25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Seperti di Zaman Perang yang Siap Tempur

Pengamanan Pasca Aksi Demo di Bandara Polonia

Ada suasana berbeda di Bandara Polonia pada Selasa (27/3), kemarin. Bandara Internasional itu semakin banyak dijaga aparat keamanan, mulai dari polisi, TNI hingga hadirnya anjing pelacak dan mobil ambulan. Ya, suasana berbeda ini terjadi pasca aksi demo di Bandara Polonia pada Senin (26/3), yang berakhir ricuh.  Seperti apa suasananya?

Jhonson Siahaan-Laila, Medan

Bandara Polonia Selasa pagi itu masih ramai dipenuhi aparat pengaman. Mulai dari aparat polisi, Brimob, TNI AD, TNI AU dan lainnya. Padahal, aksi demo yang dilakukan di Bandara Polonia sudah berlalu sehari. Tapi, kehadiran aparat pengamanan itu seakan membawa kita seperti berada di zaman perang.

Lihat saja, adanya kehadiran beberapa unit mobil panser milik Brimob Poldasu. Bagi masyarakat, tentu sangat jarang melihat mobil berbodi baja satu ini. Paling-paling, mobil panser itu bisa dilihat saat pawai di Hari Kemerdeaan RI.  Nah, ditambah lagi adanya benteng-benteng pertahanan seakan benteng-benteng pertahanan yang terbuat dari kawat berduri itu sebagai benteng pertahanan dari ‘musuh’. Kawat-kawat berduri itu ditempatkan pada pintu utama masuk dan keluar Bandara Polonia, tepatnya di depan rumah sakit milik TNI AU, simpang Jalan Juanda kawat berduri terbentang dengan ‘garang’. Mobil rantis (water canon) milik POLRI juga diturunkan kali ini pada barisan depan selain kawat berduri.

Sementara itu, di lapisan pertama, personel juga dilengkapi dengan senjata gas air mata. Terlihat petugas tersebut menenteng senjata gas air mata. Kemudian, semua personel pengamanan  menggunakan peralatan anti huru hara dengan lengkap. Di antaranya, tameng dan seragam anti huru hara yang dilengkapi dengan bambu atau rotan alat pemukul. Sementara itu, pada barisan dalam, pasukan juga dilengkapi peralatan pengamanan, baik dari personil TNI maupun Polri.

Tak ketinggalan, anjing pelacak milik personel kepolisian juga hadir dalam misi kali ini untuk mengendus dan mengejar target kerusuhan. Bila nantinya terjadi lagi kerusuhan, di sana juga sudah ditempatkan dua mobil ambulans milik Pemprov Sumut dan satu unit dan mobil pemadam kebakaran.

Sedangkan beberapa mobil truk yang mengangkut personel TNI – POLRI tetap berada di parkiran Bandara Polonia. Tenda-tenda tempat personel Sat Brimob Polda Sumut juga masih berada di halaman Bandara Polonia. Mereka semuanya melakukan pengawasan, mencurigai gerak-gerik orang-orang yang dianggap provokator. “Seragam yang kami gunakan sesuai dengan perintah dari Pimpinan Kepolisian RI,” kata petugas berpangkat Brigadir itu.
Tidak sampai disitu saja, kehadiran ‘Panglima Perang’ alias para petinggi keamanan berkumpul di Bandara Polonia. Di antaranya, KapoldasuIrjen Pol Wisnju, Pangdam I BB Mayjend Lowdjik, Pangkosek Hanudnas III Medan TNI AU Kolonel PNB Yuyu S, Danlanud Medan Kolonel PNB A Rasyid, GM Angkasa Pura II Bandara Polonia Kolonel PNB Bram Bharoto, Kapolresta Medan Kombes Pol Monang Situmorang dan  dari perwakilan Pemprovsu ada disana. Mereka berkumpul melakukan rapat tertutup di ruangan VIP Bandara Polonia Selasa pagi kemarin seperti mengatur ‘strategi perang’ melawan ‘musuh’.

Memang, keberadaan para personil pengamanan ‘perang’ itu sejak Senin malam tak beranjak dari Bandara Polonia. Lalu, kekuatan pengamanan ditambah pada Selasa paginya, tepatnya pukul 08.30 WIB, dimana para personel TNI AD dari Yonif 121 tiba di pelataran pakir Bandara Polonia. Disusul oleh personel kepolisian, TNI AD dan TNI AU yang lainnya. Sang ‘komandan perang’ yakni Kapolda Sumut Irjen Pol Wisnju juga menyempatkan diri memantau pengamanan dan pemeriksaan barisan personelnya.

Hal yang sama juga dilakukan Pangdam I BB Mayjend Lowdijk terhadap personelnya, termasuk Pangkosek Hanudnas III Kol PNB Yuyu S. Personel yang diturunkan di Bandara Polonia Medan jumlah tak terhitung karena semua sudah ada penambahan.

Pangdam I BB, Mayjend Lowdijk mengaku, semua dilakukan sesuai dengan SOP anti huru hara. Pihaknya tak ada menggunakan cara-cara yang tak sesuai dengan SOP. “TNI dalam hal ini tetap melakukan koordinasi dengan pihak kepolisian dalam pengamanan,” ujarnya.

Tentu saja kehadiran pasukan pengaman yang bertabur di Bandara Polonia menarik perhatian para penumpang di sana. Ada yang melihat dengan terkagum-kagum karena baju seragam yang dilengkapi peralatan terkesan sangat gagah, tapi ada juga yang mengeryitkan dahi seakan menaruh rasa heran. “Ah, seperti di zaman perang saja pengamanannya. Berlebihan sekali, kayak menghadapi musuh, seolah siap tempur,” kata Rony Kurnia Sembiring, Warga Jamin Ginting yang akan bertolak ke Jakarta.

Pengamanan Pasca Aksi Demo di Bandara Polonia

Ada suasana berbeda di Bandara Polonia pada Selasa (27/3), kemarin. Bandara Internasional itu semakin banyak dijaga aparat keamanan, mulai dari polisi, TNI hingga hadirnya anjing pelacak dan mobil ambulan. Ya, suasana berbeda ini terjadi pasca aksi demo di Bandara Polonia pada Senin (26/3), yang berakhir ricuh.  Seperti apa suasananya?

Jhonson Siahaan-Laila, Medan

Bandara Polonia Selasa pagi itu masih ramai dipenuhi aparat pengaman. Mulai dari aparat polisi, Brimob, TNI AD, TNI AU dan lainnya. Padahal, aksi demo yang dilakukan di Bandara Polonia sudah berlalu sehari. Tapi, kehadiran aparat pengamanan itu seakan membawa kita seperti berada di zaman perang.

Lihat saja, adanya kehadiran beberapa unit mobil panser milik Brimob Poldasu. Bagi masyarakat, tentu sangat jarang melihat mobil berbodi baja satu ini. Paling-paling, mobil panser itu bisa dilihat saat pawai di Hari Kemerdeaan RI.  Nah, ditambah lagi adanya benteng-benteng pertahanan seakan benteng-benteng pertahanan yang terbuat dari kawat berduri itu sebagai benteng pertahanan dari ‘musuh’. Kawat-kawat berduri itu ditempatkan pada pintu utama masuk dan keluar Bandara Polonia, tepatnya di depan rumah sakit milik TNI AU, simpang Jalan Juanda kawat berduri terbentang dengan ‘garang’. Mobil rantis (water canon) milik POLRI juga diturunkan kali ini pada barisan depan selain kawat berduri.

Sementara itu, di lapisan pertama, personel juga dilengkapi dengan senjata gas air mata. Terlihat petugas tersebut menenteng senjata gas air mata. Kemudian, semua personel pengamanan  menggunakan peralatan anti huru hara dengan lengkap. Di antaranya, tameng dan seragam anti huru hara yang dilengkapi dengan bambu atau rotan alat pemukul. Sementara itu, pada barisan dalam, pasukan juga dilengkapi peralatan pengamanan, baik dari personil TNI maupun Polri.

Tak ketinggalan, anjing pelacak milik personel kepolisian juga hadir dalam misi kali ini untuk mengendus dan mengejar target kerusuhan. Bila nantinya terjadi lagi kerusuhan, di sana juga sudah ditempatkan dua mobil ambulans milik Pemprov Sumut dan satu unit dan mobil pemadam kebakaran.

Sedangkan beberapa mobil truk yang mengangkut personel TNI – POLRI tetap berada di parkiran Bandara Polonia. Tenda-tenda tempat personel Sat Brimob Polda Sumut juga masih berada di halaman Bandara Polonia. Mereka semuanya melakukan pengawasan, mencurigai gerak-gerik orang-orang yang dianggap provokator. “Seragam yang kami gunakan sesuai dengan perintah dari Pimpinan Kepolisian RI,” kata petugas berpangkat Brigadir itu.
Tidak sampai disitu saja, kehadiran ‘Panglima Perang’ alias para petinggi keamanan berkumpul di Bandara Polonia. Di antaranya, KapoldasuIrjen Pol Wisnju, Pangdam I BB Mayjend Lowdjik, Pangkosek Hanudnas III Medan TNI AU Kolonel PNB Yuyu S, Danlanud Medan Kolonel PNB A Rasyid, GM Angkasa Pura II Bandara Polonia Kolonel PNB Bram Bharoto, Kapolresta Medan Kombes Pol Monang Situmorang dan  dari perwakilan Pemprovsu ada disana. Mereka berkumpul melakukan rapat tertutup di ruangan VIP Bandara Polonia Selasa pagi kemarin seperti mengatur ‘strategi perang’ melawan ‘musuh’.

Memang, keberadaan para personil pengamanan ‘perang’ itu sejak Senin malam tak beranjak dari Bandara Polonia. Lalu, kekuatan pengamanan ditambah pada Selasa paginya, tepatnya pukul 08.30 WIB, dimana para personel TNI AD dari Yonif 121 tiba di pelataran pakir Bandara Polonia. Disusul oleh personel kepolisian, TNI AD dan TNI AU yang lainnya. Sang ‘komandan perang’ yakni Kapolda Sumut Irjen Pol Wisnju juga menyempatkan diri memantau pengamanan dan pemeriksaan barisan personelnya.

Hal yang sama juga dilakukan Pangdam I BB Mayjend Lowdijk terhadap personelnya, termasuk Pangkosek Hanudnas III Kol PNB Yuyu S. Personel yang diturunkan di Bandara Polonia Medan jumlah tak terhitung karena semua sudah ada penambahan.

Pangdam I BB, Mayjend Lowdijk mengaku, semua dilakukan sesuai dengan SOP anti huru hara. Pihaknya tak ada menggunakan cara-cara yang tak sesuai dengan SOP. “TNI dalam hal ini tetap melakukan koordinasi dengan pihak kepolisian dalam pengamanan,” ujarnya.

Tentu saja kehadiran pasukan pengaman yang bertabur di Bandara Polonia menarik perhatian para penumpang di sana. Ada yang melihat dengan terkagum-kagum karena baju seragam yang dilengkapi peralatan terkesan sangat gagah, tapi ada juga yang mengeryitkan dahi seakan menaruh rasa heran. “Ah, seperti di zaman perang saja pengamanannya. Berlebihan sekali, kayak menghadapi musuh, seolah siap tempur,” kata Rony Kurnia Sembiring, Warga Jamin Ginting yang akan bertolak ke Jakarta.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/