Kesaksiannya Meringankan Nunun
JAKARTA- Jurus tidak ingat, lupa, dan tidak tahu menjadi senjata Miranda Swaray Goeltom saat menjadi saksi dalam sidang dengan terdakwa Nunun Nurbaeti di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (9/4). Dalam sidang kasus suap cek perjalanan pemilihan deputi gubernur senior Bank Indonesia (DGS BI) itu, Miranda tampil percaya diri. Dia begitu tenang saat menjawab pertanyaan hakim, jaksa penuntut umum, dan penasihat hukum terdakwa.
Ketika mendapatkan pertanyaan yang “menjurus”, Miranda dengan sigap menjawab tidak ingat. Misalnya, ketika ditanya tentang waktu-waktu pertemuan dengan Nunun. Juga, tentang nama-nama anggota DPR yang hadir dalam pertemuan di Hotel Dharmawangsa. Miranda memang menyebut beberapa nama. Namun, selebihnya, dia mengaku tidak ingat.
Sosialita 62 tahun itu mengakui, pertemuan dengan anggota DPR adalah inisiatifnya. Miranda menegaskan, Nunun bukan inisiator. “Ibu Nunun tidak pernah menawarkan, saya juga tidak pernah meminta,” ujarnya.
Miranda mengaku sejatinya tidak bernafsu untuk mengejar kursi DGS BI. Sebab, dalam pemilihan Deputi Gubernur Bank Indonesia pada 2003 dia kalah oleh Burhanuddin Abdullah. Kekecewaannya semakin besar karena anggota DPR lebih suka menanyakan masalah keluarga ketimbang kompetensinya. “Saya tidak ingin dipermalukan lagi,” ucapnya.
Namun, perempuan kelahiran Jakarta, 19 Juni 1949, itu akhirnya bersedia dicalonkan. Dia tidak membantah pernah melakukan komunikasi dengan Nunun. Namun, itu terjadi sebelum fit and proper test dilakukan. Pada pertemuan yang Miranda lupa waktunya itu, dia meminta didoakan oleh istri mantan Wakapolri Adang Daradjatun tersebut.
Kalaupun ada pembicaraan yang menyangkut anggota DPR, Miranda mengaku bukan spesifik untuk memilih dirinya. Dia hanya meminta Nunun agar menyampaikan kepada teman-temannya yang anggota DPR untuk tidak bertanya tentang keluarga. “Saya siap diuji kompetensi apa pun tentang perbankan, asal bukan privasi keluarga,” ungkapnya.
Bagaimana respons Nunun? Dia kecewa dengan pernyataan Miranda bahwa hubungan mereka hanya sebatas kenal. Padahal, Nunun merasa sangat dekat dengan guru besar Universitas Indonesia (UI) itu sangat dekat. “Saya sedih ibu bilang hanya sebatas kenal,” ungkapnya.
Nunun mengaku pernah berada di organisasi dan kelompok arisan yang sama dengan Miranda. Selain itu, ibu empat anak tersebut mengaku kerap diundang Miranda ke berbagai acara.(dim/c10/ca/jpnn)