26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Pelurunya Sebesar Gagang Sapu

Mantono terkejut. Lelaki berusia 26 tahun itu sama sekali tak tahu ketika peluru mengenai bagian atas dadanya. Pasalnya, dia tidak berada di garis depan pendemo. Dia malah sedang asik menonton rekan-rekannya beraksi.

“Saat itu aku lagi nonton di tengah kerumunan masa, di dalam kawasan tugu bandara itu. Tiba-tiba, setelah mendengar suara tembakan. Aku terkejut karena dada aku kayak kena lemparan keras. Rupanya aku terkena tembakan peluru karet,” ucap Mantono usai menjalani pemeriksaan di ruang ICU.
Mantono juga menjelaskan bentuk peluru yang menghantam dadanya. “Perluru karet itu sebesar gagang sapu yang tidak terlalu panjang,” tambahnya.
Warga Desa Kwala Begumit Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat tersebut merupakan anggota Kelompok Tani binaan Forum Rakyat Bersatu (FRB) Sumut. Setelah terkena tembakan, dia memang langsung dilarikan ke Rumah Sakit Elisabeth Medan. “Seharusnya aparat memberikan tembakan peringatan ke atas, tetapi justru langsung ke arah peserta demo. Ini jelas menyalahi dan pelanggaran hukum. Kapoldasu Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro harus bertanggungjawab atas ini semua,” ucap Ketua Umum FRB Sumut, Alimuddin AG.

Selain menentang kenaikan BBM, lanjut Alimuddin, dia dan rekan berusaha memperjuangkan lahan yang sudah direbut oleh pihak PTPN II dan perusahaan perkebunan swasta. “Kami tidak akan tinggal diam. Kejadian ini akan kami laporkan ke pihak berwajib. Kami akan melakukan gerakan lebih besar lagi,” tegasnya.

Sementara Kapoldasu Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro yang dikonfirmasi Sumut Pos di Bandara Polonia membantah kenyataan itu. Menurutnya, tidak ada anggota yang melakukan penembakan  peluru karet ke arah demonstran. “Tak ada itu. Mana yang menjadi korban penembakan itu. Tunjukkan kepada saya di mana dia. Kalau memang ada pasang besok fotonya, biar saya melihatnya,” ucapnya. (adl/gus/rud)

Mantono terkejut. Lelaki berusia 26 tahun itu sama sekali tak tahu ketika peluru mengenai bagian atas dadanya. Pasalnya, dia tidak berada di garis depan pendemo. Dia malah sedang asik menonton rekan-rekannya beraksi.

“Saat itu aku lagi nonton di tengah kerumunan masa, di dalam kawasan tugu bandara itu. Tiba-tiba, setelah mendengar suara tembakan. Aku terkejut karena dada aku kayak kena lemparan keras. Rupanya aku terkena tembakan peluru karet,” ucap Mantono usai menjalani pemeriksaan di ruang ICU.
Mantono juga menjelaskan bentuk peluru yang menghantam dadanya. “Perluru karet itu sebesar gagang sapu yang tidak terlalu panjang,” tambahnya.
Warga Desa Kwala Begumit Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat tersebut merupakan anggota Kelompok Tani binaan Forum Rakyat Bersatu (FRB) Sumut. Setelah terkena tembakan, dia memang langsung dilarikan ke Rumah Sakit Elisabeth Medan. “Seharusnya aparat memberikan tembakan peringatan ke atas, tetapi justru langsung ke arah peserta demo. Ini jelas menyalahi dan pelanggaran hukum. Kapoldasu Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro harus bertanggungjawab atas ini semua,” ucap Ketua Umum FRB Sumut, Alimuddin AG.

Selain menentang kenaikan BBM, lanjut Alimuddin, dia dan rekan berusaha memperjuangkan lahan yang sudah direbut oleh pihak PTPN II dan perusahaan perkebunan swasta. “Kami tidak akan tinggal diam. Kejadian ini akan kami laporkan ke pihak berwajib. Kami akan melakukan gerakan lebih besar lagi,” tegasnya.

Sementara Kapoldasu Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro yang dikonfirmasi Sumut Pos di Bandara Polonia membantah kenyataan itu. Menurutnya, tidak ada anggota yang melakukan penembakan  peluru karet ke arah demonstran. “Tak ada itu. Mana yang menjadi korban penembakan itu. Tunjukkan kepada saya di mana dia. Kalau memang ada pasang besok fotonya, biar saya melihatnya,” ucapnya. (adl/gus/rud)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/