26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Kuda Pacu PJ dan SM

JAKARTA- Konstelasi juara musim regular Flexi NBL Indonesia musim ini dipastikan berubah dibanding musim lalu. Pelita Jaya (PJ) Esia Jakarta yang musim lalu menjadi juara musim reguler dipastikan gagal mengulangi prestasi itu. Sebagai gantinya, Dell Aspac Jakarta dan Satria Muda (SM) Britama Jakarta menjadi kuda pacu terdepan untuk meraih titel tersebut. Hingga kini, Aspac masih bertengger di pucuk klasemen. Sementara, SM membuntuti satu setrip di belakang Aspac. Namun, SM memiliki satu pertandingan lebih sedikit dibanding Aspac.

Kedua tim juga sama-sama optimistis mampu menjadi yang terbaik di musim reguler. Aspac, misalnya. Mario Gerungan dkk sangat percaya diri setelah melihat jadwal yang akan dilakoni di Jakarta. Dari lima laga yang akan dijalani di seri keenam, SM dan Pelita Jaya (PJ) Esia Jakarta yang bakal menjadi tembok tebal. Partai melawan SM juga akan menjadi penentu siapa yang bakal menjadi juara musim reguler.

“Kalau kami bisa mengalahkan SM, peluang untuk menjadi juara musim reguler sangat besar. Melihat grafik anak-anak, seharusnya musim ini mereka juara,” terang Tjetjep.

Musim ini, performa Aspac memang lebih meningkat. Baik dari sisi offense maupun defense. Mereka adalah runner up tim dengan produktivitas tertinggi, yakni 70,5 poin per laga. Aspac hanya kalah dibanding PJ yang membukukan 75, 59 poin per laga. Hebatnya, Aspac juga tangguh saat bertahan. Mereka hanya kemasukan 52, 32 poin per game atau setingkat di bawah Garuda Speedy Bandung yang kemasukan 48,42 per laga.

Namun, Aspac masih mengalami beberapa kendala untuk mewujudkan target tersebut. Salah satunya ialah inkonsistensi yang kerap ditunjukkan para pemain. Gerungan dkk dianggap belum memiliki permainan yang stabil dari satu pertandingan ke pertandingan lainnya. Selain itu, badai cedera juga menghantui Aspac. Tercatat, tiga penggawa Aspac masih berkutat dengan cedera. Mereka ialah Xaverius Prawiro, Gerungan serta Rizky Effendi. Ketiganya tak turun lapangan saat Aspac ditekuk Garuda Rabu (27/3).

“Ketika kami mengharapkan anak-anak bermain bagus, mereka malah biasa saja. Tapi ketika kami tak berharap, anak-anak malah bermain hebat,” tambah Tjetjep.

SM juga bukan tanpa peluang. Kapten SM Faisal Julius Achmad menyatakan, timnya optimistis mampu menjadi yang terbaik di musim reguler. Selain Aspac, mereka juga mesti bersua PJ dan kuda hitam Muba Hangtuah Indonesia Muda Sumsel. Kekuatan SM bakal kian mengerikan karena forward muda Vamiga Michel sudah sangat prima.

“Kami hanya perlu untuk bermain dengan game plan yang sudah ada. Selain itu, kami juga harus berusaha untuk meminimalisir cedera. Apalagi Championship Series sudah dekat,” tegas Faisal.

Persaingan sengit tak hanya milik Aspac dan SM. Tiga tim juga berjuang keras merebut posisi ketiga klasemen sementara. (ru/jpnn)

JAKARTA- Konstelasi juara musim regular Flexi NBL Indonesia musim ini dipastikan berubah dibanding musim lalu. Pelita Jaya (PJ) Esia Jakarta yang musim lalu menjadi juara musim reguler dipastikan gagal mengulangi prestasi itu. Sebagai gantinya, Dell Aspac Jakarta dan Satria Muda (SM) Britama Jakarta menjadi kuda pacu terdepan untuk meraih titel tersebut. Hingga kini, Aspac masih bertengger di pucuk klasemen. Sementara, SM membuntuti satu setrip di belakang Aspac. Namun, SM memiliki satu pertandingan lebih sedikit dibanding Aspac.

Kedua tim juga sama-sama optimistis mampu menjadi yang terbaik di musim reguler. Aspac, misalnya. Mario Gerungan dkk sangat percaya diri setelah melihat jadwal yang akan dilakoni di Jakarta. Dari lima laga yang akan dijalani di seri keenam, SM dan Pelita Jaya (PJ) Esia Jakarta yang bakal menjadi tembok tebal. Partai melawan SM juga akan menjadi penentu siapa yang bakal menjadi juara musim reguler.

“Kalau kami bisa mengalahkan SM, peluang untuk menjadi juara musim reguler sangat besar. Melihat grafik anak-anak, seharusnya musim ini mereka juara,” terang Tjetjep.

Musim ini, performa Aspac memang lebih meningkat. Baik dari sisi offense maupun defense. Mereka adalah runner up tim dengan produktivitas tertinggi, yakni 70,5 poin per laga. Aspac hanya kalah dibanding PJ yang membukukan 75, 59 poin per laga. Hebatnya, Aspac juga tangguh saat bertahan. Mereka hanya kemasukan 52, 32 poin per game atau setingkat di bawah Garuda Speedy Bandung yang kemasukan 48,42 per laga.

Namun, Aspac masih mengalami beberapa kendala untuk mewujudkan target tersebut. Salah satunya ialah inkonsistensi yang kerap ditunjukkan para pemain. Gerungan dkk dianggap belum memiliki permainan yang stabil dari satu pertandingan ke pertandingan lainnya. Selain itu, badai cedera juga menghantui Aspac. Tercatat, tiga penggawa Aspac masih berkutat dengan cedera. Mereka ialah Xaverius Prawiro, Gerungan serta Rizky Effendi. Ketiganya tak turun lapangan saat Aspac ditekuk Garuda Rabu (27/3).

“Ketika kami mengharapkan anak-anak bermain bagus, mereka malah biasa saja. Tapi ketika kami tak berharap, anak-anak malah bermain hebat,” tambah Tjetjep.

SM juga bukan tanpa peluang. Kapten SM Faisal Julius Achmad menyatakan, timnya optimistis mampu menjadi yang terbaik di musim reguler. Selain Aspac, mereka juga mesti bersua PJ dan kuda hitam Muba Hangtuah Indonesia Muda Sumsel. Kekuatan SM bakal kian mengerikan karena forward muda Vamiga Michel sudah sangat prima.

“Kami hanya perlu untuk bermain dengan game plan yang sudah ada. Selain itu, kami juga harus berusaha untuk meminimalisir cedera. Apalagi Championship Series sudah dekat,” tegas Faisal.

Persaingan sengit tak hanya milik Aspac dan SM. Tiga tim juga berjuang keras merebut posisi ketiga klasemen sementara. (ru/jpnn)

Artikel Terkait

Panpel Klaim PSMS U-15 Tak Curi Umur

Honda DBL All-Star 2016 Tiba di AS

GOR Samudra Riuh Lagi

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/