MEDAN – Remaja tidak lepas dari penggunaan jejaring sosial seperti facebook, twitter dan lainnya. Bagi sebagian generasi muda, menjadikannya sebagai alat untuk menyalurkan emosi alias katarsis. Namun, adakalanya penggunaan jejaring sosial ini memiliki dampak negatif bagi para remaja.
“Ada beberapa faktor yang membuat seseorang khususnya anak muda menjadikan jejaring sosial sebagai tempat pelarian. Misalnya saja akibat hubungan antara keluarga khususnya orangtua yang tidak dekat. Mereka lebih nyaman menjalin hubungan dengan temannya didunia maya,” ujar Direktur Biro Psikologi Persona, Irna Minauli.
Menurutnya mereka yang lebih suka menghabiskan waktu dengan berinteraksi di jejaring sosial cenderung menunda-nunda pekerjaan. “Para remaja ini lebih suka menghabiskan waktu dan melarikan diri dari tugas dan menghabiskan waktunya dengan facebook, twitter dan lainnya,” jelas Irna.
Berbagai dampak negatif bisa ditimbulkan akibat tidak terkontrolnya penggunaan jejaring sosial ini. “Misalnya remaja tersebut menjadi lebih narsistik, bahkan tidak jarang terjadi tindakan kriminal seperti penipuan dan penculikan akibat facebook,” terangnya.
Selain itu, mereka tidak sadar bahwa publikasi melalui facebook dan sejenisnya memiliki dampak yang tidak baik. “Para anak muda ini tidak sadar dengan publikasi yang mereka lakukan ada dampaknya. Tidak semua sesuatu layak dipublikasikan. Penelitian dari Amerika mengatakan penggunaan facebook adalah orang yang tingkat pendidikannya rendah dan pengangguran,” ucapnya lagi.
Untuk itu bagi orangtua, sebaiknya membatasi penggunaan jejaring sosial pada anaknya. Penggunaannya bisa menimbulkan jarak antara orangtua dan anak. Anak lebih suka curhat dengan teman dunia maya. Padahal, tidak semua teman dunia maya tadi memberi tanggapan positif,”bebernya. (mag- 11)