25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

PT PSU Bayar Cicilan Utang Rp1,3 Miliar per Bulan

MEDAN, SUMUTPOS.CO – PT Perkebunan Sumatera Utara (PSU), memiliki utang kepada Bank Mandiri, sebesar Rp200 miliar. Dengan cicilan yang harus dibayarkan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut tersebut sekitar Rp1,3 miliar per bulan.

Direktur Utama (Dirut) PT PSU, Agus Salim Harahap mengatakan, pihaknya sisa utang yang harus dibayarkan saat ini sekitar Rp72 miliar. Karena membayar utang inilah yang membuat perusahaan tidak mampu membayar gaji karyawan pada November dan Desember 2023.

“Ada utang pinjaman ke Bank Mandiri, itu ada Rp200 Miliar, saat ini tinggal 72 miliar lagi, itu lah yang harus saya bayar cicilan perbulannya sampai dengan 2023. Itu perbulannya Rp1,3 miliar cicilannya, saya lunasi, saya bayar perbulan,” jelas Agus.

Agus menjelaskan selain memiliki utang, kondisi lahan perkebunan yang dimiliki PT PSU sekitar 15 hektar, kondisinya sangat memperhatinkan. Sehingga hasil produksi sawit yang dihasilkan tidak maksimal. Alhasil, penghasilan yang diperoleh tidak menutupi biaya produksi.

“Secara umum konstruksi dari tanamannya kebun nya memang rusak, jadi mempengaruhi ke produksi. Kedua faktor yang sangat ekstrim khususnya di Madina itu mangganggu dari trasnportasi TBS untuk keluar ke PKS,” ucap Agus.

Agus mengungkapkan bahwa memperbaiki lahan perkebunan dengan hasil produksi yang baik dan bagus, tidak bisa dalam waktu cepat. Namun, PT PSU tengah melakukan perbaikan lahan satu per satu.

“Kalau untuk perbaikan kebun, gak serta merta sim sala bim, karena dari awal sudah memprihatinkan. Ya perlu waktu, salah satu contoh proses pemupukan itu, bisa berdampak bagus setelah 1,2 sampai 2 tahun. Jadi gak bisa sim sala bim, tapi itu tadi, perlu komitmen dari semua pihak untuk perbaikan perusahaan ini,” kata Agus.

Lebih lanjut, Agus menjelaskan, bahwa pihaknya sudah menyiapkan langkah-langkah perbaikan dengan cara mengundang investor untuk berinvestasi di BUMD milik Pemprov Sumut itu.

“Kita kan kemaren dari 2022 sudah ada KSO ternyata gagal, pemenangnya tarik diri, kenapa kita bikin KSO karena memang tujuan kita untuk perbaikan, salah satu contoh, saya pernah studi banding ke PTPN II tahun 2022,” sebutnya.

“Sampai sekarang ini solusi yang masih kami fikirkan adalah KSO, untuk bagaimana dapat investor untuk perbaikan,” tandasnya.(gus/ram)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – PT Perkebunan Sumatera Utara (PSU), memiliki utang kepada Bank Mandiri, sebesar Rp200 miliar. Dengan cicilan yang harus dibayarkan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut tersebut sekitar Rp1,3 miliar per bulan.

Direktur Utama (Dirut) PT PSU, Agus Salim Harahap mengatakan, pihaknya sisa utang yang harus dibayarkan saat ini sekitar Rp72 miliar. Karena membayar utang inilah yang membuat perusahaan tidak mampu membayar gaji karyawan pada November dan Desember 2023.

“Ada utang pinjaman ke Bank Mandiri, itu ada Rp200 Miliar, saat ini tinggal 72 miliar lagi, itu lah yang harus saya bayar cicilan perbulannya sampai dengan 2023. Itu perbulannya Rp1,3 miliar cicilannya, saya lunasi, saya bayar perbulan,” jelas Agus.

Agus menjelaskan selain memiliki utang, kondisi lahan perkebunan yang dimiliki PT PSU sekitar 15 hektar, kondisinya sangat memperhatinkan. Sehingga hasil produksi sawit yang dihasilkan tidak maksimal. Alhasil, penghasilan yang diperoleh tidak menutupi biaya produksi.

“Secara umum konstruksi dari tanamannya kebun nya memang rusak, jadi mempengaruhi ke produksi. Kedua faktor yang sangat ekstrim khususnya di Madina itu mangganggu dari trasnportasi TBS untuk keluar ke PKS,” ucap Agus.

Agus mengungkapkan bahwa memperbaiki lahan perkebunan dengan hasil produksi yang baik dan bagus, tidak bisa dalam waktu cepat. Namun, PT PSU tengah melakukan perbaikan lahan satu per satu.

“Kalau untuk perbaikan kebun, gak serta merta sim sala bim, karena dari awal sudah memprihatinkan. Ya perlu waktu, salah satu contoh proses pemupukan itu, bisa berdampak bagus setelah 1,2 sampai 2 tahun. Jadi gak bisa sim sala bim, tapi itu tadi, perlu komitmen dari semua pihak untuk perbaikan perusahaan ini,” kata Agus.

Lebih lanjut, Agus menjelaskan, bahwa pihaknya sudah menyiapkan langkah-langkah perbaikan dengan cara mengundang investor untuk berinvestasi di BUMD milik Pemprov Sumut itu.

“Kita kan kemaren dari 2022 sudah ada KSO ternyata gagal, pemenangnya tarik diri, kenapa kita bikin KSO karena memang tujuan kita untuk perbaikan, salah satu contoh, saya pernah studi banding ke PTPN II tahun 2022,” sebutnya.

“Sampai sekarang ini solusi yang masih kami fikirkan adalah KSO, untuk bagaimana dapat investor untuk perbaikan,” tandasnya.(gus/ram)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/