SUMUTPOS.CO – Aksi damai bela Palestina terus berdatangan dari berbagai belahan dunia. Kali ini, aksi solidaritas tersebut datang dari Indonesia. Sebanyak kurang lebih 2 juta masyarakat Indonesia berkumpul di Monumen Nasional (Monas) Jakarta untuk memberikan dukungan terhadap warga Gaza, Palestina yang sedang ditindas oleh kekejaman zionis Israel.
Aksi akbar bertajuk aliansi rakyat Indonesia bela Palestina tersebut diikuti oleh berbagai peserta. Mulai dari organisasi keagamaan (Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucuhu), buruh, kemahasiswaan, dan kepemudaan serta perempuan. Termasuk juga majelis taklim hingga lembaga-lembaga pendidikan dan lainnya.
Selain diikuti oleh berbagai kalangan masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa hingga orang tua, aksi tersebut juga diikuti sejumlah tokoh dan politikus. Termasuk juga pejabat negara. Di antaranya yakni Menteri Agama, Menteri Luar Negeri, Ketua DPR RI, dan Wakil Ketua DPD RI. Kemudian hadir Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan calon Presiden Anies Rasyid Baswedan.
Dalam aksi yang digelar pada Minggu pagi (5/11) tersebut, para peserta juga meramaikan pelataran Monas dengan berbagai macam atribut atau serba-serbi yang identik dengan Palestina. Yakni mulai dari bendera, syal, hingga tali kepala. Bahkan, sebagian peserta juga ada yang membentangkan bendera raksasa Palestina dan Indonesia.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengungkapkan bahwa membela kemanusiaan merupakan ajaran semua agama. Orang yang beragama pasti tidak akan diam melihat kemanusiaan terinjak-injak. “Di agama Islam diajarkan, bila mereka bukan saudaramu dalam iman, maka mereka adalah saudaramu dalam kemanusiaan,” ucap Yaqut.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menegaskan akan sikap tegas dukungan Indonesia terhadap perjuangan Bangsa Palestina. Tidak hanya sikap politik, tetapi juga peduli kemanusiaan yang ada di sana. Bahkan, untuk bantuan peduli kemanusiaan tersebut tidak hanya datang dari pemerintah, melainkan juga dari masyarakat. “Perjuangan kita tidak akan berhenti, perjuangan kita masih panjang dan kita akan berusaha untuk semaksimal mungkin,” ucap Retno.
Retno mengatakan, sebagai seorang perempuan, ibu, dan nenek, dia pun sangat merasa miris dengan apa yang terjadi di Palestina saat ini. Terlebih, banyak anak-anak Palestina yang setiap 10 menit meninggal dunia karena aksi brutal zionis Israel. “Saat ini juga masih ada sekeluarga WNI yang masih terus kita upayakan evakuasi dari Gaza selata. Dan untuk proses evakuasi ini memang sangat rumit. Kita doakan semoga hari ini berhasil,” ungkap Retno.
Sedangkan, Ketua DPR RI Puan Maharani menambahkan, pihaknya mengutuk apa yang telah dilakukan Israel terhadap warga Palestina. Pihaknya juga akan terus berperan aktif dalam menyuarakan Indonesia di dunia internasional guna mendukung rakyat Palestina sampai menuju kemerdekaan. “Kami minta dengan sangat agar Israel segera mengehentikan apa yang sudah dilakukan terhadap Palestina,” tutur Puan.
Kemudian, di tempat yang sama, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla menerangkan, untuk menghentikan aksi brutal yang dilakukan zionis Israel terhadap warga Palestina dibutuhkan upaya bersama skala internasional. Negara barat termasuk Amerika Serikat harus terlibat di dalamnya. “Kalau hanya kita sendiri tanpa pengaruh barat dan AS, kelihatannya Israel kekeuh tetap melakukan penyerangan. Israel tidak pernah mau dengar kecuali suara AS,” beber Kalla.
Terpisah, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mohammad Mahfud MD turut menyuarakan dukungan pemerintah terhadap rakyat Palestina. Utamanya yang kini berada di Gaza. Bersama ribuan santri di Jogjakarta, Mahfud mengirimkan doa untuk Palestina. Doa bersama untuk rakyat Palestina itu diikuti sekitar sepuluh ribu santri dan dihadiri para kyai serta pengasuh Pondok Pesantren Minggir.
Dalam kesempatan itu, Mahfud menegaskan, pemerintah tetap pada komitmen dan prinsip perdamaian dunia. “Maka rakyat dan pemerintah Indonesia mengutuk keras tindakan kekerasan dan pembantaian di Gaza Palestina oleh Israel,” ungkap dia.
Komitmen dan sikap tersebut tidak berubah sejak masa kepemimpinan Presiden Soekarno. Lewat Konferensi Asia Afrika, Bung Karno tegas menyebut Indonesia tidak akan membuka hubungan dengan Israel sampai Palestina Merdeka.
Menurut Mahfud, sikap tegas tersebut tetap konsisten sampai saat ini. Apalagi setelah Israel terus menyerang Gaza. Berdasar informasi yang dia terima, sudah ada sepuluh ribu korban jiwa sejak serangan awal bulan lalu. Sebagian di antara korban meninggal dunia tersebut merupakan anak-anak tidak berdosa. “Dalam sehari ada 137 anak Palestina yang gugur, dalam satu jam terdapat lima sampai enam anak yang meninggal dunia,” sesalnya.