Penerbangan demo pesawat Sukhoi Superjet kemarin sebenarnya telah dipersiapkan dengan baik. Untuk menerbangkan pesawat yang dimuati calon-calon pembeli potensial di Indonesia, Sukhoi menunjuk Aleksandr Nikolaevich Yablontsev untuk memimpin penerbangan sebagai kapten pilot.
Tablontsev adalah seorang penerbang berpengalaman. Pensiunan letnan kolonel Angkatan Udara Rusia ini adalah mantan kosmonot (penerbang pesawat ulang-alik) Buran milik Rusia. Meski telah bergabung ke korps kosmonot sebagai pilot tes selama tujuh tahun (1989-1996), Yablontsev belum pernah sekali pun terbang ke luar angkasa.
Usai berdinas sebagai pelatih tes pilot Angkatan Udara Rusia di Akhtubinsk, pilot kelahiran Polandia ini lantas bergabung sebagai pilot di Transaero-Airline dan Transevropskiye Aviliniy Airline. Pria 57 tahun ini lantas bergabung ke Sukhoi sebagai pilot tes pesawat komersial.
Selama karirnya, Yablontsev telah mengoperasikan 221 jenis pesawat dan mengantungi lebih dari 14 ribu jam terbang.
Sukhoi Superjet 100 Bermasalah
Terlepas dari itu, Aeroflot, maskapai pelat merah Rusia, adalah konsumen terbesar Sukhoi Superjet 100 (SSJ 100). Mereka memesan 30 unit pesawat meski belum seluruhnya selesai digarap.
Tetapi, tak salah juga kalau dibilang, Aeroflot adalah konsumen yang paling besar kekecewaannya kepada produk joint venture antara Sukhoi ‘pabrikan pesawat milik Rusia’ dan sejumlah partner dari berbagai negara itu. Sebab, beberapa masalah ternyata menghinggapi SSJ 100 yang telah mereka operasikan.
Seperti dilansir situs berita RIA Novosti, pada 19 Maret lalu, misalnya, SSJ 100 yang baru lepas landas dari Moskow menuju Astrakhan balik ke Moskow untuk mendarat darurat karena ada gangguan pada bagian bawah pesawat yang ketika itu mengangkut 65 penumpang.
Gangguan yang sama juga ditemukan pada pesawat SSJ 100 lainnya milik Aeroflot yang dioperasikan di Minsk, Belarusia, pada Desember. Sedangkan penerbangan komersial pertama Aeroflot dengan SSJ 100 terjadi pada 21 April 2011 dari Yerevan, Armenia, ke Moskow, Rusia.
“Gangguan itu tak sampai mengancam keamanan penumpang. Kami akan membereskan gangguan pada semua pesawat kami dalam waktu sepekan ke depan”. Demikian bunyi rilis resmi dari United Aircraft Corporation, asosiasi pabrikan pesawat di Rusia, seperti dikutip RIA Novosti.
Sebelumnya, dalam pertemuan Biro Transportasi Udara Rusia yang mempertemukan wakil pabrikan dan maskapai yang dihelat awal Maret lalu, Aeroflot juga mengeluhkan daya operasi SSJ 100. Contohnya dalam hal kemampuan terbang per hari.
Harian bisnis Vedomosti melaporkan, pihak produsen menjanjikan bahwa per hari SSJ 100 kuat terbang selama 8-9 jam. Namun, kenyataan di lapangan yang ditemukan Aeroflot, SSJ 100 rata-rata hanya mampu mengudara tak sampai separonya, sekitar 3,9 jam terbang.
Atas keluhan yang tergolong fundamental itu, Sukhoi yang menguasai saham mayoritas joint venture yang memproduksi SSJ 100 pun sampai harus membayar kompensasi kepada Aeroflot. Namun, besarnya dirahasiakan. (dim/nw/c10/ttg/jpnn)