Oleh: Rasninta Devi Ansela, S.Kep., Ns dan Dr. Siti Zahara Nasution,S.Kp.,MNS
(Program Studi Magister Ilmu Keperawatan USU)
PENDIDIKAN keperawatan merupakan landasan penting bagi perkembangan kompetensi dan keterampilan calon perawat. Salah satu pendekatan yang digunakan dalam pendidikan keperawatan adalah Practice-Based Learning atau pembelajaran berbasis praktik.
Keperawatan Practice-Based Learning (PBL) adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada pengalaman praktis langsung di lingkungan keperawatan. Mahasiswa keperawatan terlibat dalam aktivitas nyata di unit perawatan, seperti observasi, intervensi dan evaluasi pasien dengan bimbingan dan supervisi oleh perawat yang berpengalaman. Pendekatan ini memungkinkan mahasiswa mengaplikasikan pengetahuan teoritis yang dipelajari ke dalam konteks praktik.
Manfaat PBL dalam pendidikan keperawatan. Pengalaman Praktis: Mahasiswa keperawatan mendapatkan pengalaman nyata dalam merawat pasien, menghadapi tantangan, dan mengatasi situasi keperawatan yang kompleks. Ini membantu mereka membangun rasa percaya diri dan kesiapan untuk praktek keperawatan setelah lulus.
Pembelajaran Kolaboratif: mahasiswa dapat bekerja sama dengan perawat dan anggota tim kesehatan lainnya. Ini memungkinkan mereka untuk belajar dari pengalaman praktisi dan memperluas pemahaman tentang kerja tim dalam perawatan pasien. Refleksi dan Pengembangan Pribadi: mendorong mahasiswa keperawatan untuk merenungkan pengalaman praktik mereka, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dan mengembangkan rencana pembelajaran pribadi.
Implementasi PBL dalam pendidikan keperawatan yaitu Simulasi Klinis: Simulasi ini dapat melibatkan skenario interaktif, peran bermain, atau lingkungan virtual yang menggambarkan praktik keperawatan. Praktik Lapangan: Dalam praktik ini, mereka akan mendapatkan pengalaman langsung dalam merawat pasien dan berinteraksi dengan tim kesehatan. Penugasan Berbasis Praktik: Berikan penugasan yang mendorong mahasiswa untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan keperawatan dalam konteks situasi nyata. Misalnya, tugas yang melibatkan analisis kasus, perencanaan perawatan dan pelaksanaan tindakan keperawatan.
Tantangan dan upaya mengatasi hambatan yaitu waktu dan sumber daya: membutuhkan waktu dan sumber daya yang cukup untuk mengorganisir penempatan klinis, pelatihan pengajar, dan pemantauan mahasiswa. Koordinasi antara institusi pendidikan dan praktisi keperawatan: Dibutuhkan kerja sama yang erat antara institusi pendidikan keperawatan dan praktisi keperawatan untuk memastikan penempatan yang sesuai dan kolaborasi yang efektif. Keamanan pasien: Pastikan bahwa praktik keperawatan mahasiswa selama PBL tetap memperhatikan keamanan pasien. Mahasiswa harus diawasi dan dibimbing dengan baik untuk memastikan praktik yang aman dan etis.
Kesimpulan PBL merupakan pendekatan yang efektif dalam pendidikan keperawatan yang memungkinkan mahasiswa mengembangkan keterampilan praktik, memperdalam pemahaman konsep dan melibatkan refleksi dalam pengalaman praktik. Implementasi PBL membutuhkan upaya dan sumber daya yang memadai, namun manfaatnya dalam menghasilkan perawat yang berkualitas sangat berharga. Dengan memadukan pengetahuan teoritis dan pengalaman praktik, pendidikan keperawatan dapat mempersiapkan mahasiswa untuk menjadi perawat yang kompeten dan siap menghadapi tantangan dalam praktik keperawatan. (*)