27 C
Medan
Wednesday, August 21, 2024

Inovasi Pengolahan Sampah: Tim Desa Binanan USU Berdayakan Masyarakat Desa Kelambir Menuju Ekonomi Berkelanjutan

DESA KELAMBIR, SUMUTPOS.CO – Sebuah terobosan penting dalam pengelolaan sampah dan pemberdayaan masyarakat telah dimulai di Desa Kelambir, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deliserdang. Tim Desa Binaan Universitas Sumatera Utara (USU) yang diketuai Prof. Dr. Ir. Rosdanelli Hasibuan, M.T., dengan koordinator kegiatan Prof. dr. Ir. Juliza Hidayati., MT dan anggota Dr. Ir. Dini Wahyuni. MT dan Ir. Muhammad Thoriq Al-Fath, S.T., M.T., serta tiga orang mahasiswa telah berhasil mengimplementasikan program pengabdian masyarakat yang inovatif dan berwawasan lingkungan.

Program ini berfokus pada pengolahan tiga jenis sampah utama – plastik, kertas, dan kayu – menjadi produk bernilai ekonomi tinggi menggunakan teknologi canggih. Sampah plastik diolah menjadi biji plastik menggunakan teknologi crusher, sampah kertas diproses menjadi kertas kreatif melalui metode pulping, dan sampah kayu diubah menjadi briket dengan teknologi pirolisis.

“Tujuan utama program ini adalah mengubah paradigma masyarakat tentang sampah. Kami ingin menunjukkan bahwa sampah bukan sekadar barang buangan, tetapi bisa menjadi sumber daya yang bernilai ekonomi jika diolah dengan tepat,” kata ProfRosdanelli dalam pers rilisnya, Rabu (14/8/2024).

Dalam pelaksanaannya, tim desa binaan USU melakukan fabrikasi alat-alat pengolahan sampah yang kemudian diserahkan kepada Kepala Desa Kelambir, Sahrial SE. Penyerahan alat ini menandai dimulainya era baru dalam pengelolaan sampah di desa tersebut.

“Kami merancang alat-alat ini dengan mempertimbangkan kemudahan penggunaan dan perawatan. Harapannya, masyarakat dapat mengoperasikan dan merawat alat-alat ini secara mandiri dalam jangka panjang,” jelas Ir. Muhammad Thoriq Al-Fath, S.T., M.T.

Tim Desa Binaan di bawah koordinator Prof. Dr. Ir. Juliza Hidayati menekankan aspek ekonomi dari program ini. “Pengolahan sampah menjadi produk bernilai tambah ini diharapkan dapat membuka peluang usaha baru bagi warga desa, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan mereka,” ujarnya.

Kepala Desa Kelambir, Sahrial SE, menyambut antusias inisiatif ini. “Kami sangat berterima kasih atas bantuan dari USU. Program ini tidak hanya membantu kami mengatasi masalah sampah, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi warga desa,” tuturnya.

Ia juga berjanji akan memastikan program ini berjalan berkelanjutan dan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat. Salah satu mahasiswa yang terlibat dalam program ini, Aravi Zalsa Ramadhan, berbagi pengalamannya. “Ini merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi kami. Kami belajar banyak tentang penerapan ilmu yang kami pelajari di kampus untuk memecahkan masalah nyata di masyarakat,” ujarnya.

Ke depannya, tim desa binaaan USU berencana untuk melakukan pelatihan kepada masyrakat dan monitoring secara berkala terhadap pelaksanaan program ini. Tim desa binaan juga akan memberikan pendampingan lanjutan untuk memastikan keberlanjutan program dan membantu masyarakat dalam pengembangan produk serta pemasarannya.

Program inovatif ini diharapkan tidak hanya dapat mengatasi permasalahan sampah di Desa Kelambir, tetapi juga menjadi model percontohan bagi desa-desa lain dalam pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan bermanfaat secara ekonomi bagi masyarakat. Dengan demikian, upaya pelestarian lingkungan dapat berjalan seiring dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat desa. (rel/adz)

DESA KELAMBIR, SUMUTPOS.CO – Sebuah terobosan penting dalam pengelolaan sampah dan pemberdayaan masyarakat telah dimulai di Desa Kelambir, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deliserdang. Tim Desa Binaan Universitas Sumatera Utara (USU) yang diketuai Prof. Dr. Ir. Rosdanelli Hasibuan, M.T., dengan koordinator kegiatan Prof. dr. Ir. Juliza Hidayati., MT dan anggota Dr. Ir. Dini Wahyuni. MT dan Ir. Muhammad Thoriq Al-Fath, S.T., M.T., serta tiga orang mahasiswa telah berhasil mengimplementasikan program pengabdian masyarakat yang inovatif dan berwawasan lingkungan.

Program ini berfokus pada pengolahan tiga jenis sampah utama – plastik, kertas, dan kayu – menjadi produk bernilai ekonomi tinggi menggunakan teknologi canggih. Sampah plastik diolah menjadi biji plastik menggunakan teknologi crusher, sampah kertas diproses menjadi kertas kreatif melalui metode pulping, dan sampah kayu diubah menjadi briket dengan teknologi pirolisis.

“Tujuan utama program ini adalah mengubah paradigma masyarakat tentang sampah. Kami ingin menunjukkan bahwa sampah bukan sekadar barang buangan, tetapi bisa menjadi sumber daya yang bernilai ekonomi jika diolah dengan tepat,” kata ProfRosdanelli dalam pers rilisnya, Rabu (14/8/2024).

Dalam pelaksanaannya, tim desa binaan USU melakukan fabrikasi alat-alat pengolahan sampah yang kemudian diserahkan kepada Kepala Desa Kelambir, Sahrial SE. Penyerahan alat ini menandai dimulainya era baru dalam pengelolaan sampah di desa tersebut.

“Kami merancang alat-alat ini dengan mempertimbangkan kemudahan penggunaan dan perawatan. Harapannya, masyarakat dapat mengoperasikan dan merawat alat-alat ini secara mandiri dalam jangka panjang,” jelas Ir. Muhammad Thoriq Al-Fath, S.T., M.T.

Tim Desa Binaan di bawah koordinator Prof. Dr. Ir. Juliza Hidayati menekankan aspek ekonomi dari program ini. “Pengolahan sampah menjadi produk bernilai tambah ini diharapkan dapat membuka peluang usaha baru bagi warga desa, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan mereka,” ujarnya.

Kepala Desa Kelambir, Sahrial SE, menyambut antusias inisiatif ini. “Kami sangat berterima kasih atas bantuan dari USU. Program ini tidak hanya membantu kami mengatasi masalah sampah, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi warga desa,” tuturnya.

Ia juga berjanji akan memastikan program ini berjalan berkelanjutan dan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat. Salah satu mahasiswa yang terlibat dalam program ini, Aravi Zalsa Ramadhan, berbagi pengalamannya. “Ini merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi kami. Kami belajar banyak tentang penerapan ilmu yang kami pelajari di kampus untuk memecahkan masalah nyata di masyarakat,” ujarnya.

Ke depannya, tim desa binaaan USU berencana untuk melakukan pelatihan kepada masyrakat dan monitoring secara berkala terhadap pelaksanaan program ini. Tim desa binaan juga akan memberikan pendampingan lanjutan untuk memastikan keberlanjutan program dan membantu masyarakat dalam pengembangan produk serta pemasarannya.

Program inovatif ini diharapkan tidak hanya dapat mengatasi permasalahan sampah di Desa Kelambir, tetapi juga menjadi model percontohan bagi desa-desa lain dalam pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan bermanfaat secara ekonomi bagi masyarakat. Dengan demikian, upaya pelestarian lingkungan dapat berjalan seiring dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat desa. (rel/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/