Doa Kapoldasu Jelang Kenaikan BBM
MEDAN- Aksi unjuk rasa menjelang kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) 1 April mendatang mendapat dukungan dari Kapoldasu Irjen Pol Drs Wisjnu Amat Sastro SH, asalkan berjalan damai. “Saya berharap dalam berunjuk rasa menjelang kenikan BBM bisa berjalan dengan damai, artinya setiap utusan dari kelompok unjuk rasa bisa duduk bersama dengan anggota DPR, kepolisian dan Muspida untuk melahirkan satu kesepakatan untuk disampaikan ke pusat, kata Kapoldasu kepada wartawan, Minggu (25/3).
Kapoldasu beserta jajarannya kini menggelar hajatan dan doa agar dalam pelaksanaa unjuk rasa menjelang kenaikan BBM bisa berjalan dengan damai dan tanpa berbau anarkis. “Prinsipnya kami kepolisian siap melayani masa pengunjuk rasa secara damai dan humanis,” tuturnya.
Untuk memenuhi harapan itu, Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro SH senantiasa menjalin silaturahmi dengan seluruh elemen masyarakat. Baik itu pelajar, mahasiswa, organisasi masyarakat, agama, OKP dan lainnya. Tujuannya demi terjaganya keamanan, ketentraman dan kedamaian di Indonesia khususnya Sumatera Utara.
“Kita berharap agar unjuk rasa masa menolak kenaikan harga BBM berjalan dengan damai, hingga kantibmas tetap terjaga di Sumatera Utara. Prinsipnya Poldasu mendukung aksi unjuk rasa damai,” sambung Direktur Bimbingan Masyarakat (Binmas) Poldasu, Kombes Hery Subiansauri mewakili Kapolda Sumut Irjen Pol Wisjnu Amat Satro, yang ditemui usai salat Jumat di Masjid Agung, Medan kemarin.
Sebelumnya, Kapoldasu dan Dir Bimas Poldasu menggelar doa bersama dengan tokoh agama dan masyarakat agar unjuk rasa kenaikan BBM di Sumut berjalan dengan damai. Acara mendapat sambutan positif dari kalangan tokoh agama dan masyarakat di Sumut. Selain itu juga, Dir Bimas Poldasu memanggil sejumlah anak yatim di kediamannya. Mereka berdoa agar Kapoldasu Irjen Pol Drs Wisjnu Amat Sastro SH diberi kekuatan oleh Allah Swt dalam memimpin keamanan di Sumut, apalagi menjelang kenaikan BBM.
Sebelumnya, Kapoldasu usai salat Jumat menyantuni fakir miskin yang mengerumuninya di Masjid Agung Medan. Fakir miskin dan anak yatim piatu itu dikumpulkan lalu menyedekahinya satu persatu. Kapoldasu tak sungkan berkomunikasi dengan mereka sambil merangkul dan memegang satu persatu anak-anak tersebut. “Kita lihat saja saat ini, anak belasan tahun yang seharusnya bermain dan belajar, malah mereka dituntut mencari uang, untuk makan saja mereka tak sanggup, gimana bila Sumatera Utara ini rusuh, hingga mengakibatkan lumpuh perekonomian, investor lari. Lapangan kerja tidak ada, pabrik tutup. Mungkin yang saat ini kita melihat cuma belasan orang yang meminta bisa menjadi puluhan anak-anak peminta-minta di sini,” tutur Wisjnu.(*)