27 C
Medan
Thursday, August 22, 2024

Tim Pengabdian TPB FP USU Buat Sumur Bor dan Berikan Pompa Air kepada Petani di Desa Jati Utomo Binjai

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Dosen Universitas Sumatera Utara (USU) melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat di Kelurahan Jati Utomo, Kecamatan Binjai Utara, Kota Binjai, Senin (15/7/2024). Kegiatan ini mengangkat tema “Pembuatan Sumur Bor dan Pompanisasi sebagai Upaya Peningkatan Sumber Pengairan Lahan Pangan di Kelurahan Jati Utomo Binjai Utara”.

“Kegiatan pengabdian ini diinisiasi tim dari Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Pertanian USU,” kata Delima Lailan Sari Nasution S.TP, M.Sc, selaku ketua tim pengabdian dalam keterangan tertulisnya yang diterima Sumut Pos, Selasa (13/8/2024).

Selain Delima Lailan Sari Nasution, kegiatan pengabdian ini juga melibatkan beberapa dosen, diantaranya Ainun Rohanah STP., M.Si, Raju S.TP., M.Si, Indra Saputra Kurniawan S.TP., M.T serta beberapa mahasiswa yakni Putri Fathsya dan Agia Frasetya Karokaro. Selain itu, pengabdian ini juga melibatkan masyarakat setempat, khususnya Kelompok Tani Kelurahan Jati Utomo.

Adapun beberapa kegiatan yang dilakukan dalam pengabdian ini, pembuatan sumur bor dan pemberian pompa beserta kelengkapannya. Kegiatan ini dimulai dengan diskusi, sosialisasi, serta pemasangan dan pendampingan penggunaan alat pompanisasi pada sumur bor yang diberikan kepada Kelompok Tani Kelurahan Jati Utomo untuk mengairi lahan pertanian.

Sadeli, seorang petani sekaligus ketua dari Kelompok Tani Kelurahan Jati Utomo menyatakan, pemberian pompa ini sangat membantu mereka dalam pengairan lahan. Disebutkannya, selama ini untuk melakukan pengairan dalam 1 hektare sawah, mereka harus mengeluarkan biaya Rp5 juta atau sekitar 200 ribu per rante.

“Tapi dengan pompa besar yang diberikan tim dari USU ini, kita hanya membutuhkan Rp2 juta sampai Rp2,5 juta per hektare, serta lahan padi yang tadinya hanya bisa bertanam 2 kali setahun. Tapi setelah pembuatan sumur bor ini, kami bisa bertanam 3 kali dalam setahun,” jelasnya.

“Itulah salah satu gambaran kenapa ketika awal kita bahas masalah ini, kami berorientasi pompanisasilah yang kami butuhkan,” imbuhnya.

Menurut Delima, kegiatan pengabdian seperti ini sangat penting dalam membantu masyarakat dan diharapkan dapat berlanjut dan direplikasi di daerah lain yang mengalami masalah serupa. “Partisipasi dan kesadaran semua pihak sangat diperlukan untuk mendukung program-program pengabdian masyarakat di masa mendatang,” pungkas Delima. (adz)

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Dosen Universitas Sumatera Utara (USU) melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat di Kelurahan Jati Utomo, Kecamatan Binjai Utara, Kota Binjai, Senin (15/7/2024). Kegiatan ini mengangkat tema “Pembuatan Sumur Bor dan Pompanisasi sebagai Upaya Peningkatan Sumber Pengairan Lahan Pangan di Kelurahan Jati Utomo Binjai Utara”.

“Kegiatan pengabdian ini diinisiasi tim dari Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Pertanian USU,” kata Delima Lailan Sari Nasution S.TP, M.Sc, selaku ketua tim pengabdian dalam keterangan tertulisnya yang diterima Sumut Pos, Selasa (13/8/2024).

Selain Delima Lailan Sari Nasution, kegiatan pengabdian ini juga melibatkan beberapa dosen, diantaranya Ainun Rohanah STP., M.Si, Raju S.TP., M.Si, Indra Saputra Kurniawan S.TP., M.T serta beberapa mahasiswa yakni Putri Fathsya dan Agia Frasetya Karokaro. Selain itu, pengabdian ini juga melibatkan masyarakat setempat, khususnya Kelompok Tani Kelurahan Jati Utomo.

Adapun beberapa kegiatan yang dilakukan dalam pengabdian ini, pembuatan sumur bor dan pemberian pompa beserta kelengkapannya. Kegiatan ini dimulai dengan diskusi, sosialisasi, serta pemasangan dan pendampingan penggunaan alat pompanisasi pada sumur bor yang diberikan kepada Kelompok Tani Kelurahan Jati Utomo untuk mengairi lahan pertanian.

Sadeli, seorang petani sekaligus ketua dari Kelompok Tani Kelurahan Jati Utomo menyatakan, pemberian pompa ini sangat membantu mereka dalam pengairan lahan. Disebutkannya, selama ini untuk melakukan pengairan dalam 1 hektare sawah, mereka harus mengeluarkan biaya Rp5 juta atau sekitar 200 ribu per rante.

“Tapi dengan pompa besar yang diberikan tim dari USU ini, kita hanya membutuhkan Rp2 juta sampai Rp2,5 juta per hektare, serta lahan padi yang tadinya hanya bisa bertanam 2 kali setahun. Tapi setelah pembuatan sumur bor ini, kami bisa bertanam 3 kali dalam setahun,” jelasnya.

“Itulah salah satu gambaran kenapa ketika awal kita bahas masalah ini, kami berorientasi pompanisasilah yang kami butuhkan,” imbuhnya.

Menurut Delima, kegiatan pengabdian seperti ini sangat penting dalam membantu masyarakat dan diharapkan dapat berlanjut dan direplikasi di daerah lain yang mengalami masalah serupa. “Partisipasi dan kesadaran semua pihak sangat diperlukan untuk mendukung program-program pengabdian masyarakat di masa mendatang,” pungkas Delima. (adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/