32 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Modernisasi Kain Tenun Terbaik

Torang Sitorus, nama pria kelahiran Tarutung  ini telah menjadi ikon fashion di Medan dan Sumut. Kecintaannya pada dunia fashion dan budaya, menginspirasikannya untuk membuat pakaian dengan nuansa budaya, tetapi tidak ketinggalan  dimodernisasi untuk menarik minat masyarakat.

H asil kreasi tersebut pun mendapat penghargaan, tepatnya saat   Ulang Tahun Dekranas yang ke 32. Torang Sitorus dengan kain ulos Toba nya mendapat penghargaan sebagai tenun terbaik se Indonesia, juga tekstil terbaik. Dan penghargaan tersebut diberikan langsung oleh ibu Boediono, sebagai ketua umum dekranas.

“Ini merupakan kain khas Toba, dengan corak Pusukrobung. Tetapi, bukan semua perlengkapan kain merupakan khas Toba, tetapi, semua etnis yang ada di Sumut yang kita padukan. Jadi, tidak monoton,” ujar Torang.

Terbuat dari bahan katun, sehingga sangat nyaman untuk digunakan, pakaian ini memodifikasi berbagai etnis yang ada di Sumut. Dengan aksesoris asal Toba, yang bermotif Gorga, dan Godungporhu. “Motif ini sambung menyambung, yang menyatakan kesatuan dalam adat,”ungkapnya. Sebagian aksesoris juga mengambil tema Karo, “Aksesoris budaya Karo masuk kalau dipadupadankan dengan aksesoris dari etnis lain. Karena itu, kita berinisiatif untuk menggabungkannya,” tambah Torang.

Pemberian penghargaan sebagia kain tenun terbaik ini, diserahkan di Jakarta, tepatnya pada tanggal 22 Maret 2012 yang lalu.

Dengan kemewahan yang diberikan, kain ulos yang dipadukan dengan atasan yang bergaya Melayu ini sangat cocok digunakan untuk pakaian pengantin wanita ataupun untuk menghadiri acara formal. “Pakaian juga dilengkapi dengan kain selempang, yang bisa digunakan untuk pemanis dalam penampilan, selain itu tentu saja untuk menambah kesan formal bagi pakaian dan pemakainya,” tambah Torang.

Selain kain ulos dan coraknya, yang memperkuat kesan budaya pada pakaian ini dapat dilihat dari hiasan kepala yang digunakan. Ikat kepala dengan paduan warna merah, putih, dan hitam, menjadikan ikat kepala ini sangat identik dengan warna kebesaran suku Batak. Warna pakaian juga yang didominasi warna hitam, menjadikan warna emas, dan warna pendukung lainnya dalam kain ulos lebih hidup.

“Dominasi warna coklat, emas, dan warna lainnya  tetap ada, malah semakin hidup. Karena warna dasar dari pakaian ini menggunakan warna hitam.” tambahnya.

Bagi yang berminat dengan pakaian dan kain tenun asli Sumut ini, dapat dilihat di Kantor Dekranas Sumatera Utara yang terletak di Jalan Iskandar Muda Medan. ‘’Bila ingin memiliki kain tenun asli Sumut ini, silahkan berkonsultasi dengan kami,” ungkap Torang. (ram)

Torang Sitorus, nama pria kelahiran Tarutung  ini telah menjadi ikon fashion di Medan dan Sumut. Kecintaannya pada dunia fashion dan budaya, menginspirasikannya untuk membuat pakaian dengan nuansa budaya, tetapi tidak ketinggalan  dimodernisasi untuk menarik minat masyarakat.

H asil kreasi tersebut pun mendapat penghargaan, tepatnya saat   Ulang Tahun Dekranas yang ke 32. Torang Sitorus dengan kain ulos Toba nya mendapat penghargaan sebagai tenun terbaik se Indonesia, juga tekstil terbaik. Dan penghargaan tersebut diberikan langsung oleh ibu Boediono, sebagai ketua umum dekranas.

“Ini merupakan kain khas Toba, dengan corak Pusukrobung. Tetapi, bukan semua perlengkapan kain merupakan khas Toba, tetapi, semua etnis yang ada di Sumut yang kita padukan. Jadi, tidak monoton,” ujar Torang.

Terbuat dari bahan katun, sehingga sangat nyaman untuk digunakan, pakaian ini memodifikasi berbagai etnis yang ada di Sumut. Dengan aksesoris asal Toba, yang bermotif Gorga, dan Godungporhu. “Motif ini sambung menyambung, yang menyatakan kesatuan dalam adat,”ungkapnya. Sebagian aksesoris juga mengambil tema Karo, “Aksesoris budaya Karo masuk kalau dipadupadankan dengan aksesoris dari etnis lain. Karena itu, kita berinisiatif untuk menggabungkannya,” tambah Torang.

Pemberian penghargaan sebagia kain tenun terbaik ini, diserahkan di Jakarta, tepatnya pada tanggal 22 Maret 2012 yang lalu.

Dengan kemewahan yang diberikan, kain ulos yang dipadukan dengan atasan yang bergaya Melayu ini sangat cocok digunakan untuk pakaian pengantin wanita ataupun untuk menghadiri acara formal. “Pakaian juga dilengkapi dengan kain selempang, yang bisa digunakan untuk pemanis dalam penampilan, selain itu tentu saja untuk menambah kesan formal bagi pakaian dan pemakainya,” tambah Torang.

Selain kain ulos dan coraknya, yang memperkuat kesan budaya pada pakaian ini dapat dilihat dari hiasan kepala yang digunakan. Ikat kepala dengan paduan warna merah, putih, dan hitam, menjadikan ikat kepala ini sangat identik dengan warna kebesaran suku Batak. Warna pakaian juga yang didominasi warna hitam, menjadikan warna emas, dan warna pendukung lainnya dalam kain ulos lebih hidup.

“Dominasi warna coklat, emas, dan warna lainnya  tetap ada, malah semakin hidup. Karena warna dasar dari pakaian ini menggunakan warna hitam.” tambahnya.

Bagi yang berminat dengan pakaian dan kain tenun asli Sumut ini, dapat dilihat di Kantor Dekranas Sumatera Utara yang terletak di Jalan Iskandar Muda Medan. ‘’Bila ingin memiliki kain tenun asli Sumut ini, silahkan berkonsultasi dengan kami,” ungkap Torang. (ram)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/