27 C
Medan
Friday, December 5, 2025

Geopark Caldera Toba Kembali Raih Green Card, M Nuh: Alhamdulillah…

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Anggota DPD RI asal Sumatera Utara KH Muhammad Nuh MSP mengucap syukur atas keberhasilan Geopark Kaldera Toba kembali meraih status Green Card (kartu hijau) dari UNESCO. Hal ini diumumkan pada Sidang Komite Eksekutif ke-11 Konferensi Global Geopark Network (GGN) yang berlangsung di Kutralkura, wilayah La Araucania, Chile, pada 5-12 September 2025.

“Alhamdulillah, dengan izin Allah SWT, Geopark Caldera Toba mendapatkan kembali status green card,” kata KH Muhammad Nuh melalui pesan tertulisnya yang diterima Sumut Pos, Sabtu (13/9/2025) malam.

Bagi Muhammad Nuh, Danau Toba merupakan karunia Allah SWT di Sumatera Utara yang harus dijaga. “Kita bangga dan bersyukur dengan adanya danau yang terbentuk karena letusan Gunung Toba sekitar 74.000 tahun yang lalu, yang diakui dunia keindahannya,” ujar Ketua Persis Sumatera Utara ini.

Menurutnya, Indonesia baru mengkampanyekan Kaldera Toba pada 2018. Dua tahun berselang, tepatnya 2020, baru mendapatkan status sebagai geopark dunia dari UNESCO. “Status ini disetujui pada Juli 2020,” ujar Nuh yang duduk di Komite IV DPD RI ini.

Sayangnya, lanjut Nuh, pada 4-5 September 2023 pada kegiatan evaluasi dari UNESCO di Maroko, pengelolaan Geopark Toba dinilai tidak memenuhi standar UNESCO dan mendapatkan peringatan, turun status menjadi Yellow Card (kartun kuning). “Artinya, kalau dalam waktu 2 tahun tidak dilakukan perbaikan, akan diberikan status Red Card (kartu merah), maka status Geopark Kaldera Toba tidak diakui lagi oleh UNESCO dan ini bisa berimplikasi luas,” jelas Nuh yang juga ulama ini.

Menyikapi kondisi itu, lanjut Nuh, Komite Masyarakat Danau Toba (KMDT) menggelar pertemuan di Jakarta pada 30 September 2023 lalu, guna membahas masalah status Yellow Card dari UNESCO tersebut. Nuh hadir pada pertemuan tersebut.

Selanjutnya pada 11 Oktober 2023, Nuh menggelar Focus Group Discusion (FGD) di kantor daerah DPD RI, Jalan Gajah Mada Medan.
Hadir dalam FGD tersebut para aktivis lingkungan, akademisi, dan Pemprov Sumatera Utara.

“Kita mengajak semua pihak untuk bekerja sama mengembalikan Geopark Kaldera Toba untuk kembali mendapatkan penilaian yang baik (Green Card) dari UNESCO, karena pengelolaannya sesuai dengan standar dunia,” sebut Nuh.

Lantas, apa manfaat yang dirasakan masyarakat Sumatera Utara dengan status green card Kaldera Toba? “Sangat banyak manfaat yang bisa kita dapat dari status greend card tersebut,” ucapnya.

Diantaranya, sebut Nuh, dengan pengakuan lembaga dunia, maka Danau Toba akan menjadi bahan promosi wisata Internasional, sehingga dapat meningkatkan daya tarik wisatawan mancanegara. “Danau Toba disejajarkan dengan objek wisata yang diakui dunia dan banyak dikunjungi seperti Langkawi dan lainnya,” jelas Nuh.

Selain itu, kata Nuh, juga membantu pelestarian warisan geologi, keanekaragaman hayati dan lainnya. “Bisa juga membuka peluang lapangan kerja, meningkatkan daya saing dan kemandirian,” jelasnya lagi.

Oleh karena itu, Nuh mengajak semua pihak, mulai dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, Pemerintah Kabupaten di sekitar Danau Toba, dan semua pihak untuk menjaga status yang baik ini.

“Kita juga berterima kasih kepada Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution, para bupati di sekitar Danau Toba dan General Manager Toba Caldera Unesco Global Geopark (TCUGGp) Dr Azizul Kholis dan tim, Pimpinan KMDT dan semua pihak yang sudah bekerja keras untuk kebaikan Danau Toba dan daerah yang kita cintai ini, Sumatera Utara. Semoga kebersamaan kita dalam kebaikan ini mendatangkan keberkahan dari Allah SWT, aamiin,” pungkas Nuh. (adz)

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Anggota DPD RI asal Sumatera Utara KH Muhammad Nuh MSP mengucap syukur atas keberhasilan Geopark Kaldera Toba kembali meraih status Green Card (kartu hijau) dari UNESCO. Hal ini diumumkan pada Sidang Komite Eksekutif ke-11 Konferensi Global Geopark Network (GGN) yang berlangsung di Kutralkura, wilayah La Araucania, Chile, pada 5-12 September 2025.

“Alhamdulillah, dengan izin Allah SWT, Geopark Caldera Toba mendapatkan kembali status green card,” kata KH Muhammad Nuh melalui pesan tertulisnya yang diterima Sumut Pos, Sabtu (13/9/2025) malam.

Bagi Muhammad Nuh, Danau Toba merupakan karunia Allah SWT di Sumatera Utara yang harus dijaga. “Kita bangga dan bersyukur dengan adanya danau yang terbentuk karena letusan Gunung Toba sekitar 74.000 tahun yang lalu, yang diakui dunia keindahannya,” ujar Ketua Persis Sumatera Utara ini.

Menurutnya, Indonesia baru mengkampanyekan Kaldera Toba pada 2018. Dua tahun berselang, tepatnya 2020, baru mendapatkan status sebagai geopark dunia dari UNESCO. “Status ini disetujui pada Juli 2020,” ujar Nuh yang duduk di Komite IV DPD RI ini.

Sayangnya, lanjut Nuh, pada 4-5 September 2023 pada kegiatan evaluasi dari UNESCO di Maroko, pengelolaan Geopark Toba dinilai tidak memenuhi standar UNESCO dan mendapatkan peringatan, turun status menjadi Yellow Card (kartun kuning). “Artinya, kalau dalam waktu 2 tahun tidak dilakukan perbaikan, akan diberikan status Red Card (kartu merah), maka status Geopark Kaldera Toba tidak diakui lagi oleh UNESCO dan ini bisa berimplikasi luas,” jelas Nuh yang juga ulama ini.

Menyikapi kondisi itu, lanjut Nuh, Komite Masyarakat Danau Toba (KMDT) menggelar pertemuan di Jakarta pada 30 September 2023 lalu, guna membahas masalah status Yellow Card dari UNESCO tersebut. Nuh hadir pada pertemuan tersebut.

Selanjutnya pada 11 Oktober 2023, Nuh menggelar Focus Group Discusion (FGD) di kantor daerah DPD RI, Jalan Gajah Mada Medan.
Hadir dalam FGD tersebut para aktivis lingkungan, akademisi, dan Pemprov Sumatera Utara.

“Kita mengajak semua pihak untuk bekerja sama mengembalikan Geopark Kaldera Toba untuk kembali mendapatkan penilaian yang baik (Green Card) dari UNESCO, karena pengelolaannya sesuai dengan standar dunia,” sebut Nuh.

Lantas, apa manfaat yang dirasakan masyarakat Sumatera Utara dengan status green card Kaldera Toba? “Sangat banyak manfaat yang bisa kita dapat dari status greend card tersebut,” ucapnya.

Diantaranya, sebut Nuh, dengan pengakuan lembaga dunia, maka Danau Toba akan menjadi bahan promosi wisata Internasional, sehingga dapat meningkatkan daya tarik wisatawan mancanegara. “Danau Toba disejajarkan dengan objek wisata yang diakui dunia dan banyak dikunjungi seperti Langkawi dan lainnya,” jelas Nuh.

Selain itu, kata Nuh, juga membantu pelestarian warisan geologi, keanekaragaman hayati dan lainnya. “Bisa juga membuka peluang lapangan kerja, meningkatkan daya saing dan kemandirian,” jelasnya lagi.

Oleh karena itu, Nuh mengajak semua pihak, mulai dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, Pemerintah Kabupaten di sekitar Danau Toba, dan semua pihak untuk menjaga status yang baik ini.

“Kita juga berterima kasih kepada Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution, para bupati di sekitar Danau Toba dan General Manager Toba Caldera Unesco Global Geopark (TCUGGp) Dr Azizul Kholis dan tim, Pimpinan KMDT dan semua pihak yang sudah bekerja keras untuk kebaikan Danau Toba dan daerah yang kita cintai ini, Sumatera Utara. Semoga kebersamaan kita dalam kebaikan ini mendatangkan keberkahan dari Allah SWT, aamiin,” pungkas Nuh. (adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru