MEDAN-Perkembangan politik, budaya dan sosial kemasyarakatan di Sumatera Utara akhir-akhir ini menjadi perhatian serius Pengurus Besar Angkatan Muda Melayu Indonesia (PB AMMI), sebagai organisasi sayap Majelis Adat Budaya Melayu Indonesia (MABMI).
Di antaranya yang menjadi prioritas adalah tren menghadapi suksesi Gubernur Sumut menjelang Pilgub 2013 dan masalah pertanahan. Hal tersebut akan menjadi salah satu topik bahasan dalam Rapat Pimpinan Angkatan Muda Melayu Indonesia (Rapim AMMI), yang dijadwalkan diselenggarakan selama tiga hari 27-29 April 2012, di Hotel Madani Medan.
“Kami sudah lama mencermati beberapa perkembangan politik dan sosial budaya di masyarakat Sumut, dan pada waktunya akan menyikapinya. Karena itu, dalam Rapim AMMI nanti perkembangan kondisi Sumatera Utara ini akan kami bahas,” kata Ketua Umum PB AMMI, H OK Azhari SE didampingi Ketua Panitia Pelaksana Rapim, Drs Azrin Marydha, Sekretaris Panitia, Syahril Tambuse SH dan unsur pembina Zaidan BS kepada pers, kemarin.
Dikatakan, PB AMMI memprioritaskan masalah suksesi kepemimpinan di Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara (Gubsu) untuk periode 2013-2018, karena masalah ini menyangkut nasib rakyat Sumatera Utara ke depan khususnya bagi masyarakat melayu.
“Kita punya kepentingan, karena komunitas Melayu selain merupakan anak negeri mulai Langkat sampai Labuhanbatu, juga jumlahnya cukup besar. Karenanya, terhadap hal-hal yang menyangkut kepentingan rakyat Sumut, khususnya warga Melayu, PB AMMI tentu tidak bisa berdiam diri. Kami adalah juga tuan di negeri sendiri, untuk kepentingan rakyat kami harus berperan,” tegasnya.
Mengenai masalah pertanahan, PB AMMI juga akan menyikapi khususnya menyangkut klaim-klaim tanah ulayat Melayu, yang seolah dengan mudah dilontarkan oleh siapa saja.
“Padahal, klaim tentang hak-hak terhadap tanah ulayat harus jelas dari siapa dan apa dasarnya, jangan justru yang sesungguhnya berhak malahan menjadi penonton belaka,” ujarnya.
Namun demikian, untuk kedua materi yang akan disikapi serta hal-hal lainnya itu, akan dibawa dalam Rapim AMMI nanti, sehingga hasilnya akan menjadi sikap bersama masyarakat Melayu khususnya keluarga besar AMMI di Sumatera Utara.
“Setelah menjadi keputusan bersama, maka implementasinya juga akan merupakan sikap bersama,” tambahnya.(red)