29 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Bonaran Didemo ‘Bencong’

JAKARTA- Untuk kedua kalinya, sekelompok massa yang menamakan diri sebagai Gerakan Masyarakat Cinta Keadilan (GMCK) menggelar aksi unjuk rasa di depan gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan (31/3). Seperti aksi yang digelar Senin (28/3) lalu, aksi yang dipimpin Dilla Maulana dan Taswin ini mendesak KPK untuk mengusut dugaan keterlibatan Bonaran Situmeang dalam perkara Anggodo Widjojo.
Bedanya, aksi kali ini cukup menarik perhatian wartawan yang biasa meliput di gedung KPK. Selain semua peserta aksi membawa payung yang ditempeli kertas bertulisan pengecaman kepada Bonaran, kemarin massa juga menyertakan seorang pria yang berdandan mirip bencong. Pria berkumis itu bibirnya dipolesi lipstik, mengenakan rok, dan BH namun dipakai diluar rok.

Seorang peserta aksi yang terus mengacung-acungkan borgol juga menarik perhatian wartawan. Ada lagi yang unik, yakni peserta aksi yang memakai jubah hakim.

“Pimpinan KPK tinggal memilih, mau bencong apa mau borgol. Kalau mau borgol, segera tangkap Bonaran,” ujar M Romadhon, salah seorang aktivis saat berorasi. Aksi lebih menarik lantaran digelar saat hujan deras. Para wartawan foto agak kerepotan ambil posisi untuk menjepretkan kameranya lantaran hujan. Sementara, peserta aksi tetap ‘nyaman’ lantaran semua berpayung.

Mereka juga menilai Ketua KPK Busyro Muqoddas tidak berani bersikap tegas. “Padahal dulu saat masih menjadi ketua Komisi Yudicial, Busyro selalu kritis terhadap koruptor. Tapi mengapa sekarang loyo, tidak jelas kayak bencong,” ujar Romadhon.

Seperti diberitakan, pada aski GMCK Senin (28/3) lalu, massa GMCK ini membawa parcel yang ditujukan ke Busyro Muqoddas. Isi parcel antara lain telur ayam kampung, madu, jamu, dan sejumlah minuman penambah energi. “Dengan payung kami harapkan KPK tidak gampang terguyur pengaruh-pengaruh intervensi. Telur dan madu agar KPK punya kekuatan mengusut keterlibatan Bonaran dalam kasus Anggodo,” cetus M Romadhon saat itu.
Parcel lantas diserahkan ke pimpinan KPK, melalui staf Bagian Humas KPK, Yuyuk Andria. Mereka juga menitipkan surat untuk Busyro Muqoddas. Dalam aksinya yang kedua kemarin, kembali dikirimkan surat untuk Busyro, yang diterima melalui staf Bagian Humas KPK.

Dalam orasi maupun selebaran yang dibagikan ke wartawan, dalam dua kali aksi ini tidak pernah ada kalimat yang menyingung mengenai Bonaran sebagai calon yang dinyatakan menang di pemilukada Tapanuli Tengah (Tapteng).
Seperti diberitakan, dalam persidangan perdana sengketa pemilukada Tapteng di gedung MK, JUmat (25/3), pasangan Dina Riana Samosir- Hikmal Batubara meminta hakim MK memutuskan pemilukada ulang dan mencoret pasangan Raja Bonaran Situmeang. Alasannya, dalam putusan perkara Anggodo Widjojo, nama Bonaran disebut sebagai pihak yang ikut ‘bersama-sama’.Sidang lanjutan perkara sengketa pemilukada Tapteng hari ini (1/4) akan digelar lagi, dengan agenda mendengarkan keterangan saksi-saksi.(sam)

JAKARTA- Untuk kedua kalinya, sekelompok massa yang menamakan diri sebagai Gerakan Masyarakat Cinta Keadilan (GMCK) menggelar aksi unjuk rasa di depan gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan (31/3). Seperti aksi yang digelar Senin (28/3) lalu, aksi yang dipimpin Dilla Maulana dan Taswin ini mendesak KPK untuk mengusut dugaan keterlibatan Bonaran Situmeang dalam perkara Anggodo Widjojo.
Bedanya, aksi kali ini cukup menarik perhatian wartawan yang biasa meliput di gedung KPK. Selain semua peserta aksi membawa payung yang ditempeli kertas bertulisan pengecaman kepada Bonaran, kemarin massa juga menyertakan seorang pria yang berdandan mirip bencong. Pria berkumis itu bibirnya dipolesi lipstik, mengenakan rok, dan BH namun dipakai diluar rok.

Seorang peserta aksi yang terus mengacung-acungkan borgol juga menarik perhatian wartawan. Ada lagi yang unik, yakni peserta aksi yang memakai jubah hakim.

“Pimpinan KPK tinggal memilih, mau bencong apa mau borgol. Kalau mau borgol, segera tangkap Bonaran,” ujar M Romadhon, salah seorang aktivis saat berorasi. Aksi lebih menarik lantaran digelar saat hujan deras. Para wartawan foto agak kerepotan ambil posisi untuk menjepretkan kameranya lantaran hujan. Sementara, peserta aksi tetap ‘nyaman’ lantaran semua berpayung.

Mereka juga menilai Ketua KPK Busyro Muqoddas tidak berani bersikap tegas. “Padahal dulu saat masih menjadi ketua Komisi Yudicial, Busyro selalu kritis terhadap koruptor. Tapi mengapa sekarang loyo, tidak jelas kayak bencong,” ujar Romadhon.

Seperti diberitakan, pada aski GMCK Senin (28/3) lalu, massa GMCK ini membawa parcel yang ditujukan ke Busyro Muqoddas. Isi parcel antara lain telur ayam kampung, madu, jamu, dan sejumlah minuman penambah energi. “Dengan payung kami harapkan KPK tidak gampang terguyur pengaruh-pengaruh intervensi. Telur dan madu agar KPK punya kekuatan mengusut keterlibatan Bonaran dalam kasus Anggodo,” cetus M Romadhon saat itu.
Parcel lantas diserahkan ke pimpinan KPK, melalui staf Bagian Humas KPK, Yuyuk Andria. Mereka juga menitipkan surat untuk Busyro Muqoddas. Dalam aksinya yang kedua kemarin, kembali dikirimkan surat untuk Busyro, yang diterima melalui staf Bagian Humas KPK.

Dalam orasi maupun selebaran yang dibagikan ke wartawan, dalam dua kali aksi ini tidak pernah ada kalimat yang menyingung mengenai Bonaran sebagai calon yang dinyatakan menang di pemilukada Tapanuli Tengah (Tapteng).
Seperti diberitakan, dalam persidangan perdana sengketa pemilukada Tapteng di gedung MK, JUmat (25/3), pasangan Dina Riana Samosir- Hikmal Batubara meminta hakim MK memutuskan pemilukada ulang dan mencoret pasangan Raja Bonaran Situmeang. Alasannya, dalam putusan perkara Anggodo Widjojo, nama Bonaran disebut sebagai pihak yang ikut ‘bersama-sama’.Sidang lanjutan perkara sengketa pemilukada Tapteng hari ini (1/4) akan digelar lagi, dengan agenda mendengarkan keterangan saksi-saksi.(sam)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/