Detil kasus hak cipta Si Unyil tak diketahuinya pasti. Yang Rini tahu bahwa ide itu sesuatu yang sangat berharga, tidak bisa dibayar dengan sejumlah uang.
“Hak cipta tuh penting banget. Rumit kalau bermasalah di lain waktu. Soalnya ide itu menurut aku priceless,” kata jebolan Indonesian Idol jilid 4 ini.
Rini tak tahu siapa sebenarnya yang berhak mendapat royalty Si Unyil. Apakah Pak Raden atau Perum Film Negara. Ia berharap segera ada titik terang agar masalah tidak berlarut-larut. Terlebih usia dan kondisi Pak Raden yang tak lagi segar dan muda seperti dulu.
“Siapapun pencetusnya, ide itu nggak ada harganya. Setuju banget kalau dia harus menerima semua yang berhak dan yang telah dikeluarkannya,” cetusnya.
Sejak Pak Raden berkoar-koar di media, Rini berjanji lebih concern lagi dalam meneken sebuah kontrak kerja. Ia pun berusaha membenahi manajemen artisnya agar lebih tertib dalam administrasi dan tidak melanggar aturan atau kesepakatan.
“Beruntung aku nggak pernah kena tipu urusan kontrak kerja. Aku punya manajemen. Mereka yang ngurus hal-hal yang kayak gitu. Jadi hak cipta juga terpenuhi dengan hak aku berapa,” tutur mantan pacar Anjie Drive ini.
Saat banyak orang hafal segala seputar Si Unyil, dara asal Medan Sumut ini justru sebaliknya. Ia sudah lupa karena masih terlalu kecil saat Si Unyil lagi berjaya.
“Inget tapi samar-samar. Nggak terlalu banyak karena pas film itu aku kecil banget. Yang paling ingat cuma Pak Ogah aja,” tukasnya.
Makanya itu dia berharap serial Si Unyil bisa dilanjutkan dan kontinyu lagi di layar televisi. Ini penting daripada anak-anak sekarang yang kebanyakan dijejali film kartun dan sejenisnya.
“Mungkin beda generasi, beda tema kali ya. Unyil versi dulu beda dengan versi Unyil yang sekarang. Mungkin versi sekarang campur globalisasi. Tapi tetap positif sih dalam pendidikan anak,” pungkasnya. BC