30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Gen Z Embrio Baru Mediator Sumut

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Puluhan anak muda generasi Z yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Solagratia Creative Community mengikuti kegiatan workshop dengan thema ‘Pentingnya Mediasi di Kalangan Generasi Z’. Kegiatan berlangsung di Aula kampus Politeknik Negeri Media Kreatif (Polimedia) PSDKU Medan Jalan Guru Sinumba, Helvetia Ujung Medan, Jumat, (20/10).

Dalam kegiatan itu para Gen Z dibekali ilmu pengetahuan tentang pengertian dan proses mediasi serta peran mediator atau fasilitator dalam berbagai aspek kehidupan, seperti dalam penyelesaian konflik. Diantaranya konflik agama, konflik antar budaya, kelompok dan golongan yang terjadi di tengah-tengah Masyarakat.

Peserta yang lahir dari pertengahan tahun 1990-an sengaja dipilih karena generasi tersebut merupakan generasi yang dianggap rentan terpapar informasi dan komunikasi melalui teknologi digital.

Generasi ini memiliki akses ke berbagai pandangan, informasi, dan perspektif yang berbeda dari seluruh dunia. Kecenderungan inilah yang dapat menyebabkan konflik, ketidaksetujuan, dan misinterpretasi yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu, workshop ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan Gen Z dalam berkomunikasi yang efektif, menjadi pendengar yang baik, mengajarkan pentingnya pemahaman terhadap perbedaan dan penyelesaian konflik yang damai dan konstruktif.

Workshop ini dibawakan langsung oleh mediator, Kadri Boy Ladani Tarigan yang telah mengikuti pelatihan mediator profesional selama tujuh hari dan berhasil melewati ujian di Medan beberapa waktu yang lalu. Dalam materinya Kadri menyampaikan bahwa mediasi diperlukan untuk menciptakan perdamaian.

Kadri juga menjelaskan dengan gamblang bagaimana peran seorang mediator dalam melakukan mediasi diantara pihak yang berkonflik, alur kerja mediasi dan memberikan contoh yang konkret dan kerap ditemui di lingkungan Gen Z serta lima kode etik yang harus dipatuhi mediator dalam menjalankan profesinya.

“Ya, workshop ini memang sengaja dipilih untuk kalangan Generasi Z. Supaya embrio-embrio mediator penebar kedamaian di Sumut ini tetap lahir. Mudah-mudahan kedepannya mereka akan terus kita didik supaya skill menjadi mediator itu terus melekat dan berpengaruh di masyarakat Sumut khususnya,” ungkap Kadri.

Dalam kegiatan turut hadir Kepala Unit kampus Politeknik Negeri Media Kreatif (Polimedia) PSDKU Medan, Komda Saharja, S.Kom, M.Pd dan Koordinator Unit Kegiatan Mahasiswa SCC, Sidang Perangin Angin M.Kom.

Pihak kampus menyambut baik kegiatan positif ini terutama untuk membentuk karakter mahasiswa. “Silahkan mengikuti kegiatan positif ini, jadikan pelajaran dan ilmu yang berharga untuk menebar kebaikan dan kasih kepada orang lain,” ungkap Komda.

Hal senada juga disampaikan Koordinator UKM SCC, Sidang Perangin angin. Sidang menilai UKM SCC harus bisa secara rutin melaksanakan kegiatan yang serupa kedepannya. “Ini harus menjadi perhatian pengurus SCC, kegiatan workshop seperti ini harus rutin dilaksanakan untuk menambah wawasan dan pengalaman untuk membuat kebaikan,” ungkap Sidang.

Salah satu peserta, Maria Sembiring mengatakan bahwa workshop ini sangat bermanfaat baginya. Melalui pemaparan materi, Maria bisa mengetahui apa yang harus dilakukan bila menghadapi sebuah konflik. “Kiranya kegiatan workshop ini bisa terus dilakukan untuk menciptakan kedamaian dan lebih bisa lagi dalam mengambil keputusan yang lebih baik, menemukan titik terang dari kedua belah pihak tanpa harus main hukum sendiri,” pungkas Maria. (rel/tri)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Puluhan anak muda generasi Z yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Solagratia Creative Community mengikuti kegiatan workshop dengan thema ‘Pentingnya Mediasi di Kalangan Generasi Z’. Kegiatan berlangsung di Aula kampus Politeknik Negeri Media Kreatif (Polimedia) PSDKU Medan Jalan Guru Sinumba, Helvetia Ujung Medan, Jumat, (20/10).

Dalam kegiatan itu para Gen Z dibekali ilmu pengetahuan tentang pengertian dan proses mediasi serta peran mediator atau fasilitator dalam berbagai aspek kehidupan, seperti dalam penyelesaian konflik. Diantaranya konflik agama, konflik antar budaya, kelompok dan golongan yang terjadi di tengah-tengah Masyarakat.

Peserta yang lahir dari pertengahan tahun 1990-an sengaja dipilih karena generasi tersebut merupakan generasi yang dianggap rentan terpapar informasi dan komunikasi melalui teknologi digital.

Generasi ini memiliki akses ke berbagai pandangan, informasi, dan perspektif yang berbeda dari seluruh dunia. Kecenderungan inilah yang dapat menyebabkan konflik, ketidaksetujuan, dan misinterpretasi yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu, workshop ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan Gen Z dalam berkomunikasi yang efektif, menjadi pendengar yang baik, mengajarkan pentingnya pemahaman terhadap perbedaan dan penyelesaian konflik yang damai dan konstruktif.

Workshop ini dibawakan langsung oleh mediator, Kadri Boy Ladani Tarigan yang telah mengikuti pelatihan mediator profesional selama tujuh hari dan berhasil melewati ujian di Medan beberapa waktu yang lalu. Dalam materinya Kadri menyampaikan bahwa mediasi diperlukan untuk menciptakan perdamaian.

Kadri juga menjelaskan dengan gamblang bagaimana peran seorang mediator dalam melakukan mediasi diantara pihak yang berkonflik, alur kerja mediasi dan memberikan contoh yang konkret dan kerap ditemui di lingkungan Gen Z serta lima kode etik yang harus dipatuhi mediator dalam menjalankan profesinya.

“Ya, workshop ini memang sengaja dipilih untuk kalangan Generasi Z. Supaya embrio-embrio mediator penebar kedamaian di Sumut ini tetap lahir. Mudah-mudahan kedepannya mereka akan terus kita didik supaya skill menjadi mediator itu terus melekat dan berpengaruh di masyarakat Sumut khususnya,” ungkap Kadri.

Dalam kegiatan turut hadir Kepala Unit kampus Politeknik Negeri Media Kreatif (Polimedia) PSDKU Medan, Komda Saharja, S.Kom, M.Pd dan Koordinator Unit Kegiatan Mahasiswa SCC, Sidang Perangin Angin M.Kom.

Pihak kampus menyambut baik kegiatan positif ini terutama untuk membentuk karakter mahasiswa. “Silahkan mengikuti kegiatan positif ini, jadikan pelajaran dan ilmu yang berharga untuk menebar kebaikan dan kasih kepada orang lain,” ungkap Komda.

Hal senada juga disampaikan Koordinator UKM SCC, Sidang Perangin angin. Sidang menilai UKM SCC harus bisa secara rutin melaksanakan kegiatan yang serupa kedepannya. “Ini harus menjadi perhatian pengurus SCC, kegiatan workshop seperti ini harus rutin dilaksanakan untuk menambah wawasan dan pengalaman untuk membuat kebaikan,” ungkap Sidang.

Salah satu peserta, Maria Sembiring mengatakan bahwa workshop ini sangat bermanfaat baginya. Melalui pemaparan materi, Maria bisa mengetahui apa yang harus dilakukan bila menghadapi sebuah konflik. “Kiranya kegiatan workshop ini bisa terus dilakukan untuk menciptakan kedamaian dan lebih bisa lagi dalam mengambil keputusan yang lebih baik, menemukan titik terang dari kedua belah pihak tanpa harus main hukum sendiri,” pungkas Maria. (rel/tri)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/