29 C
Medan
Friday, December 5, 2025

Tim PkM dan BEM Institut Kesehatan Deli Husada Delitua Bantu Masyarakat Produksi Minyak Herbal Tawar Latih

SUMUTPOS.CO – Di tengah gempuran produk modern, masyarakat Desa Ajibaho, Kecamatan Si Biru-Biru, Kabupaten Deliserdang, menunjukkan, warisan tradisional bisa menjadi sumber ekonomi kreatif yang menjanjikan. Melalui Program Pelatihan Produksi Minyak Herbal Tawar Latih, dua kelompok masyarakat, yakni Mawar Merah dan Mawar Putih, berhasil mengolah rempah lokal menjadi produk minyak herbal berkualitas tinggi dan bernilai jual.

Kegiatan ini digagas oleh Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) bersama anggota Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Institut Kesehatan Deli Husada Delitua. Dengan konsep learning by doing, warga dilatih mengolah bahan alami, seperti jahe, kunyit, serai, dan kayu manis menggunakan alat modern, yakni oil mixing machine dan basket filter berbahan stainless steel.

“Dulu kami masak pakai kayu bakar dan saringan kain bekas, minyaknya sering keruh. Sekarang hasilnya jauh lebih jernih dan wangi, karena diolah menggunakan alat atau mesin produksi,” ungkap Ndut Keliat, seorang peserta pelatihan dari Kelompok Mawar Merah.

Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan signifikan. Kapasitas produksi naik menjadi 100 liter per produksi, bahan produk rusak berkurang 20 persen, dan kualitas minyak menjadi lebih tahan lama. Tak hanya itu, kelompok muda yang tergabung dalam Kelompok Mawar Putih, juga aktif memasarkan produk melalui platform digital, seperti Shopee, TikTok, dan YouTube.

“Anak muda desa sekarang jadi kreatif membuat video promosi. Penjualan akan dimulai pada Desember 2025 nanti,” ungkap dosen pendamping kegiatan, Evfy Septriani br Ginting.

Menurut Evfy, program ini tidak hanya meningkatkan keterampilan warga, tapi juga menumbuhkan semangat kewirausahaan berbasis potensi lokal.

Pemerintah Desa Ajibaho, pun turut mendukung dengan membantu promosi di kegiatan UMKM tingkat kabupaten.
“Minyak Herbal Tawar Latih akan kami jadikan produk unggulan desa,” tutur Kepala Desa Ajibaho.

Keberhasilan ini membuktikan, kolaborasi antara masyarakat, akademisi, dan pemerintah, mampu melahirkan inovasi berbasis budaya lokal. Dari dapur tradisional, kini lahir produk herbal modern yang siap bersaing di pasar digital, membuktikan rempah Karo tak hanya berkhasiat bagi kesehatan, tapi juga membangun kemandirian ekonomi masyarakat. (rel/saz)

SUMUTPOS.CO – Di tengah gempuran produk modern, masyarakat Desa Ajibaho, Kecamatan Si Biru-Biru, Kabupaten Deliserdang, menunjukkan, warisan tradisional bisa menjadi sumber ekonomi kreatif yang menjanjikan. Melalui Program Pelatihan Produksi Minyak Herbal Tawar Latih, dua kelompok masyarakat, yakni Mawar Merah dan Mawar Putih, berhasil mengolah rempah lokal menjadi produk minyak herbal berkualitas tinggi dan bernilai jual.

Kegiatan ini digagas oleh Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) bersama anggota Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Institut Kesehatan Deli Husada Delitua. Dengan konsep learning by doing, warga dilatih mengolah bahan alami, seperti jahe, kunyit, serai, dan kayu manis menggunakan alat modern, yakni oil mixing machine dan basket filter berbahan stainless steel.

“Dulu kami masak pakai kayu bakar dan saringan kain bekas, minyaknya sering keruh. Sekarang hasilnya jauh lebih jernih dan wangi, karena diolah menggunakan alat atau mesin produksi,” ungkap Ndut Keliat, seorang peserta pelatihan dari Kelompok Mawar Merah.

Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan signifikan. Kapasitas produksi naik menjadi 100 liter per produksi, bahan produk rusak berkurang 20 persen, dan kualitas minyak menjadi lebih tahan lama. Tak hanya itu, kelompok muda yang tergabung dalam Kelompok Mawar Putih, juga aktif memasarkan produk melalui platform digital, seperti Shopee, TikTok, dan YouTube.

“Anak muda desa sekarang jadi kreatif membuat video promosi. Penjualan akan dimulai pada Desember 2025 nanti,” ungkap dosen pendamping kegiatan, Evfy Septriani br Ginting.

Menurut Evfy, program ini tidak hanya meningkatkan keterampilan warga, tapi juga menumbuhkan semangat kewirausahaan berbasis potensi lokal.

Pemerintah Desa Ajibaho, pun turut mendukung dengan membantu promosi di kegiatan UMKM tingkat kabupaten.
“Minyak Herbal Tawar Latih akan kami jadikan produk unggulan desa,” tutur Kepala Desa Ajibaho.

Keberhasilan ini membuktikan, kolaborasi antara masyarakat, akademisi, dan pemerintah, mampu melahirkan inovasi berbasis budaya lokal. Dari dapur tradisional, kini lahir produk herbal modern yang siap bersaing di pasar digital, membuktikan rempah Karo tak hanya berkhasiat bagi kesehatan, tapi juga membangun kemandirian ekonomi masyarakat. (rel/saz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru