GORONTALO – Bentrok berdarah kembali terjadi di wilayah Gorontalo, tepatnya di kompleks Taman Menara Keagungan, Limboto, Kabupaten Gorontalo, Minggu (22/4) pukul 00.30 dini hari.
Bentrok tersebut melibatkan oknum anggota Brimob Polda Gorontalo dan oknum anggota Kostrad 221 Motuliato Gorontalo. Di lokasi bentrok, kedua kubu saling baku tembak. 8 orang terluka akibat terkena benda tajam dan tembakan. Terdiri 2 oknum Brimob Polda Gorontalo dan 6 oknum anggota Brigif 221 Gorontalo.
Dua oknum Brimob Polda Gorontalo masing-masing Bripka Asrul Sani dan Briptu Sarifudin. Keduanya mengalami luka robek di bagian kepala. Sementara 6 oknum anggota Brigif 221 Gorontalo masing-masing Prajurit Dua (Prada) Apriadi, Prada Friman, Prada Yanis, Prada Tiflif, Prada Rahim serta Prada Adrian. Lima di antaranya mengalami luka tembak.
Prada Apriadi mengalami luka tembak pada bagian punggung kiri dan di paha kaki kiri. Prada Firman mengalami luka tembak di bagian tangan kiri hingga tembus ke dada. Prada Yanis mengalami luka tembak di bagian mata kaki kanan. Prada Tiflif mengalami luka tembak di bagian paha kanan serta Prada Rahim mengalami luka tembak di bagian lengan. Sedangkan Prada Adrian mengalami luka gores pada pelipis kiri akibat terkena senjata tajam.
Hingga berita ini diturunkan enam oknum anggota Kostrad tersebut masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit MM Dunda Limboto. Sementara dua oknum anggota Brimob yang terluka belum diketahui dirawat di mana.
Informasi yang dirangkum Gorontalo Post (grup Sumut Pos), kejadian bentrok bermula ketika satu regu anggota Brimob Polda Gorontalo melakukan penertiban keamanan di seputaran Taman Menara Keagunan Limboto dan Perkantoran Pemkab Gorontalo. Saat sedang melakukan penyisiran, tiba-tiba terjadi pelemparan batu dan botol oleh sekelompok orang tak dikenal ke anggota Brimob. Anggota Brimob yang berada di atas mobil kemudian melakukan pengejaran.
Diduga, ketika saling kejar itu ada sejumlah oknum anggota Kostrad yang dikejar. Sehingga sejumlah oknum anggota Kostrad melakukan perlawanan.
Tiba-tiba terdengar letusan tembakan. Tak lama kemudian terdengar rentetan tembakan. Masyarakat yang berkumpul di Taman Menara Keagungan Limboto langsung kocar-kacir. Mereka berusaha menyelamatkan diri agar tidak terkena peluru yang nyasar.
Dalam kejadian saling kejar yang disertai letusan senjata api, tersiar kabar ada oknum anggota Brimob Polda Gorontalo yang terkena sabetan senjata tajam. Selain itu ada pula oknum anggota Kostrad yang terkena tembakan. Oknum anggota Kostrad yang terkena tembakan itu pun langsung dilarikan ke RS MM Dunda Limboto.
Sekitar 15 menit kemudian puluhan anggota Brimob datang ke lokasi Taman Menara Keagungan. Puluhan anggota Brimob bersenjata lengkap itu mengejar sejumlah orang yang disinyalir terlibat dalam aksi pelemparan. Tiba-tiba puluhan anggota Kostrad 221 Gorontalo juga turut datang ke lokasi Taman Menara Keagungan. Kedatangan puluhan anggota Kostrad yang mengenakan baju preman itu langsung penyisiran di seputaran Taman Menara Keagungan Limboto.
Insiden saling kejar mengejar diantara dua kelompok tersebut berlangsung kurang lebih 30 menit. Tidak hanya itu saja beberapa mobil milik warga sipil yang melintas di daerah sekitaran menara ini ikut menjadi korban. Kaca jendela mobil sejumlah warga dipecahkan untuk mengecek apakah di dalam mobil terdapat anggota Brimob atau Kostrad. Situasi itu terus berlangsung hingga menjelang subuh.
Kapolda Gorontalo Brigjen Pol Drs Irawan Dahlan ketika dikonfirmasi melalui Kepala Bidang Humas AKBP Lisma Dunggio sama sekali belum mau memberikan komentar perihal kejadian tersebut dengan alasan pihaknya belum mendapat laporan dan informasi yang jelas. Apalagi ketika disinggung bahwa bentrok antara Brimob dan TNI Kotsrad di taman Menara Limboto tersebut dipicu akibat ulah aparat kepolisian Polri itu sendiri diakui Lisma bahwa pihaknya belum tahu jug mengenai hal itu. “Yang pasti saya belum mendapat laporan resmi mengenai kejadian ini. Kapolres Limboto saya telepon juga tidak dijawab, SMS juga tidak dibalas. Nanti kalau sudah jelas semua baru saya akan kasih informasi. Kalau saya berikan informasi yang tidak sesuai fakta takutnya salah nanti,”tutup Lisma singkat. Demikian pula dengan Kasat Brimob Kombes Pol Eko Saktiono telepon selulernya sulit dihubungi awak koran ini. Saat tim Gorontalo Post mendatangi markas Brimob di Desa isimu Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo juga tidak mendapat ijin masuk dari sejumlah anggota Brimob yang berjaga-jaga di pintu masuk area Markas Brimob dengan alasan untuk kepentingan keamanan. “Maaf, demi untuk keamanan kalian tidak bisa masuk ke markas. Lagian bapak juga tidak ada kalian temui, lagi berangkat ke luar daerah,”kata salah seorang anggota Brimob bersenjata lengkap tersebut.
Sementara itu dikonfirmasi terpisah Komandan Brigif 22 Kostrad Kolonel Infantri Refrizal mengatakan, bahwa pihaknya juga belum mendapat konfirmasi yang jelas mengenai kronologis kejadian baku tembak antara anggota TNI Kostrad dengan anggota Brimob tersebut. “Maaf saya belum bisa memberikan keterangan pers perihal kejadian ini. Saya juga takut salah sebab informasinya yang saya terima masih simpang siur. Yang pasti secara internal kami melalui Subdenpom tetap menyelidiki kasus ini. Kalau sudah jelas semuanya baru saya akan informasikan,” kata Kol Inf. Refrizal kepada Gorontalo Post (grup Sumut Pos), kemarin.
Lebih lanjut Refrizal menambahkan, bahwa dengan adanya peristiwa ini dirinya selaku pimpinan TNI Kostrad di Provinsi Gorontalo telah memerintahkan seluruh anggotanya yang bertugas diluar markas Brigif. Disinggung berapa orang anggota TNI Kostrad yang mengalami luka dan dirawat di RS MM Dunda Limboto? Diakui Refrizal, anggotanya yang masuk rumah sakit akibat luka-luka berjumlah 5 orang.
“Kalau nggak salah ada yang kena tembak, ada juga yang luka kena benda lain. Kami juga sedang mengumpulkan beberapa proyektil peluru di lokasi kejadian untuk memastikan berapa banyak proyektil peluru tajam maupun peluru karet. Saya nanti akan berkoordinasi dengan Kapolda Gorontalo,” tandasnya. (tim GP/jpnn)