Selandia Baru Susul Inggris dan Kazakhstan
JAKARTA-Indonesia kedatangan tamu negara dalam waktu yang relatif berdekatan. Setelah kunjungan Perdana Menteri Inggris David Cameron (11/4) dan Presiden Kazakhstan Nursultan Nazarbayev (13/4), selanjutnya bakal datang Perdana Menteri Selandia Baru John Key.
Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah mengungkapkan rencana kunjungan tamu negara ketiga itu dalam rentang waktu satu pekan itu. “Selanjutnya yang datang perdana menteri Selandia Baru,” kata Faizasyah.
PM Key direncanakan melakukan kunjungan ke Indonesia pada 15 hingga 17 April. Salah satu agendanya adalah melakukan kunjungan kenegaraan yang disambung dengan pertemuan bilateral dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Merdeka.
Dalam keterangannya, Dubes RI untuk Selandia Baru Agus Sriyono mengatakan, kedua negara akan menjalin serangkaian kerjasama. Misalnya kerjasama bidang perdagangan. Agus menyebut, kerjasama itu akan membawa manfaat, terutama penghapusan bea masuk ekspor produk tekstil dan apparel yang saat ini mencapai 7,75 hingga 19 persen.
Saat ini, hubungan perdagangan Indonesia dan Selandia Baru terus mengalami peningkatan. Selama periode 2007-2011 nilainya mencapai lebih dari 8,5 miliar dollar New Zealand (1 NZD setara dengan Rp7.750). rata-rata peningkatan setiap tahun mencapai 15 persen.
Sementara nilai investasi Selandia Baru di Indonesia mencapai USD 13,8 juta. Angka itu antara lain dalam bidang peternakan, konstruksi, perdagangan, industri tekstil, dan industri alat angkut.
Agus mengatakan, kedua negara akan meningkatka kerjasama di bidang energi terbarukan, khususnya geotermal. Di sisi Indonesia, cadangan panas bumi yang melimpah menjadi modalnya. “Selandia Baru memiliki keunggulan teknologi dan pemanfaatannya,” katanya.
Sebelumnya, Indonesia sudah lebih meneken sejumlah kesepakatan dengan Inggris dan Kazakhstan saat melakukan kunjungan kenegaraan. Dengan Kazakhstan, Indonesia mengimpor gandum dan akan mengekspor karet untuk joint venture dalam membuat pabrik ban. Volume perdagangan juga akan ditingkatkan hingga mencapai Rp910 miliar.
Sementara dengan Inggris, Indonesia juga sepakat untuk meningkatkan kemitraan. Saat PM Cameron datang, juga diteken pembelian sebelas pesawat Airbus oleh Garuda Indonesia. (fal/jpnn)