32 C
Medan
Sunday, October 20, 2024
spot_img

Indonesia Harus Jadi Penentu Harga Dunia

100 Tahun Kelapa Sawit

MEDAN- Memperingati 100 tahun penanaman kelapa sawit di Indonesia, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) berharap harga kelapa sawit bisa ditentukan Indonesia, karena republik ini penghasil kelapa sawit terbesar di dunia.

Peringatan itu diwarnai berbagai kegiatan, pameran dan seminar di Hotel Tiara Medan.  Acara ini berlangsung 28 hingga 30 Maret mendatang, melibatkan negara tetangga Malaysia.

Salah satu yang membuka stand pada pameran itu yakni, JFX (Jakarta Futures Exchange), Research adm Business Development Division JFX, Ratna Susilo Rahatmi mengatakan hingga saat ini, Indonesia masih kurang mendominasi pasar CPO di dunia, padahal kualitas CPO Indonesia diakui.  Lambatnya pemeritah  karena harga CPO belum dapat dtentukan Indonesia.  Saat ini yang menentukan harga CPO masih Rotterdam-Belanda yang mengikuti pasar Malaysia. Bendahara GAPKI Sumut, Laksamana Adyaksa menyatakan, sejak 1911 Belanda membawa kelapa sawit untuk ditanam di Indonesia.  Dari itu, 40 persen perkebunana sawit dimiliki rakyat, 10 persen pemerintah dan sisanya adalah swasta. (mag-9)

 

100 Tahun Kelapa Sawit

MEDAN- Memperingati 100 tahun penanaman kelapa sawit di Indonesia, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) berharap harga kelapa sawit bisa ditentukan Indonesia, karena republik ini penghasil kelapa sawit terbesar di dunia.

Peringatan itu diwarnai berbagai kegiatan, pameran dan seminar di Hotel Tiara Medan.  Acara ini berlangsung 28 hingga 30 Maret mendatang, melibatkan negara tetangga Malaysia.

Salah satu yang membuka stand pada pameran itu yakni, JFX (Jakarta Futures Exchange), Research adm Business Development Division JFX, Ratna Susilo Rahatmi mengatakan hingga saat ini, Indonesia masih kurang mendominasi pasar CPO di dunia, padahal kualitas CPO Indonesia diakui.  Lambatnya pemeritah  karena harga CPO belum dapat dtentukan Indonesia.  Saat ini yang menentukan harga CPO masih Rotterdam-Belanda yang mengikuti pasar Malaysia. Bendahara GAPKI Sumut, Laksamana Adyaksa menyatakan, sejak 1911 Belanda membawa kelapa sawit untuk ditanam di Indonesia.  Dari itu, 40 persen perkebunana sawit dimiliki rakyat, 10 persen pemerintah dan sisanya adalah swasta. (mag-9)

 

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/