29 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

LPPM USU Edukasi Pengembangan Teknik Rehabilitasi Mangrove dengan Pola Tanam Layang-layang untuk Mitigasi Abrasi Pantai di Desa Rugemuk, Deli Serdang

PANTAI LABU, SUMUTPOS.CO- Pantai Alam Serdang merupakan salah satu tempat ekowisata yang ada di Desa Rugemuk, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang. Pantai ini dikelola oleh Kelompok Tani Hutan (KTH) Alam Serdang Bahari sesuai dengan Surat Keputusan Kepala Desa Rugemuk Nomor 29 Tahun 2018.

Desa Rugemuk merupakan desa yang berbatasan langsung dengan garis pantai Timur Sumut. Sebagaimana layaknya daerah garis pantai, kehidupan penduduk Desa Regemuk berasal dari mata pencaharian sebagai nelayan dan juga pengelolaan wisata pantai di sekitar Desa Regemuk.

Pada November 2022, Desa Rugemuk dilanda banjir rob besar, sehingga mengakibatkan sebagian besar rumah warga tergenang air. Bahkan ada yang rusak, serta banyak juga kapal nelayan yang rusak.

Dampak banjir rob juga mengakibatkan rusaknya Pantai Alam Serdang yang dikelola KTH Alam Serdang Bahari beserta sarana dan prasarana wisata yang ada. Bahkan kolam silvofishery yang dibangun dari dana bantuan Lantamal 1 Belawan juga ikut hancur.

Demikian halnya dengan ekosistem hutan mangrove yang ada di Pantai Alam Serdang Bahari, terus mengalami kerusakan akibat abrasi pantai. Kondisi ini diperparah karena selama 2018 sampai akhir 2023 belum ada upaya maksimal dari pihak pemerintah, baik provinsi maupun kabupaten, dalam mengurangi hantaman badai laut dan gelombang besar seperti alat pemecah ombak (APO).

Seiring berjalan waktu, KTH Alam Serdang Bahari juga telah melakukan beragam kegiatan penanaman mangrove bersama para pihak lain, baik swasta, pemerintah, maupun perguruan tinggi. Namun dalam kegiatan penanaman ini belum menerapkan pola tanaman yang tepat serta belum ada upaya kegiatan yang ditujukan untuk perlindungan habitat sehingga bibit pohon mangrove yang ditanam tersebut mengalami kerusakan kembali dan tidak tumbuh.

Beranjak dari kondisi tersebut Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat (LPPM) Universitas Sumatera Utara (USU) melaksanakan kegiatan pengabdian pada masyarakat (PPM) melalui rehabilitasi mangrove dan penguatan daerah pesisir pantai guna mengurangi dampak abrasi air laut.

Beberapa kegiatan PPM yang dilakukan antara lain edukasi pengembangan rehabilitasi mangrove pola layang-layang, pembangunan kebun bibit rakyat yang menyediakan bibit pohon (khususnya mangrove), pengembangan silvofishery kepiting bakau, dan penanaman (rehabilitasi) mangrove dengan pola tanam layang-layang dan rumpun berjarak.

Tim pelaksana PPM yang terdiri dari 4 orang, yaitu Moehar Maraghiy Harahap, S.Hut., M.Sc., Dr. Oding Affandi, S.Hut., MP, Prof. Dr. Etti Sartina Siregar S.Si., M.Si. dan Dr. Ahmad Muhtadi, S.Pi., M.Si telah melakukan serangkaian kegiatan, yaitu survey ke lokasi mitra (KTH Alam Serdang Bahari), pembuatan pembibitan mangrove jenis api-api (Avicennia sp.), pembuatan demplot penanaman dengan pola layang-layang, dan edukasi pengembangan teknik rehabilitasi mangrove dengan pola tanam layang-layang.

Kegiatan survey lokasi dan diskusi dengan mitra PPM dilakukan sejak bulan Maret 2024. Dari hasil survey lapangan diketahui bahwa sebagian bangunan permanen maupun non-permanen yang ada di Pantai Alam Serdang Bahari mengalami kerusakan parah bahkan daratan dari pantainya semakin menyempit karena abrasi yang terus terjadi.

Pohon-pohon mangrove yang ada di pantai sebagian besar juga sudah rusak dan tumbang. Hasil diskusi lebih lanjut dengan mitra setelah survey, disepakati untuk melakukan kegiatan penanaman atau rehabilitasi melalui pola layang-layang.

Sebelum melakukan rehabilitasi mangrove, Tim Pelaksana PPM bersama mitra membuat dulu pembibitan mangrove guna ditanam saat pelaksanaan rehabilitasi.

Untuk memastikan keberhasilan pola tanam yang dipakai, maka di lokasi PPM juga dilakukan pembuatan demplot atau uji coba penanaman dengan pola layang-layang untuk melihat ketahanan pelindung dan respon tanaman terhadap ombak dan kondisi pasang.

Pembuatan demplot ini penting untuk dilakukan agar memberikan gambaran riil dan pengalaman empirik seperti apa plot penanaman mangrove yang harus dibangun di sekitar pantai agar mampu hidup dan bertahan di kemudian hari. Pada akhirnya plot penanaman diharapkan dapat tumbuh menjadi tegakan mangrove yang membentuk hutan sekunder pelindung daratan.

Selanjutnya dibuat satu buah demplot tanam pola layang-layang dengan jenis mangrove api-api (Avicennia sp.) sekitar 500 bibit dan diberi pelindung berupa bilah bambu
Selanjutnya Tim PPM melakukan kegiatan Edukasi Pengembangan Teknik Rehabilitasi Mangrove Dengan Pola Tanam Layang-Layang Untuk Mitigasi Abrasi Pantai Di Desa Rugemuk, Deli Serdang sekaligus diskusi yang dilaksanakan pada hari Senin, 26 Sepetember 2024 bertempat di area wisata Pantai Alam Serdang.

Kegiatan ini dilaksanakan oleh seluruh Tim PPM USU. Pada kegiatan ini dihadiri juga oleh mahasiswa peserta merdeka belajar kampus merdeka (MBKM) USU. Sementara itu dari pihak desa hadir Kepala Desa Rugemuk dan jajaran pemerintah desa, Tokoh Masyarakat, kelompok ibu rumah tangga, serta para pengurus KTH Alam Serdang Bahari.

Moehar Maraghiy selaku Ketua Pelaksana PPM, dalam sambutannya menyampaikan bahwa, kegiatan PPM ini bertujuan untuk percontohan dalam penerapan pola layang-layang dala kegiatan rehabilitasi mangrove pada areal pantai terabrasi. Kegiatan ini juga diharapkan menjadi media pemberdayaan bagi warga Desa Rugemuk dan percontohan bagi daerah lainnya.

Dengan demikian diharapkan akan terbentuk kesadaran aksi bersama (collective action) di dalam pelestarian lingkungan dan antisipasi potensi bencana di daerah pesisir
Sementara itu Kepala Desa Rugemuk menyampaikan bahwa, pihak desa sangat menyambut baik program ini.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada Tim Pelaksana Program PPM USU yang telah melakukan kegiatan dan mendampingi pemulihan lokasi pantai yang terabrasi, khususnya di areal wisata Pantai Alam Serdang melalui beragam kegiatan pengelolaan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat. Kami di desa mengharapkan agar ada upaya pencegahan abrasi pantai di wilayah pesisir yang ada di Desa Rugemuk ini. Daratan di sini semakin menyempit dari waktu ke waktu. Dan kami pun selalu was-was terjadinya banjir rob yang bisa masuk ke pemukiman,” papar kepala desa.

Di sisi lain, Oding Affandi dalam pemaparannya lebih menekankan pada penguatan kelembagaan dan kesiapan pengelola KTH Alam Serdang Bahari dalam mengelola areal wisata yang notabene masuk dalam kawasan hutan dengan fungsi hutan lindung.

“Langkah penting dari KTH adalah memahami apa saja yang harus dilakukan setelah mendapat Persetujuan Pengelolaan Perhutanan Sosial dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK). Yang paling mendasar adalah KTH segera menyusun Rencana Kelola Perhutanan Sosial (RKPS), Rencana Kerja Tahunan (RKT), serta membentuk dam menjalankan unit usaha atau Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) sesuai dengan potensi yang ada di areal kerja KTH,” jelas Oding.

Lebih lanjut Muhtadi Rangkuti dalam paparannya menyatakan, mangrove dan ekosistemnya berperan penting setidaknya dalam 3 hal. Yang pertama, secara biofisik mangrove berperan untuk mengurangi erosi dan abrasi pantai serta mencegah dan melindungi pantai dari intrusi air laut.

Kedua, secara ekologis mangrove berperan sebagai habitat flora dan fauna baik aquatik maupun terestrial, seperti udang, kepiting, ikan, dan berbagai satwa lainnya. Dan yang ketiga, secara sosial-ekonomi mangrove merupakan mata pencaharian masyarakat baik perikanan maupun kegiatan wisata bahari.

Kegiatan edukasi dan penyuluhan ditutup dengan sesi diskusi yang dipandu Ettti S Siregar. Peserta yang hadir banyak berharap agar kegiatan PPM yang dilakukan USU dapat dilakukan dalam jangka panjang.

Dalam penutupnya Etti Siregar menyampaikan, setelah kegiatan PPM reguler ini, semoga bisa dilanjutkan dengan Program PPM Desa Binaan sehingga ada pendampingan yang intensif dan terus menerus dari USU. “Di masa yang akan datang, kita juga berharap ada kerja sama dengan pihak lain, baik dari pemerintah daerah maupun swasta. Dan tentunya peran dari pemerintah desa bisa optimal dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat,” pungkasnya. (adz)

PANTAI LABU, SUMUTPOS.CO- Pantai Alam Serdang merupakan salah satu tempat ekowisata yang ada di Desa Rugemuk, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang. Pantai ini dikelola oleh Kelompok Tani Hutan (KTH) Alam Serdang Bahari sesuai dengan Surat Keputusan Kepala Desa Rugemuk Nomor 29 Tahun 2018.

Desa Rugemuk merupakan desa yang berbatasan langsung dengan garis pantai Timur Sumut. Sebagaimana layaknya daerah garis pantai, kehidupan penduduk Desa Regemuk berasal dari mata pencaharian sebagai nelayan dan juga pengelolaan wisata pantai di sekitar Desa Regemuk.

Pada November 2022, Desa Rugemuk dilanda banjir rob besar, sehingga mengakibatkan sebagian besar rumah warga tergenang air. Bahkan ada yang rusak, serta banyak juga kapal nelayan yang rusak.

Dampak banjir rob juga mengakibatkan rusaknya Pantai Alam Serdang yang dikelola KTH Alam Serdang Bahari beserta sarana dan prasarana wisata yang ada. Bahkan kolam silvofishery yang dibangun dari dana bantuan Lantamal 1 Belawan juga ikut hancur.

Demikian halnya dengan ekosistem hutan mangrove yang ada di Pantai Alam Serdang Bahari, terus mengalami kerusakan akibat abrasi pantai. Kondisi ini diperparah karena selama 2018 sampai akhir 2023 belum ada upaya maksimal dari pihak pemerintah, baik provinsi maupun kabupaten, dalam mengurangi hantaman badai laut dan gelombang besar seperti alat pemecah ombak (APO).

Seiring berjalan waktu, KTH Alam Serdang Bahari juga telah melakukan beragam kegiatan penanaman mangrove bersama para pihak lain, baik swasta, pemerintah, maupun perguruan tinggi. Namun dalam kegiatan penanaman ini belum menerapkan pola tanaman yang tepat serta belum ada upaya kegiatan yang ditujukan untuk perlindungan habitat sehingga bibit pohon mangrove yang ditanam tersebut mengalami kerusakan kembali dan tidak tumbuh.

Beranjak dari kondisi tersebut Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat (LPPM) Universitas Sumatera Utara (USU) melaksanakan kegiatan pengabdian pada masyarakat (PPM) melalui rehabilitasi mangrove dan penguatan daerah pesisir pantai guna mengurangi dampak abrasi air laut.

Beberapa kegiatan PPM yang dilakukan antara lain edukasi pengembangan rehabilitasi mangrove pola layang-layang, pembangunan kebun bibit rakyat yang menyediakan bibit pohon (khususnya mangrove), pengembangan silvofishery kepiting bakau, dan penanaman (rehabilitasi) mangrove dengan pola tanam layang-layang dan rumpun berjarak.

Tim pelaksana PPM yang terdiri dari 4 orang, yaitu Moehar Maraghiy Harahap, S.Hut., M.Sc., Dr. Oding Affandi, S.Hut., MP, Prof. Dr. Etti Sartina Siregar S.Si., M.Si. dan Dr. Ahmad Muhtadi, S.Pi., M.Si telah melakukan serangkaian kegiatan, yaitu survey ke lokasi mitra (KTH Alam Serdang Bahari), pembuatan pembibitan mangrove jenis api-api (Avicennia sp.), pembuatan demplot penanaman dengan pola layang-layang, dan edukasi pengembangan teknik rehabilitasi mangrove dengan pola tanam layang-layang.

Kegiatan survey lokasi dan diskusi dengan mitra PPM dilakukan sejak bulan Maret 2024. Dari hasil survey lapangan diketahui bahwa sebagian bangunan permanen maupun non-permanen yang ada di Pantai Alam Serdang Bahari mengalami kerusakan parah bahkan daratan dari pantainya semakin menyempit karena abrasi yang terus terjadi.

Pohon-pohon mangrove yang ada di pantai sebagian besar juga sudah rusak dan tumbang. Hasil diskusi lebih lanjut dengan mitra setelah survey, disepakati untuk melakukan kegiatan penanaman atau rehabilitasi melalui pola layang-layang.

Sebelum melakukan rehabilitasi mangrove, Tim Pelaksana PPM bersama mitra membuat dulu pembibitan mangrove guna ditanam saat pelaksanaan rehabilitasi.

Untuk memastikan keberhasilan pola tanam yang dipakai, maka di lokasi PPM juga dilakukan pembuatan demplot atau uji coba penanaman dengan pola layang-layang untuk melihat ketahanan pelindung dan respon tanaman terhadap ombak dan kondisi pasang.

Pembuatan demplot ini penting untuk dilakukan agar memberikan gambaran riil dan pengalaman empirik seperti apa plot penanaman mangrove yang harus dibangun di sekitar pantai agar mampu hidup dan bertahan di kemudian hari. Pada akhirnya plot penanaman diharapkan dapat tumbuh menjadi tegakan mangrove yang membentuk hutan sekunder pelindung daratan.

Selanjutnya dibuat satu buah demplot tanam pola layang-layang dengan jenis mangrove api-api (Avicennia sp.) sekitar 500 bibit dan diberi pelindung berupa bilah bambu
Selanjutnya Tim PPM melakukan kegiatan Edukasi Pengembangan Teknik Rehabilitasi Mangrove Dengan Pola Tanam Layang-Layang Untuk Mitigasi Abrasi Pantai Di Desa Rugemuk, Deli Serdang sekaligus diskusi yang dilaksanakan pada hari Senin, 26 Sepetember 2024 bertempat di area wisata Pantai Alam Serdang.

Kegiatan ini dilaksanakan oleh seluruh Tim PPM USU. Pada kegiatan ini dihadiri juga oleh mahasiswa peserta merdeka belajar kampus merdeka (MBKM) USU. Sementara itu dari pihak desa hadir Kepala Desa Rugemuk dan jajaran pemerintah desa, Tokoh Masyarakat, kelompok ibu rumah tangga, serta para pengurus KTH Alam Serdang Bahari.

Moehar Maraghiy selaku Ketua Pelaksana PPM, dalam sambutannya menyampaikan bahwa, kegiatan PPM ini bertujuan untuk percontohan dalam penerapan pola layang-layang dala kegiatan rehabilitasi mangrove pada areal pantai terabrasi. Kegiatan ini juga diharapkan menjadi media pemberdayaan bagi warga Desa Rugemuk dan percontohan bagi daerah lainnya.

Dengan demikian diharapkan akan terbentuk kesadaran aksi bersama (collective action) di dalam pelestarian lingkungan dan antisipasi potensi bencana di daerah pesisir
Sementara itu Kepala Desa Rugemuk menyampaikan bahwa, pihak desa sangat menyambut baik program ini.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada Tim Pelaksana Program PPM USU yang telah melakukan kegiatan dan mendampingi pemulihan lokasi pantai yang terabrasi, khususnya di areal wisata Pantai Alam Serdang melalui beragam kegiatan pengelolaan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat. Kami di desa mengharapkan agar ada upaya pencegahan abrasi pantai di wilayah pesisir yang ada di Desa Rugemuk ini. Daratan di sini semakin menyempit dari waktu ke waktu. Dan kami pun selalu was-was terjadinya banjir rob yang bisa masuk ke pemukiman,” papar kepala desa.

Di sisi lain, Oding Affandi dalam pemaparannya lebih menekankan pada penguatan kelembagaan dan kesiapan pengelola KTH Alam Serdang Bahari dalam mengelola areal wisata yang notabene masuk dalam kawasan hutan dengan fungsi hutan lindung.

“Langkah penting dari KTH adalah memahami apa saja yang harus dilakukan setelah mendapat Persetujuan Pengelolaan Perhutanan Sosial dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK). Yang paling mendasar adalah KTH segera menyusun Rencana Kelola Perhutanan Sosial (RKPS), Rencana Kerja Tahunan (RKT), serta membentuk dam menjalankan unit usaha atau Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) sesuai dengan potensi yang ada di areal kerja KTH,” jelas Oding.

Lebih lanjut Muhtadi Rangkuti dalam paparannya menyatakan, mangrove dan ekosistemnya berperan penting setidaknya dalam 3 hal. Yang pertama, secara biofisik mangrove berperan untuk mengurangi erosi dan abrasi pantai serta mencegah dan melindungi pantai dari intrusi air laut.

Kedua, secara ekologis mangrove berperan sebagai habitat flora dan fauna baik aquatik maupun terestrial, seperti udang, kepiting, ikan, dan berbagai satwa lainnya. Dan yang ketiga, secara sosial-ekonomi mangrove merupakan mata pencaharian masyarakat baik perikanan maupun kegiatan wisata bahari.

Kegiatan edukasi dan penyuluhan ditutup dengan sesi diskusi yang dipandu Ettti S Siregar. Peserta yang hadir banyak berharap agar kegiatan PPM yang dilakukan USU dapat dilakukan dalam jangka panjang.

Dalam penutupnya Etti Siregar menyampaikan, setelah kegiatan PPM reguler ini, semoga bisa dilanjutkan dengan Program PPM Desa Binaan sehingga ada pendampingan yang intensif dan terus menerus dari USU. “Di masa yang akan datang, kita juga berharap ada kerja sama dengan pihak lain, baik dari pemerintah daerah maupun swasta. Dan tentunya peran dari pemerintah desa bisa optimal dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat,” pungkasnya. (adz)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/