24 C
Medan
Tuesday, November 5, 2024
spot_img

Rumah Subsidi Wajib Pakai Lampu Hemat Energi

Promosi Solar Cell, Kemenpera Gandeng Kemenristek

Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz kembali menegaskan penggunaan lampu hemat energi untuk rumah subsidi. Selain mendukung program pemerintah untuk hemat energi listrik, juga meringankan beban masyarakat. “Seluruh rumah yang disubsidi pemerintah harus menggunakan solar cell. Nantinya akan kita usahakan agar solar cell tersebut sudah masuk beban pengembang. Kalau perawatan tanggung jawab konsumen,” katanya kepada wartawan di Kemenpera, Rabu (11/4). Dengan menggunakan lampu hemat energi, masyarakat tidak usah bayar listrik perbulan lagi. Untuk teknologi lampu solar cell (tenaga surya) ini, lanjutnya, Kemenpera akan bekerja sama dengan Kementerian Ristek.

“Kemenristek akan kita gandeng untuk teknologinya. Kalau urusan pembiayaan kita gandeng Bank BUMN. Sedangkan pengembangnya adalah Perumnas,” tandasnya.

Dalam pemberitaan sebelumnya, Menpera mengatakan akan mengeluarkan Peraturan Menteri (Permen) yang mengatur penghematan energi untuk rumah tipe 36. Tak hanya rumah tipe 36 yang diminta menggunakan solar cell untuk penerangannya, lampu penerangan jalan pun disarankan menggunakannya. Dengan demikian PLN hanya dijadikan pendukung kalau ada masalah dengan solar cell.

Dijelaskannya, lampu energi tenaga surya ini sangat mudah digunakan. Alatnya tinggal diletakkan di atap rumah sehingga dapat menyerap energi matahari. Setelah itu disambung ke baterei yang dimasukkan di atas plafon. Jika siang hari selama ada cahaya matahari energi akan masuk ke baterei dan malam hari bisa menyalakan lampu hemat energi.

Di sisi lain, pemberlakuan program lampu hemat energi diyakini pemerintah tidak akan berdampak terhadap harga rumah. Selain harga lampu hemat energi tidak terlalu mahal, juga diproduksi dalam negeri. “Harga rumah murah tidak akan menjadi mahal meski pakai lampu hemat energi dari tenaga surya. Karena harga lampu hemat energi sangat murah kok,” kata Djan Faridz.

Ditanya harga lampu hemat energi tersebut, menteri mengaku masih melakukan studi untuk menetapkan angka yang pas. “Survei dan studinya masih jalan. Kami upayakan semurah mungkin serta terjangkau bagi masyarakat. Tidak mungkin saya memberikan rekomendasi untuk harga yang tidak terjangkau,” tuturnya.

Penghematan energi listrik sudah dilakukan di Kantor Kemenpera denganmemakai neon serta  ruangan kantor dibuat terbuka sehingga cahaya matahari dari jendela bisa masuk ke dalam. (esy/jpnn)

Promosi Solar Cell, Kemenpera Gandeng Kemenristek

Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz kembali menegaskan penggunaan lampu hemat energi untuk rumah subsidi. Selain mendukung program pemerintah untuk hemat energi listrik, juga meringankan beban masyarakat. “Seluruh rumah yang disubsidi pemerintah harus menggunakan solar cell. Nantinya akan kita usahakan agar solar cell tersebut sudah masuk beban pengembang. Kalau perawatan tanggung jawab konsumen,” katanya kepada wartawan di Kemenpera, Rabu (11/4). Dengan menggunakan lampu hemat energi, masyarakat tidak usah bayar listrik perbulan lagi. Untuk teknologi lampu solar cell (tenaga surya) ini, lanjutnya, Kemenpera akan bekerja sama dengan Kementerian Ristek.

“Kemenristek akan kita gandeng untuk teknologinya. Kalau urusan pembiayaan kita gandeng Bank BUMN. Sedangkan pengembangnya adalah Perumnas,” tandasnya.

Dalam pemberitaan sebelumnya, Menpera mengatakan akan mengeluarkan Peraturan Menteri (Permen) yang mengatur penghematan energi untuk rumah tipe 36. Tak hanya rumah tipe 36 yang diminta menggunakan solar cell untuk penerangannya, lampu penerangan jalan pun disarankan menggunakannya. Dengan demikian PLN hanya dijadikan pendukung kalau ada masalah dengan solar cell.

Dijelaskannya, lampu energi tenaga surya ini sangat mudah digunakan. Alatnya tinggal diletakkan di atap rumah sehingga dapat menyerap energi matahari. Setelah itu disambung ke baterei yang dimasukkan di atas plafon. Jika siang hari selama ada cahaya matahari energi akan masuk ke baterei dan malam hari bisa menyalakan lampu hemat energi.

Di sisi lain, pemberlakuan program lampu hemat energi diyakini pemerintah tidak akan berdampak terhadap harga rumah. Selain harga lampu hemat energi tidak terlalu mahal, juga diproduksi dalam negeri. “Harga rumah murah tidak akan menjadi mahal meski pakai lampu hemat energi dari tenaga surya. Karena harga lampu hemat energi sangat murah kok,” kata Djan Faridz.

Ditanya harga lampu hemat energi tersebut, menteri mengaku masih melakukan studi untuk menetapkan angka yang pas. “Survei dan studinya masih jalan. Kami upayakan semurah mungkin serta terjangkau bagi masyarakat. Tidak mungkin saya memberikan rekomendasi untuk harga yang tidak terjangkau,” tuturnya.

Penghematan energi listrik sudah dilakukan di Kantor Kemenpera denganmemakai neon serta  ruangan kantor dibuat terbuka sehingga cahaya matahari dari jendela bisa masuk ke dalam. (esy/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/