26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Sempat Viral, Jalan di Kabupaten Labura Sudah Mulai Mulus

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Jalan rusak di ruas jalan Teluk Binjai-Tanjung Leidong di Kabupaten Labura, yang sempat viral karena dikunjungi Presiden Jokowi sudah masuk pengerjaan beberapa bulan yang lalu. Ditargetkan, jalan ini akan selesai pada Desember mendatang.

Kepala Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) Sumut, Junaidi mengatakan saat presiden datang, dirinya turut mendampingi. Dan dirinya sempat menjelaskan masalah terkait jalan rusak kepada orang nomor satu di Indonesia tersebut.

“Nah, kita dapat penugasan untuk membangun jalan tersebut. Dari kawasan Gunting Saga-Teluk Binjai itu sepanjang 5 Km, dan sudah selesai di aspal, jadi ke depannya tidak ada lagi jalan rusak di kawasan tersebut,” ujarnya belum lama ini.

Sementara untuk kawasan Teluk Binjai-Tanjung Leidong yang sepanjang 33 km, BBPJN Sumut mendapatkan penugasan untuk pengaspalan jalan sepanjang 3 km.

“Untuk Teluk Binjai-Tanjung Leidong, diharapkan kolaborasi pemerintah, provinsi, kabupaten, dan BBPJN,” ungkapnya.

Tetapi di lapangan, BBPJN Sumut harus menggeser pembangunan jalan karena terkendala pembangunan jalan kabupaten yang menggunakan dana APBD sepanjang 14 km.

Awalnya, BBPJN Sumut berencana untuk meneruskan jalan aspal tersebut, tetapi karena jalan kabupaten sedang dalam tahap pembangunan, akhirnya digeser ke dekat rumah penduduk di Tanjung Leidong.

“Kalau kita umpamakan, kita tarik garis lurus, dari Ginting Saga ke Teluk Binjai itu ada jalan nasional, provinsi, dan kabupaten, semua sudah ok. Nah, saat kita mau bangun penugasan jalan kita, ada masalah yaitu jalan kabupaten yang sedang dibangun sepanjang 14 km, dan belum selesai. Akhirnya, kita putuskan untuk melewatkan yang kita pilih di dekat kawasan penduduk,” tambahnya.

Akibat pergeseran ini, BBPJN Sumut harus memutar jalan untuk mengangkut alat berat dan material bangunan, karena jarak tempuh yang semakin jauh.

“Jalan kabupaten tersebut tidak bisa dilalui, bahkan kalau alat berat dan truk lewat tenggelam karena lumpur. Untuk menyesuaikan target, kita geser dan saat ini sedang penyiapan badan jalan, setelah itu baru agregat Kelas A,baru hotmix,” tambahnya.

Keputusan penggeseran jalan aspal ini mendapat antusias warga di sekitaran Tanjung Leidong, karena kawasan rumah mereka akan diaspal sehingga memudahkan aktivitas mereka sehari-hari.

“Alhamdulillah, warga sekitar senang, karena daerah rumah mereka sekarang bebas lumpur. Kita tahu, bahwa Tanjung Leidong merupakan daerah yang penting untuk Sumatera Utara karena pusat beras. Dan kita berharap, pembangunan jalan ini dapat meningkatkan perekonomian masyarakat,” tutupnya.

Junaidi mengatakan, pembangunan jadi dua ruas jalan tersebut merupakan bagian dari Inpres Jalan Daerah yang bertujuan untuk menangani jalan nonnasional yang rusak dan meningkatkan kemantapan jalan daerah di seluruh Indonesia melalui bantuan APBN.

Dana Inpres Jalan Daerah di Sumut Sebesar Rp1,921 triliun dan dibagi ke 22 Kabupaten Kota dari 33 Kabupaten Kota di Sumatera Utara. (ram)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Jalan rusak di ruas jalan Teluk Binjai-Tanjung Leidong di Kabupaten Labura, yang sempat viral karena dikunjungi Presiden Jokowi sudah masuk pengerjaan beberapa bulan yang lalu. Ditargetkan, jalan ini akan selesai pada Desember mendatang.

Kepala Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) Sumut, Junaidi mengatakan saat presiden datang, dirinya turut mendampingi. Dan dirinya sempat menjelaskan masalah terkait jalan rusak kepada orang nomor satu di Indonesia tersebut.

“Nah, kita dapat penugasan untuk membangun jalan tersebut. Dari kawasan Gunting Saga-Teluk Binjai itu sepanjang 5 Km, dan sudah selesai di aspal, jadi ke depannya tidak ada lagi jalan rusak di kawasan tersebut,” ujarnya belum lama ini.

Sementara untuk kawasan Teluk Binjai-Tanjung Leidong yang sepanjang 33 km, BBPJN Sumut mendapatkan penugasan untuk pengaspalan jalan sepanjang 3 km.

“Untuk Teluk Binjai-Tanjung Leidong, diharapkan kolaborasi pemerintah, provinsi, kabupaten, dan BBPJN,” ungkapnya.

Tetapi di lapangan, BBPJN Sumut harus menggeser pembangunan jalan karena terkendala pembangunan jalan kabupaten yang menggunakan dana APBD sepanjang 14 km.

Awalnya, BBPJN Sumut berencana untuk meneruskan jalan aspal tersebut, tetapi karena jalan kabupaten sedang dalam tahap pembangunan, akhirnya digeser ke dekat rumah penduduk di Tanjung Leidong.

“Kalau kita umpamakan, kita tarik garis lurus, dari Ginting Saga ke Teluk Binjai itu ada jalan nasional, provinsi, dan kabupaten, semua sudah ok. Nah, saat kita mau bangun penugasan jalan kita, ada masalah yaitu jalan kabupaten yang sedang dibangun sepanjang 14 km, dan belum selesai. Akhirnya, kita putuskan untuk melewatkan yang kita pilih di dekat kawasan penduduk,” tambahnya.

Akibat pergeseran ini, BBPJN Sumut harus memutar jalan untuk mengangkut alat berat dan material bangunan, karena jarak tempuh yang semakin jauh.

“Jalan kabupaten tersebut tidak bisa dilalui, bahkan kalau alat berat dan truk lewat tenggelam karena lumpur. Untuk menyesuaikan target, kita geser dan saat ini sedang penyiapan badan jalan, setelah itu baru agregat Kelas A,baru hotmix,” tambahnya.

Keputusan penggeseran jalan aspal ini mendapat antusias warga di sekitaran Tanjung Leidong, karena kawasan rumah mereka akan diaspal sehingga memudahkan aktivitas mereka sehari-hari.

“Alhamdulillah, warga sekitar senang, karena daerah rumah mereka sekarang bebas lumpur. Kita tahu, bahwa Tanjung Leidong merupakan daerah yang penting untuk Sumatera Utara karena pusat beras. Dan kita berharap, pembangunan jalan ini dapat meningkatkan perekonomian masyarakat,” tutupnya.

Junaidi mengatakan, pembangunan jadi dua ruas jalan tersebut merupakan bagian dari Inpres Jalan Daerah yang bertujuan untuk menangani jalan nonnasional yang rusak dan meningkatkan kemantapan jalan daerah di seluruh Indonesia melalui bantuan APBN.

Dana Inpres Jalan Daerah di Sumut Sebesar Rp1,921 triliun dan dibagi ke 22 Kabupaten Kota dari 33 Kabupaten Kota di Sumatera Utara. (ram)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/