26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

FIFA: Pengurus PSSI Pembohong

Pemerintah Gusur Nurdin Cs

JAKARTA-Borok pengurus PSSI kembali tersingkap. Nurdin Halid cs disinyalir memutar balik fakta dan melakukan kebohongan publik.  Ini terkait dengan pernyataan Sekjen PSSI Nugraha Besoes yang mengatakan jika penundaan kongres mendapat persetujuan dan diinstrusikan oleh perwakilan FIFA dan AFC yang Sabtu kemarin (26/3) hadir di Pekanbaru, Riau.

Hal itu terungkap dari surat yang dikirim Departemen Media FIFA kepada kalangan media di Jakarta. Dalam suratnya Departemen Media FIFA mengatakan jika tim pemantau dari FIFA dicegah untuk memantau jalannya kongres di Pekanbaru oleh unsur pimpinan PSSI.

Departemen Media FIFA juga membantah klaim Sekjen PSSI Nugraha Besoes yang menyatakan jika FIFA yang memutuskan menunda kongres PSSI dengan alasan keamanan. “Itu benar-benar bohong,” tulis Departemen Media FIFA dalam suratnya. Sebaliknya, Departemen Media FIFA mengungkapkan jika tim pemantau yang dikirim FIFA yang berkali-kali minta agar bisa pergi ke lokasi kongres dihalang-halangi pimpinan PSSI.

Dalam suratnya, Departemen Media FIFA menyatakan sedang menunggu laporan resmi dari pemantau yang dikirim ke Pekanbaru ( Frank Van Hattum) untuk selanjutnya diambil sebuah keputusan.

Saat surat dari Departemen Media FIFA itu dikonfirmasikan langsung ke Nurdin Halid dan Nugraha Besoes dalam  press conferece kemarin sore di Kantor PT Liga Indonesia, mereka tampak terkejut. Mereka sepertinya tidak menyangka jika Departemen Media FIFA mengirimkan surat seperti itu kepada media. Kebetulan surat tersebut diteirma kalangan media hanya beberapa menit sebelum press conference dimulai.
Tidak siap dengan pertanyaan seputar  surat FIFA tersebut, Sekjen Nugraha Besoes malah menuding jika itu  apa yang dikuiup departemen media FIFA  itu  berdasarkan salah satu pemberitaan  Koran yang ada di Jakarta.  “Kami tahu apa yang dijalaskan tidak seperti itu,” ujar Sekjen PSSI Nugraha Besoes.

Menurut Nugraha, alasan kenapa pihaknya tidak mengijinkan tim pemantau dari FIFA dan AFC untuk datang di lokasi kongres adalah agar mereka tidak dipaksa pihak-pihak tertentu untuk melakukan  sesuatu  yang tidak menjadi bagiannya. “Karena itulah mereka kami sarankan dibawa ke Bandara. Kalau terjadi apa-apa dengan tim observer dari FIFA dan AFC, maka itu akan jadi malapetaka,” ungkap Nugraha. Pria yang sudah puluhan tahun menjadi pejabat teras PSSI ini membeberkan sekitar pukul 19.30, tim pemantau tersebut  melakukan rapat dengan Ketua Umm PSSI Nurdin Halid, Waketum NIrwan Dermawan Bakrie, dan jajaran Exco di ruang VIP bandara menyikapi perkembangan terakhir yang terjadi. Setelah itu selanjutnya mereka diterbangkan ke Singapura.

Dampak dari kerusuhan kongres di Pekanbaru, pemerintah akhirnya mengambil sikap. Melalui Menteri Pemuda dan Olaharaga, Andi Mallarangeng, pemerintah membekukan kepemimpinan Nurdin Halid di PSSI.

Dalam jumpa pers di kantor Kemenpora, Senin (28/3), Andi Mallangeng menegaskan, pemerintah tak lagi mengakui pengurus PSSI di bawah kepemimpinan Ketua Umum Nurdin Halid dan Sekjen Nugraha Besoes. Menpora juga tidak mengakui setiap kegiatan yang dilaksanakan kepengurusan tersebut.

“Penyaluran dana ke PSSI dihentikan sementara dan kendali PSSI diambil alih KONI dan KOI untuk sementara,” tegas Menpora yang dalam kesempatan itu didampingi ketua umum KONI/KOI Rita Subowo.
Menpora menuding pengurus PSSI telah menyebabkan kegagalan pelaksanaan kongres PSSI di Pekanbaru, Sabtu (26/3) lalu. Menpora menilai Nurdin Halid Cs meninggalkan tugas dan tanggung jawabnya dalam menyelenggarakan kongres.  “Ketidaktertiban dalam penentuan hak suara, distribusi undangan dan tidak transparansinya agenda kongres,” katanya.

Menurutnya, kesalahan PSSI juga terjadi pada peraturan pemilihan kongres yang tidak disosialisasikan. Di samping itu, ada ketidakterbukaan pengurus PSSI dalam menyiapkan peraturan pemilihan.

Meski kepengurusan Nurdin dibekukan namun kompetisi Liga Super Indonesia (LSI) dan persiapan timnas menghadapi SEA Games 2011 dan kompetisi internasional lainnya akan dijalankan di bawah KONI/KOI. “Kompetisi LSI dan persiapan Sea Games akan tetap berjalan sebagaimana mestinya,” paparnya.

Nurdin Halid langsung menanggapi keterangan Andi Mallarangeng yang menyatakan tak mengakui lagi kepemimpinannya sebagai ketum PSSI dan Sekjen PSSI Nugraha Besoes. Nurdin meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mencopot Andi dari jabatannya sebagai menpora.

“Saya bersama seluruh pengurus telah rapat dan menyatakan sikap untuk memohon dengan sangat kepada bapak persiden yang sangat demokratis untuk mencopot Andi Mallarangeng,” kata Nurdin, tak lama setelah Andi didampingi Ketua KONI/KOI menyatakan tak mengakui kepemimpinannya, kemarin.
Menurutnya, Andi tidak pantas menjabat Menpora karena telah bertindak di luar aturan. “Dia (Andi) mengambil sikap hanya atas keterangan sepihak dari KPPN dan sebagai Menpora tidak memberikan informasi yang sebenarnya kepada masyarakat,” paparnya.

Ia menambahkan, Menpora yang harusnya introspeksi diri karena selama ini tak pernah meminta penjelasan ke PSSI tentang kekisruhan yang terjadi. “Di sisi lain Menpora selalu menerima masukan dari KPPN yang sama sekali tak masuk dalam konstitusi PSSI,” tambahnya.

Karenanya, ia dan jajarannya tak akan tunduk pada keinginan Menpora. “Kami ini organisasi yang berbadan hukum dan bisa dihentikan kalau Kemenkumham mencabut izin PSSI,” tegasnya.
“Kami akan terus berjalan seperti biasa dan tak mengakui keputusan Menpora. Kami berharap presiden segera mencopot Andi Mallarangeng,” tambahnya. (ali/sto/jpnn)

Pemerintah Gusur Nurdin Cs

JAKARTA-Borok pengurus PSSI kembali tersingkap. Nurdin Halid cs disinyalir memutar balik fakta dan melakukan kebohongan publik.  Ini terkait dengan pernyataan Sekjen PSSI Nugraha Besoes yang mengatakan jika penundaan kongres mendapat persetujuan dan diinstrusikan oleh perwakilan FIFA dan AFC yang Sabtu kemarin (26/3) hadir di Pekanbaru, Riau.

Hal itu terungkap dari surat yang dikirim Departemen Media FIFA kepada kalangan media di Jakarta. Dalam suratnya Departemen Media FIFA mengatakan jika tim pemantau dari FIFA dicegah untuk memantau jalannya kongres di Pekanbaru oleh unsur pimpinan PSSI.

Departemen Media FIFA juga membantah klaim Sekjen PSSI Nugraha Besoes yang menyatakan jika FIFA yang memutuskan menunda kongres PSSI dengan alasan keamanan. “Itu benar-benar bohong,” tulis Departemen Media FIFA dalam suratnya. Sebaliknya, Departemen Media FIFA mengungkapkan jika tim pemantau yang dikirim FIFA yang berkali-kali minta agar bisa pergi ke lokasi kongres dihalang-halangi pimpinan PSSI.

Dalam suratnya, Departemen Media FIFA menyatakan sedang menunggu laporan resmi dari pemantau yang dikirim ke Pekanbaru ( Frank Van Hattum) untuk selanjutnya diambil sebuah keputusan.

Saat surat dari Departemen Media FIFA itu dikonfirmasikan langsung ke Nurdin Halid dan Nugraha Besoes dalam  press conferece kemarin sore di Kantor PT Liga Indonesia, mereka tampak terkejut. Mereka sepertinya tidak menyangka jika Departemen Media FIFA mengirimkan surat seperti itu kepada media. Kebetulan surat tersebut diteirma kalangan media hanya beberapa menit sebelum press conference dimulai.
Tidak siap dengan pertanyaan seputar  surat FIFA tersebut, Sekjen Nugraha Besoes malah menuding jika itu  apa yang dikuiup departemen media FIFA  itu  berdasarkan salah satu pemberitaan  Koran yang ada di Jakarta.  “Kami tahu apa yang dijalaskan tidak seperti itu,” ujar Sekjen PSSI Nugraha Besoes.

Menurut Nugraha, alasan kenapa pihaknya tidak mengijinkan tim pemantau dari FIFA dan AFC untuk datang di lokasi kongres adalah agar mereka tidak dipaksa pihak-pihak tertentu untuk melakukan  sesuatu  yang tidak menjadi bagiannya. “Karena itulah mereka kami sarankan dibawa ke Bandara. Kalau terjadi apa-apa dengan tim observer dari FIFA dan AFC, maka itu akan jadi malapetaka,” ungkap Nugraha. Pria yang sudah puluhan tahun menjadi pejabat teras PSSI ini membeberkan sekitar pukul 19.30, tim pemantau tersebut  melakukan rapat dengan Ketua Umm PSSI Nurdin Halid, Waketum NIrwan Dermawan Bakrie, dan jajaran Exco di ruang VIP bandara menyikapi perkembangan terakhir yang terjadi. Setelah itu selanjutnya mereka diterbangkan ke Singapura.

Dampak dari kerusuhan kongres di Pekanbaru, pemerintah akhirnya mengambil sikap. Melalui Menteri Pemuda dan Olaharaga, Andi Mallarangeng, pemerintah membekukan kepemimpinan Nurdin Halid di PSSI.

Dalam jumpa pers di kantor Kemenpora, Senin (28/3), Andi Mallangeng menegaskan, pemerintah tak lagi mengakui pengurus PSSI di bawah kepemimpinan Ketua Umum Nurdin Halid dan Sekjen Nugraha Besoes. Menpora juga tidak mengakui setiap kegiatan yang dilaksanakan kepengurusan tersebut.

“Penyaluran dana ke PSSI dihentikan sementara dan kendali PSSI diambil alih KONI dan KOI untuk sementara,” tegas Menpora yang dalam kesempatan itu didampingi ketua umum KONI/KOI Rita Subowo.
Menpora menuding pengurus PSSI telah menyebabkan kegagalan pelaksanaan kongres PSSI di Pekanbaru, Sabtu (26/3) lalu. Menpora menilai Nurdin Halid Cs meninggalkan tugas dan tanggung jawabnya dalam menyelenggarakan kongres.  “Ketidaktertiban dalam penentuan hak suara, distribusi undangan dan tidak transparansinya agenda kongres,” katanya.

Menurutnya, kesalahan PSSI juga terjadi pada peraturan pemilihan kongres yang tidak disosialisasikan. Di samping itu, ada ketidakterbukaan pengurus PSSI dalam menyiapkan peraturan pemilihan.

Meski kepengurusan Nurdin dibekukan namun kompetisi Liga Super Indonesia (LSI) dan persiapan timnas menghadapi SEA Games 2011 dan kompetisi internasional lainnya akan dijalankan di bawah KONI/KOI. “Kompetisi LSI dan persiapan Sea Games akan tetap berjalan sebagaimana mestinya,” paparnya.

Nurdin Halid langsung menanggapi keterangan Andi Mallarangeng yang menyatakan tak mengakui lagi kepemimpinannya sebagai ketum PSSI dan Sekjen PSSI Nugraha Besoes. Nurdin meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mencopot Andi dari jabatannya sebagai menpora.

“Saya bersama seluruh pengurus telah rapat dan menyatakan sikap untuk memohon dengan sangat kepada bapak persiden yang sangat demokratis untuk mencopot Andi Mallarangeng,” kata Nurdin, tak lama setelah Andi didampingi Ketua KONI/KOI menyatakan tak mengakui kepemimpinannya, kemarin.
Menurutnya, Andi tidak pantas menjabat Menpora karena telah bertindak di luar aturan. “Dia (Andi) mengambil sikap hanya atas keterangan sepihak dari KPPN dan sebagai Menpora tidak memberikan informasi yang sebenarnya kepada masyarakat,” paparnya.

Ia menambahkan, Menpora yang harusnya introspeksi diri karena selama ini tak pernah meminta penjelasan ke PSSI tentang kekisruhan yang terjadi. “Di sisi lain Menpora selalu menerima masukan dari KPPN yang sama sekali tak masuk dalam konstitusi PSSI,” tambahnya.

Karenanya, ia dan jajarannya tak akan tunduk pada keinginan Menpora. “Kami ini organisasi yang berbadan hukum dan bisa dihentikan kalau Kemenkumham mencabut izin PSSI,” tegasnya.
“Kami akan terus berjalan seperti biasa dan tak mengakui keputusan Menpora. Kami berharap presiden segera mencopot Andi Mallarangeng,” tambahnya. (ali/sto/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/