27 C
Medan
Sunday, December 21, 2025

Banjir Terjang Rumah hingga Roboh di Sei Lepan Langkat, Masyarakat Masih Ngungsi

STABAT, SUMUTPOS.CO – Masyarakat pada satu desa di Kecamatan Sei Lepan, Langkat, masih mengungsi hingga tiga pekan berlalu musibah banjir. Di Kecamatan Sei Lepan, dilaporkan ada 14 desa dan kelurahan yang terdampak banjir.

Namun kini, dilaporkan sudah surut. Pun begitu, masyarakat pada satu desa masih mengungsi.

Camat Sei Lepan, M Iqbal mengungkapkan alasan masyarakat masih mengungsi. “Hanya satu desa saja yang masih ada pengungsi, itu dari Desa Harapan Makmur,” ungkap Iqbal, akhir pekan kemarin.

Musibah banjir merusak rumah masyarakat Desa Harapan Makmur. Arus air yang deras itu juga menghanyutkan puing-puing rumah, pasca dihantam banjir.

Dia menyebut, masyarakat dari Desa Harapan Makmur mengungsi bukan karena banjir yang masih merendam. Namun, banyak rumah masyarakat yang sudah hancur.

“Itu alur sungai yang keluar, lokasinya di perbatasan Sei Lepan dan Brandanbarat,” bebernya.

Pemerintah saat ini juga tengah fokus kepada rumah korban banjir yang rusak dihantam banjir bandar tersebut. Hal tersebut agar mereka mendapatkan tempat tinggal yang layak huni.

“Hari ini kami fokuskan ke situ dulu, dan membantu logistik. Kemudian yang menjadi perhatian kami yang lainnya yaitu di Desa Lama untuk menutup bedungan yang pecah,” kata Iqbal.

“Kalau ini makin pecah, air akan masuk sampai ke Kecamatan Babalan. Apalagi kondisi cuaca saat ini hujan rintik-rintik,” sambungnya.

Terpisah, Kepala Dinas PUTR Langkat, Khairul Azmi menjelaskan, pihaknya mulai memperbaiki infrastruktur pasca bencana. “Untuk kegiatan infrastruktur pasca bencana mana yang bisa kita tangani, pasti ditangani. seperti jembatan sementara, dan tanggul-tanggul yang kecil yang pecah,” ujarnya.

Selebihnya, kata Azmi, karena keterbatasan dana di Langkat, pemkab telah memproses pengajuan Jitu Pasca Bencana (Jitupasna), untuk mengambil dana rehabilitasi pasca bencana. “Mungkin proses dalam satu bulan ini harus selesai, insya allah anggarannya turun antara bulan Februari dan Maret 2026,” ujar Azmi.

“Tapi tanggul-tanggul yang kecil itu akomodir sama pemda, sedangkan yang besar tanggungjawab pusat,” pungkasnya. (ted)

STABAT, SUMUTPOS.CO – Masyarakat pada satu desa di Kecamatan Sei Lepan, Langkat, masih mengungsi hingga tiga pekan berlalu musibah banjir. Di Kecamatan Sei Lepan, dilaporkan ada 14 desa dan kelurahan yang terdampak banjir.

Namun kini, dilaporkan sudah surut. Pun begitu, masyarakat pada satu desa masih mengungsi.

Camat Sei Lepan, M Iqbal mengungkapkan alasan masyarakat masih mengungsi. “Hanya satu desa saja yang masih ada pengungsi, itu dari Desa Harapan Makmur,” ungkap Iqbal, akhir pekan kemarin.

Musibah banjir merusak rumah masyarakat Desa Harapan Makmur. Arus air yang deras itu juga menghanyutkan puing-puing rumah, pasca dihantam banjir.

Dia menyebut, masyarakat dari Desa Harapan Makmur mengungsi bukan karena banjir yang masih merendam. Namun, banyak rumah masyarakat yang sudah hancur.

“Itu alur sungai yang keluar, lokasinya di perbatasan Sei Lepan dan Brandanbarat,” bebernya.

Pemerintah saat ini juga tengah fokus kepada rumah korban banjir yang rusak dihantam banjir bandar tersebut. Hal tersebut agar mereka mendapatkan tempat tinggal yang layak huni.

“Hari ini kami fokuskan ke situ dulu, dan membantu logistik. Kemudian yang menjadi perhatian kami yang lainnya yaitu di Desa Lama untuk menutup bedungan yang pecah,” kata Iqbal.

“Kalau ini makin pecah, air akan masuk sampai ke Kecamatan Babalan. Apalagi kondisi cuaca saat ini hujan rintik-rintik,” sambungnya.

Terpisah, Kepala Dinas PUTR Langkat, Khairul Azmi menjelaskan, pihaknya mulai memperbaiki infrastruktur pasca bencana. “Untuk kegiatan infrastruktur pasca bencana mana yang bisa kita tangani, pasti ditangani. seperti jembatan sementara, dan tanggul-tanggul yang kecil yang pecah,” ujarnya.

Selebihnya, kata Azmi, karena keterbatasan dana di Langkat, pemkab telah memproses pengajuan Jitu Pasca Bencana (Jitupasna), untuk mengambil dana rehabilitasi pasca bencana. “Mungkin proses dalam satu bulan ini harus selesai, insya allah anggarannya turun antara bulan Februari dan Maret 2026,” ujar Azmi.

“Tapi tanggul-tanggul yang kecil itu akomodir sama pemda, sedangkan yang besar tanggungjawab pusat,” pungkasnya. (ted)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru