26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Ical Pakai Aday agar Aman

Konflik di Tubuh DPD Golkar Sumut

JAKARTA-Posisi Andi Ahmad Dara yang terus dipertahankan sebagai Plt Ketua DPD Golkar Sumut terus menuai tanggapan. Setelah dirumorkan untuk menyiapkan AY Nasution sebagai ketua baru, muncul pula tanggapan kalau hal itun dipertahankan agar Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie tetap bertaring di Sumut.

Setidaknya hal ini diungkapkan pengamat politik Ray Rangkuti kepada Sumut Pos di Jakarta, kemarin. Katanya, Ical – panggilan Aburizal Bakrie – memang sengaja ingin menempatkan Andi Ahmad Dara sebagai Plt untuk jangka waktu yang cukup lama.

Menurut Ray, kepentingan Ical bukanlah untuk memuluskan nama calon gubernur Sumut yang akan diusung Golkar. Tapi, demi kepentingan Ical agar seluruh pengurus DPD, baik tingkat provinsi maupun kabupaten/kota di Sumut, bisa solid memberikan dukungan ke Ical sebagai capres 2014.
“Karena dengan hanya dipimpin Plt, yang notabene merupakan jabatan penunjukkan dari DPP, maka Ical bisa mengendalikan sepenuhnya Golkar Sumut. Plt Ketua Golkar Sumut pasti patuh ke Ical. Berbeda dengan Ketua DPD Golkar defintif, yang harus dipilih lewat Musda, belum ada jaminan patuh ke Ical,” ujar Ray Rangkuti.
Pria asal Madina itu lebih lanjut mengatakan, sudah pasti Ical paham bahwa Golkar Sumut cukup besar, yakni terdiri dari 33 DPD tingkat kabupaten/kota. “Karenanya, Ical tak mau sembarangan. Dengan menunjuk Plt ketua Golkar Sumut, maka kepentingannya lebih aman. Ical tak mungkin mau menuruti keinginan digelar Musdalub untuk memilih ketua defintif,” imbuhnya.

Bagi Ical, menurut Ray, Golkar Sumut juga sangat strategis, di tengah perseteruannya dengan Ketua Dewan Pertimbangan Golkar Akbar Tanjung. Jika seluruh pengurus Golkar di Sumut, baik provinsi maupun kabupaten/kota, solid mendukung pencapresan Ical, maka Ical merasa memenangkan perseteruan dengan Akbar.

“Ical ingin ada dampak psikologisnya pada diri Akbar. Ical ingin menunjukkan bahwa di kampung Akbar saja, pengurus Golkar mendukung dirinya. Jadi, semua ini harus dilihat sebagai perang antara Ical dengan Akbar,” ulas Ray.

Lantas, apa ujung dari konflik Golkar Sumut ini? Untuk jangka pendek yang kemungkinan bakal terjadi adalah munculnya dua kepengurusan Golkar Sumut. Yakni kubunya Hardi Mulyono bersama 11 rekannya yang sudah dipecat dari kepengurusan, dengan kubunya Andi Ahmad Dara alias Adey.
Dampak lanjutannya, nantinya bisa muncul cagub tandingan dari kubu Hardi cs ini. Satu cagub resmi dicalonkan DPP Golkar, satu calon lagi bisa menggunakan partai-partai lain untuk mengusung calon dari kubunya Hardi cs ini.

Ray tidak yakin Hardi cs masih berada dalam pengaruh Syamsul Arifin. Alasannya, watak para politisi Golkar adalah pragmatis, yakni semata-mata mengejar kekuasaan. “Ya intinya mereka ingin kekuasaan, bukan soal loyalitas kepada Syamsul,” cetus Ray.

Hardi Mulyono: Ini Lucu-lucu

Mantan sekretaris DPD Golkar Sumut Hardi Mulyono langsung menyoroti soal menggelindingnya nama AY Nasution menuju posisi Ketua Gokar Sumut. Baginya, hal itu adalah sesuatu yang aneh.

“Untuk jadi ketua itu adalah kader partai yang minimal sudah lima tahun. Kemudian itu harus ditetapkan melalui Mudalub. Ini lucu-lucu, kalau tiba-tiba ada yang mengusulkan AY Nasution jadi Ketua DPD I Golkar,” tegas fungsionaris PG Sumut yang baru terkena revitalisasi tersebut.

Dijelaskannya, sosok AY Nasution dalam sisi perjalanan hidupnya berkecimpung di dunia kemiliteran. Secara nyata juga, tidak bersinggungan dengan kehidupan atau seluk-beluk partai, terlebih di Golkar Sumut. “Dia (AY Nasution, red), baru saja pensiun dari jabatan jenderalnya. Jadi, ini lucu-lucu. Makanya jangan lucu-lucu untuk soal ketua dan sebagainya,” kata pria yang mengaku tengah di Pontianak saat diwawancarai Sumut Pos, via seluler tersebut.

Tangapan berbeda muncul dari pengamat politik Shohibul Anshor. Menurutnya, AY Nasution memimpin Golkar Sumut bukanlah hal yang tak mungkin.  Rumor itupun tercipta karena diduga ada kader yang menginginkan mantan Pangkostrad itu.

“Ya, ada minat dari kader-kader Golkar ke arah situ. Dan jika benar, ini surprise. Artinya, arahnya nanti bisa menggabungkan Demokrat, Hanura dan Gerindra serta Golkar, terlebih dalam Pilgubsu 2013 mendatang,” katanya kepada Sumut Pos, kemarin.

Apalagi, sambungnya, AY Nasution memiliki kedekatan dengan keluarga Istana, yang notabene adalah pendiri Demokrat. Selain itu, ada hubungan emosional dengan Prabowo Subianto selaku Ketua Umum Partai Gerindra, begitu halnya dengan Wiranto bersama Partai Hanuranya. (sam/ari)

Konflik di Tubuh DPD Golkar Sumut

JAKARTA-Posisi Andi Ahmad Dara yang terus dipertahankan sebagai Plt Ketua DPD Golkar Sumut terus menuai tanggapan. Setelah dirumorkan untuk menyiapkan AY Nasution sebagai ketua baru, muncul pula tanggapan kalau hal itun dipertahankan agar Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie tetap bertaring di Sumut.

Setidaknya hal ini diungkapkan pengamat politik Ray Rangkuti kepada Sumut Pos di Jakarta, kemarin. Katanya, Ical – panggilan Aburizal Bakrie – memang sengaja ingin menempatkan Andi Ahmad Dara sebagai Plt untuk jangka waktu yang cukup lama.

Menurut Ray, kepentingan Ical bukanlah untuk memuluskan nama calon gubernur Sumut yang akan diusung Golkar. Tapi, demi kepentingan Ical agar seluruh pengurus DPD, baik tingkat provinsi maupun kabupaten/kota di Sumut, bisa solid memberikan dukungan ke Ical sebagai capres 2014.
“Karena dengan hanya dipimpin Plt, yang notabene merupakan jabatan penunjukkan dari DPP, maka Ical bisa mengendalikan sepenuhnya Golkar Sumut. Plt Ketua Golkar Sumut pasti patuh ke Ical. Berbeda dengan Ketua DPD Golkar defintif, yang harus dipilih lewat Musda, belum ada jaminan patuh ke Ical,” ujar Ray Rangkuti.
Pria asal Madina itu lebih lanjut mengatakan, sudah pasti Ical paham bahwa Golkar Sumut cukup besar, yakni terdiri dari 33 DPD tingkat kabupaten/kota. “Karenanya, Ical tak mau sembarangan. Dengan menunjuk Plt ketua Golkar Sumut, maka kepentingannya lebih aman. Ical tak mungkin mau menuruti keinginan digelar Musdalub untuk memilih ketua defintif,” imbuhnya.

Bagi Ical, menurut Ray, Golkar Sumut juga sangat strategis, di tengah perseteruannya dengan Ketua Dewan Pertimbangan Golkar Akbar Tanjung. Jika seluruh pengurus Golkar di Sumut, baik provinsi maupun kabupaten/kota, solid mendukung pencapresan Ical, maka Ical merasa memenangkan perseteruan dengan Akbar.

“Ical ingin ada dampak psikologisnya pada diri Akbar. Ical ingin menunjukkan bahwa di kampung Akbar saja, pengurus Golkar mendukung dirinya. Jadi, semua ini harus dilihat sebagai perang antara Ical dengan Akbar,” ulas Ray.

Lantas, apa ujung dari konflik Golkar Sumut ini? Untuk jangka pendek yang kemungkinan bakal terjadi adalah munculnya dua kepengurusan Golkar Sumut. Yakni kubunya Hardi Mulyono bersama 11 rekannya yang sudah dipecat dari kepengurusan, dengan kubunya Andi Ahmad Dara alias Adey.
Dampak lanjutannya, nantinya bisa muncul cagub tandingan dari kubu Hardi cs ini. Satu cagub resmi dicalonkan DPP Golkar, satu calon lagi bisa menggunakan partai-partai lain untuk mengusung calon dari kubunya Hardi cs ini.

Ray tidak yakin Hardi cs masih berada dalam pengaruh Syamsul Arifin. Alasannya, watak para politisi Golkar adalah pragmatis, yakni semata-mata mengejar kekuasaan. “Ya intinya mereka ingin kekuasaan, bukan soal loyalitas kepada Syamsul,” cetus Ray.

Hardi Mulyono: Ini Lucu-lucu

Mantan sekretaris DPD Golkar Sumut Hardi Mulyono langsung menyoroti soal menggelindingnya nama AY Nasution menuju posisi Ketua Gokar Sumut. Baginya, hal itu adalah sesuatu yang aneh.

“Untuk jadi ketua itu adalah kader partai yang minimal sudah lima tahun. Kemudian itu harus ditetapkan melalui Mudalub. Ini lucu-lucu, kalau tiba-tiba ada yang mengusulkan AY Nasution jadi Ketua DPD I Golkar,” tegas fungsionaris PG Sumut yang baru terkena revitalisasi tersebut.

Dijelaskannya, sosok AY Nasution dalam sisi perjalanan hidupnya berkecimpung di dunia kemiliteran. Secara nyata juga, tidak bersinggungan dengan kehidupan atau seluk-beluk partai, terlebih di Golkar Sumut. “Dia (AY Nasution, red), baru saja pensiun dari jabatan jenderalnya. Jadi, ini lucu-lucu. Makanya jangan lucu-lucu untuk soal ketua dan sebagainya,” kata pria yang mengaku tengah di Pontianak saat diwawancarai Sumut Pos, via seluler tersebut.

Tangapan berbeda muncul dari pengamat politik Shohibul Anshor. Menurutnya, AY Nasution memimpin Golkar Sumut bukanlah hal yang tak mungkin.  Rumor itupun tercipta karena diduga ada kader yang menginginkan mantan Pangkostrad itu.

“Ya, ada minat dari kader-kader Golkar ke arah situ. Dan jika benar, ini surprise. Artinya, arahnya nanti bisa menggabungkan Demokrat, Hanura dan Gerindra serta Golkar, terlebih dalam Pilgubsu 2013 mendatang,” katanya kepada Sumut Pos, kemarin.

Apalagi, sambungnya, AY Nasution memiliki kedekatan dengan keluarga Istana, yang notabene adalah pendiri Demokrat. Selain itu, ada hubungan emosional dengan Prabowo Subianto selaku Ketua Umum Partai Gerindra, begitu halnya dengan Wiranto bersama Partai Hanuranya. (sam/ari)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/