengerjaan perbaikannya.
Massa membentang spanduk di tengah badan jalan untuk memblokir akses truk yang kerap melintas di daerah tersebut. Selain membentangkan spanduk, massa juga berbaris sejajar berdiri di tengah badan jalan.
“Kami warga masyarakat Kelurahan Payaroba membuat pemblokiran jalan seperti ini dikarenakan adanya kecelakaan dan abu yang menyelimuti daerah kami,” kata perwakilan masyarakat, Agus (43).
Menurut dia, masyarakat ingin agar Pemerintah Kota Binjai yang melakukan perbaikan jalan dapat segera merampungkan prosesnya. Menurut masyarakat, pengerjaan perbaikan pada ruas jalan tersebut terhenti alias gantung.
Artinya, perbaikan pada ruas jalan ini tidak diselesaikan hingga tuntas. “Pihak dari proyek tidak ada aktivitas untuk melanjutkan perbaikan jalan ini. Kami masyarakat berkeinginan agar jalan ini segera cepat diperbaiki dan diselesaikan,” bebernya.
Akibat penutupan jalan, truk bermuatan diduga melebihi yang bermuatan mulai dari batu, sawit dan lainnya, berhenti di pinggir jalan. Tak ayal, kemacetan mengular panjang hingga ke Simpang Pertanian Jalan Jenderal Gatot Subroto.
Selama ini, kata masyarakat, dilakukan sistem buka tutup. Pasalnya, dua ruas akses Jalan Umar Baki belum seutuhnya rampung pengerjaan perbaikan rigid betonnya.
Masih satu sisi ruas jalan yang telah diperbaiki rigid beton. Sementara ruas sebelahnya tidak ada pengerjaan perbaikan rigid beton.
Karenanya, masyarakat meminta sistem buka tutup jalan agar ditiadakan. “Jadikan seperti biasa, dua jalur jalan digunakan,” kata dia.
Perbaikan yang belum rampung seutuhnya ini juga mengakibatkan kecelakaan. Truk kontainer pernah mengalami kecelakaan tunggal, beberapa waktu lalu.
Kecelakaan dimaksud karena roda belakang truk tidak mampu berjalan pada ruas beton rigid. Alhasil, roda keluar jalur hingga akhirnya oleng dan menimpa satu rumah masyarakat.
Beruntung, rumah tersebut tidak berpenghuni. “Kami minta kejelasan pemerintah, kapan proyek jalan ini selesai. Sebab, terkesan bahwa proyek jalan ini terbengkalai karena sampai saat ini tidak ada pengerjaan apapun,” kata masyarakat.
Masyarakat juga sudah muak hanya makan janji dan omong kosong belaka. “Janjinya sampai lebaran sudah selesai pengerjaan jalan tapi, pengerjaan yang mulai dari Agustus 2022 sampai dengan sekarang, belum juga rampung,” kata dia.
Aksi blokir yang dilakukan masyarakat bukan terjadi kali ini saja. Mei 2022 lalu, juga dilakukan pemblokiran oleh masyarakat pada ruas jalan tersebut.
Bahkan, penutupan akses jalan yang dilakukan masyarakat hingga tengah malam. Singkatnya, massa membubarkan diri setelah datang Sekretaris Daerah Kota Binjai, H Irwansyah Nasution ke titik penutupan jalan tersebut. (ted/ram)