MEDAN-Kematian Kepala Biro Perencanaan dan Organisasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Turman Siagian, cukup mengejutkan. Apalagi, dia ditemukan tewas setelah berduaan dengan teman kencannya di Hotel Aryaduta Medan.
Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Heru Prakoso ketika dikonfirmasi kemarin mengatakan, korban bersama teman wanitanya itu naik ke kamar 1186. Setelah di kamar tersebut korban sempat ngobrol dan memeluk teman wanitanya itu. Sekitar 15 menit kemudian korban masuk ke kamar mandi lalu teman wanitanya mendengar suara jatuh.
Lanjut Heru, begitu dilihat Anggi ternyata korban sudah tergeletak di lantai kamar mandi dengan keadaan kejang-kejang. “Anggi langsung menghubungi resepsionis dan tidak lama kemudian korban sudah meninggal dunia,” terang Heru saat memaparkan kronologis kejadian.
Menurut Heru, kasus kematian itu ditangani Mapolsekta Medan Baru yang telah melakukan olah TKP bersama tim identifikasi Polresta Medan. Menurut laporan yang diterima Heru dari Kapolsekta Medan Baru Kompol Donny Alexander, petugas sudah mengamankan barang-barang berharga milik korban disaksikan oleh manajer Hotel Arya Duta. “Penyidik juga masih mencari tahu rekan-rekan korban yang sempat bersama di hotel itu melalui rekaman CCTV dari lobi sampai ke kamar korban,” ujarnya.
Lanjut Heru, jenazah korban sempat dibawa ke RS Pirngadi Medan untuk dilakukan visum dan otopsi guna mengetahui penyebab kematian. Namun, belakangan informasi yang diterima, keluarga korban yang berada di Bekasi tidak menginginkan jenazah diotopsi. Tetapi, visum sudah dilakukan tim dokter. “Keterangan dokter kematian itu karena penyakit jantung. Semalam sudah dibawa pulang jenazahnya ke Bekasi,” kata Heru.
Saat disinggung apakah penyakit jantung disebabkan korban meminum obat kuat, Heru menjawab mungkin saja. “Mungkin sekali karena itu, lantaran dia (korban) di kamar bersama teman wanita yang bukan isterinya,” kata Heru.
Keluarga Mengaku Ikhlas
Saat ini jenazah Turman masih disemayamkan di rumah duka, Kompleks Bulog, Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat. Menurut pihak keluarga, Viktor Siagian, almarhum direncanakan akan dikebumikan pada Selasa (1/5) di Taman Pemakaman Umum (TPU) Pondok Rangon, Jakarta Timur.
Pihak keluarga sendiri mengaku ikhlas atas peristiwa ini. Apalagi dari hasil visum RS Pirngadi Medan yang mereka terima, dijelaskan jika almarhum meninggal karena serangan jantung. “Dari hasil visum disebutkan, itu karena jantung. Beliau adalah orang yang dihormati, walaupun masih muda,” ungkapnya, tidak mau menanggapi informasi miring seputar penyebab berpulangnya almarhum.
Demikian juga halnya dengan pihak Kemenparkraf sendiri, belum ada yang bersedia memberikan informasi terkait hal ini. Meski begitu, kehilangan sosok Turman tak bisa dihindarkan. “Kami dari keluarga merasa terpukul. Karena beliau meninggal secara mendadak. Beliau satu-satunya tulang punggung keluarga. Dari anak dan istrinya masih syok,” tambahViktor Siagian.
Informasi dihimpun Sumut Pos, Polsek Medan Baru masih memeriksa 1 orang saksi terkait kematian Turman. Adalah teman kencan almarhum, Anggi Murni (37), warga Jalan Tanjung Balai Payageli Medan yang diperiksa.
Untuk selanjutnya menurut Kapolsekta Medan Baru Kompol Dony Alexander , pihaknya akan memanggil Arni (35) yang mengenalkan korban dengan Anggi. Setelah itu pemeriksaan akan berlanjut pada pihak hotel seperti pihak sekuriti yang bertugas saat korban ditemukan tewas.
Warning buat Marie Pangestu
Tewasnya Turman di kamar hotel bersama wanita bukan istrinya, membuat Anggota Komisi X DPR, TB Dedi S Gumelar buka suara. Politisi yang juga dikenal dengan nama Miing ini, melalui Sumut Pos di Jakarta menyatakan bela sungkawa mendalam kepada keluarga yang ditinggalkan. Meski begitu, dia mengatakan kematian Turman adalah sebuah warning bagi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Marie Elka Pangestu. “Jadi pemimpin itu sebenarnya, harus tahu prilaku anak buahnya,” kata Miing, kemarin.
Seorang menteri menurut Miing, harus bisa menekankan pada bawahan, betapa pentingnya menjaga nama baik korps di mana ia bernaung. “Apalagi kalau dalam posisi tengah menjalankan tugas yang diamanatkan,” tambahnya.
Untuk itu di tengah keprihatinannya, Miing berharap setidaknya lewat peristiwa ini, para pimpinan dapat semakin menekankan fungsi pembinaan bagi para bawahan. Pria yang duduk di komisi yang membidangi pendidikan, pemuda, olahraga, pariwisata, kesenian dan kebudayaan ini sebenarnya mengaku, tidak ingin mengomentari hal ini terlalu jauh. Karena masalah ini lebih merupakan urusan pribadi. Sehingga akan terasa sulit untuk menanggapinya. Apalagi sebagai anggota dewan, mereka lebih berperan pada pengawasan kebijakan. “Jadi ini merupakan hak dan tanggung jawab atasannya untuk menilai. Cuma memang saya kira kalau memang beliau pejabat, sudah berkeluarga, lalu menggunakan obat-obatan, pokoknya susah deh untuk mengomentarinya. Karena ini kan urusan pribadi,” ungkapnya. (gir/gus/adl)