25.6 C
Medan
Wednesday, May 8, 2024

Tim Gabungan Tembak Tiga Anggota KST, Masyarakat Mengungsi di Sekitar Pos TNI

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pasukan gabungan TNI dan Polri berhasil menembak tiga anggota kelompok separatis teroris (KST) Minggu (21/1) di Kabupaten Intan Jaya. Ketiga anggota KST tersebut merupakan kelompok pimpinan Guspi Waker, yang kerap menyerang pos TNI.

Kaops Damai Cartens 2024 Kombes Pol Faizal Ramadhani menuturkan, sesuai informasi informan terdapat tiga anggota KST yang tertembak. Sesuai informasi identitas ketiganya yakni, Oni Kabagau, Jaringan Belau, dan Agustia. “Ketiganya anggota kelompok pimpinan Guspi Waker,” ujarnya.

Ketiga anggota KST tersebut tertembak di sejumlah bagian badannya. Yakni, dada dan kaki. Belum dapat dipastikan apakah ketiganya tewas akibat luka tembak tersebut. “Dipastikan pasukan TNI dan Polri yang berhasil melumpuhkan,” paparnya.

Menurutnya, kelompok tersebut terlibat dalam banyak serangan berdarah. Yang mengakibatkan warga sipil Papua meninggal dunia dan aparat juga turut menjadi korban. “Mereka juga yang menyerang pos aparat keamanan,” ujarnya.

Kasatgas Humas Operasi Damai Cartenz 2024 AKBP Bayu Suseno menjelaskan bahwa dalam penyerangan pos aparat keamanan di Sugapa, Intan Jaya beberapa waktu lalu terdapat dua korban. Yang pertama warga sipil bernama Yusak Sondegau meninggal dunia dan kedua almarhum Briptu Anumerta Alfando Steve Karamoy. “Alfando gugur akibat serangan tersebut,” jelasnya.

Satgas Operasi Damai Cartenz berkomitmen untuk terus mengejar pelaku penyerangan yang menewaskan kedua orang tersebut. Penyelidikan dan penyidikan akan terus dilakukan sampai pelaku bertanggung jawab. “Kami segera tuntaskan,” jelasnya.

Terpisah, Wakil Sementara Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XVII/Cenderawasih Letkol Infanteri Candra Kurniawan bahwa Kelompok Separatis Teroris (KST) terus melancarkan aksi di wilayah Sugapa, Kabupaten Intan Jaya.

Mereka menyerang aparat TNI – Polri, membunuh masyarakat sipil, juga membakar rumah dan honai. Akibatnya, masyarakat yang merasa khawatir dan takut memilih mengungsi. “Warga minta perlindungan dan mengungsi di tempat yang aman di sekitar Pos TNI,” kata dia.

Berdasar informasi yang diterima dari lapangan, KST turut merusak fasilitas kesehatan dan rumah ibadah. Aksi tersebut membuat masyarakat setempat semakin takut. Candra memastikan, aparat TNI dan Polri terus berusaha melindungi masyarakat. “Sehingga (kami) melakukan siaga dari ancaman dan serangan,” jelasnya.

Pihaknya berharap besar kondisi di Sugapa segera membaik, sehingga masyarakat bisa kembali beraktivitas sebagaimana mestinya. Termasuk dalam mendukung program pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah.

Kodam XVII/Cenderawasih menegaskan bahwa aksi yang dilakukan oleh KST di Intan Jaya merupakan tindakan biadab. Sebab, bukan hanya aparat yang menjadi korban, masyarakat sipil juga terimbas. Candra memastikan, alasan KST beraksi di Sugapa beberapa hari belakangan tidak berdasar.

Mereka menilai alasan tersebut mengada-ada dan dibuat-buat. Sebab, belum ada aktivitas di Blok Wabu. “Alasan apa pun tidak dibenarkan membunuh warga sipil, tidak dibenarkan membunuh anak-anak, membunuh kaum perempuan dan pembakaran rumah warga,” bebernya. (idr/syn/jpg/ila)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pasukan gabungan TNI dan Polri berhasil menembak tiga anggota kelompok separatis teroris (KST) Minggu (21/1) di Kabupaten Intan Jaya. Ketiga anggota KST tersebut merupakan kelompok pimpinan Guspi Waker, yang kerap menyerang pos TNI.

Kaops Damai Cartens 2024 Kombes Pol Faizal Ramadhani menuturkan, sesuai informasi informan terdapat tiga anggota KST yang tertembak. Sesuai informasi identitas ketiganya yakni, Oni Kabagau, Jaringan Belau, dan Agustia. “Ketiganya anggota kelompok pimpinan Guspi Waker,” ujarnya.

Ketiga anggota KST tersebut tertembak di sejumlah bagian badannya. Yakni, dada dan kaki. Belum dapat dipastikan apakah ketiganya tewas akibat luka tembak tersebut. “Dipastikan pasukan TNI dan Polri yang berhasil melumpuhkan,” paparnya.

Menurutnya, kelompok tersebut terlibat dalam banyak serangan berdarah. Yang mengakibatkan warga sipil Papua meninggal dunia dan aparat juga turut menjadi korban. “Mereka juga yang menyerang pos aparat keamanan,” ujarnya.

Kasatgas Humas Operasi Damai Cartenz 2024 AKBP Bayu Suseno menjelaskan bahwa dalam penyerangan pos aparat keamanan di Sugapa, Intan Jaya beberapa waktu lalu terdapat dua korban. Yang pertama warga sipil bernama Yusak Sondegau meninggal dunia dan kedua almarhum Briptu Anumerta Alfando Steve Karamoy. “Alfando gugur akibat serangan tersebut,” jelasnya.

Satgas Operasi Damai Cartenz berkomitmen untuk terus mengejar pelaku penyerangan yang menewaskan kedua orang tersebut. Penyelidikan dan penyidikan akan terus dilakukan sampai pelaku bertanggung jawab. “Kami segera tuntaskan,” jelasnya.

Terpisah, Wakil Sementara Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XVII/Cenderawasih Letkol Infanteri Candra Kurniawan bahwa Kelompok Separatis Teroris (KST) terus melancarkan aksi di wilayah Sugapa, Kabupaten Intan Jaya.

Mereka menyerang aparat TNI – Polri, membunuh masyarakat sipil, juga membakar rumah dan honai. Akibatnya, masyarakat yang merasa khawatir dan takut memilih mengungsi. “Warga minta perlindungan dan mengungsi di tempat yang aman di sekitar Pos TNI,” kata dia.

Berdasar informasi yang diterima dari lapangan, KST turut merusak fasilitas kesehatan dan rumah ibadah. Aksi tersebut membuat masyarakat setempat semakin takut. Candra memastikan, aparat TNI dan Polri terus berusaha melindungi masyarakat. “Sehingga (kami) melakukan siaga dari ancaman dan serangan,” jelasnya.

Pihaknya berharap besar kondisi di Sugapa segera membaik, sehingga masyarakat bisa kembali beraktivitas sebagaimana mestinya. Termasuk dalam mendukung program pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah.

Kodam XVII/Cenderawasih menegaskan bahwa aksi yang dilakukan oleh KST di Intan Jaya merupakan tindakan biadab. Sebab, bukan hanya aparat yang menjadi korban, masyarakat sipil juga terimbas. Candra memastikan, alasan KST beraksi di Sugapa beberapa hari belakangan tidak berdasar.

Mereka menilai alasan tersebut mengada-ada dan dibuat-buat. Sebab, belum ada aktivitas di Blok Wabu. “Alasan apa pun tidak dibenarkan membunuh warga sipil, tidak dibenarkan membunuh anak-anak, membunuh kaum perempuan dan pembakaran rumah warga,” bebernya. (idr/syn/jpg/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/