26 C
Medan
Friday, December 5, 2025

Cuaca Ekstrem Bikin Tumbang, Petani Aceh Jaya Ini Selamat Berkat JKN

ACEH – Perubahan cuaca yang tidak menentu menjadi tantangan tersendiri bagi para petani di Aceh. Salah satunya dialami oleh Zainal Abidin (56), seorang petani asal Aceh Jaya yang harus menjalani perawatan medis akibat demam dan tekanan darah rendah setelah seharian bekerja di ladang.

Beruntung, Zainal telah terdaftar sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) segmen Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI-JK), sehingga ia dapat memperoleh layanan kesehatan tanpa kendala biaya.

“Sering kali pas mau sakit kemarin malah agak pusing kepala saya tiba-tiba. Cuaca panas, lalu mendung dan hujan, badan jadi gak siap. Jadi pas berubah-ubah gitu, langsung terasa lemas,” ujar Zainal, Jumat (7/11/2025).

Sebagai petani yang sehari-hari bekerja di bawah terik matahari maupun guyuran hujan, Zainal sudah terbiasa menghadapi cuaca ekstrem. Namun kali ini, tubuhnya tidak mampu menahan perubahan suhu yang tiba-tiba.

Ia mengalami demam tinggi dan pusing hebat, hingga akhirnya memutuskan untuk berobat ke puskesmas terdekat. Setelah diperiksa, dokter menyatakan tekanan darahnya menurun drastis.

“Saya sering pusing, tapi baru tahu kalau itu karena tekanan darah saya turun. Kata dokter, saya harus istirahat dan jaga makan. Kalau terus dipaksakan kerja di bawah panas dan hujan, bisa bahaya,” jelasnya.

Setelah menjalani perawatan semalam di puskesmas, kondisinya berangsur membaik. Zainal merasa bersyukur karena tidak perlu mengeluarkan biaya sedikit pun untuk pengobatan. Cukup membawa KTP atau Kartu Keluarga, ia langsung mendapatkan pelayanan kesehatan dengan cepat dan mudah.

“Sekarang sudah lumayan, sudah bisa duduk dan makan. Waktu datang cukup bawa KTP, langsung dilayani. Gak ribet dan gak ada biaya. Kalau gak ada JKN, mungkin saya harus mikir dulu soal biaya,” katanya.

Selain merasa terbantu secara finansial, Zainal juga mengapresiasi keramahan dan profesionalisme tenaga medis di puskesmas. Ia mengaku dilayani dengan baik tanpa dibedakan dari pasien lain.

“Dokternya baik, perawatnya juga perhatian. Mereka sering cek kondisi saya, bahkan ajari cara menjaga tekanan darah. Saya merasa tenang dan nyaman dirawat di sini,” ungkapnya.

Pengalaman sakit ini menjadi pelajaran berharga bagi Zainal. Ia kini lebih sadar pentingnya menjaga kesehatan dan memastikan kepesertaan JKN tetap aktif. Ia juga mengajak para petani dan masyarakat di pedesaan untuk tidak menunda mendaftar sebagai peserta JKN.

“Kita gak tahu kapan sakit datang. Lebih baik siap dari sekarang. Kalau sudah terdaftar, gak perlu khawatir kalau butuh berobat. Saya sudah merasakannya sendiri. Semoga program JKN ini terus berlanjut dan makin baik pelayanannya,” pungkas Zainal.

Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) terus menjadi penopang utama masyarakat kecil, termasuk para petani seperti Zainal, dalam menghadapi risiko kesehatan di tengah kondisi alam yang semakin tidak menentu. Dengan prinsip gotong royong, JKN menjadi bukti nyata bahwa kesehatan adalah hak semua warga negara, bukan hanya mereka yang mampu. (rel/ila)

ACEH – Perubahan cuaca yang tidak menentu menjadi tantangan tersendiri bagi para petani di Aceh. Salah satunya dialami oleh Zainal Abidin (56), seorang petani asal Aceh Jaya yang harus menjalani perawatan medis akibat demam dan tekanan darah rendah setelah seharian bekerja di ladang.

Beruntung, Zainal telah terdaftar sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) segmen Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI-JK), sehingga ia dapat memperoleh layanan kesehatan tanpa kendala biaya.

“Sering kali pas mau sakit kemarin malah agak pusing kepala saya tiba-tiba. Cuaca panas, lalu mendung dan hujan, badan jadi gak siap. Jadi pas berubah-ubah gitu, langsung terasa lemas,” ujar Zainal, Jumat (7/11/2025).

Sebagai petani yang sehari-hari bekerja di bawah terik matahari maupun guyuran hujan, Zainal sudah terbiasa menghadapi cuaca ekstrem. Namun kali ini, tubuhnya tidak mampu menahan perubahan suhu yang tiba-tiba.

Ia mengalami demam tinggi dan pusing hebat, hingga akhirnya memutuskan untuk berobat ke puskesmas terdekat. Setelah diperiksa, dokter menyatakan tekanan darahnya menurun drastis.

“Saya sering pusing, tapi baru tahu kalau itu karena tekanan darah saya turun. Kata dokter, saya harus istirahat dan jaga makan. Kalau terus dipaksakan kerja di bawah panas dan hujan, bisa bahaya,” jelasnya.

Setelah menjalani perawatan semalam di puskesmas, kondisinya berangsur membaik. Zainal merasa bersyukur karena tidak perlu mengeluarkan biaya sedikit pun untuk pengobatan. Cukup membawa KTP atau Kartu Keluarga, ia langsung mendapatkan pelayanan kesehatan dengan cepat dan mudah.

“Sekarang sudah lumayan, sudah bisa duduk dan makan. Waktu datang cukup bawa KTP, langsung dilayani. Gak ribet dan gak ada biaya. Kalau gak ada JKN, mungkin saya harus mikir dulu soal biaya,” katanya.

Selain merasa terbantu secara finansial, Zainal juga mengapresiasi keramahan dan profesionalisme tenaga medis di puskesmas. Ia mengaku dilayani dengan baik tanpa dibedakan dari pasien lain.

“Dokternya baik, perawatnya juga perhatian. Mereka sering cek kondisi saya, bahkan ajari cara menjaga tekanan darah. Saya merasa tenang dan nyaman dirawat di sini,” ungkapnya.

Pengalaman sakit ini menjadi pelajaran berharga bagi Zainal. Ia kini lebih sadar pentingnya menjaga kesehatan dan memastikan kepesertaan JKN tetap aktif. Ia juga mengajak para petani dan masyarakat di pedesaan untuk tidak menunda mendaftar sebagai peserta JKN.

“Kita gak tahu kapan sakit datang. Lebih baik siap dari sekarang. Kalau sudah terdaftar, gak perlu khawatir kalau butuh berobat. Saya sudah merasakannya sendiri. Semoga program JKN ini terus berlanjut dan makin baik pelayanannya,” pungkas Zainal.

Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) terus menjadi penopang utama masyarakat kecil, termasuk para petani seperti Zainal, dalam menghadapi risiko kesehatan di tengah kondisi alam yang semakin tidak menentu. Dengan prinsip gotong royong, JKN menjadi bukti nyata bahwa kesehatan adalah hak semua warga negara, bukan hanya mereka yang mampu. (rel/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru