29 C
Medan
Monday, December 22, 2025

Kunker ke Boronadu, Nisel, Gibran Tinjau Pembangunan Jembatan

NISEL, SUMUTPOS.CO – Wakil Presiden Republik Indonesia Gibran Rakabuming Raka melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Kabupaten Nias Selatan (Nisel) untuk meninjau pembangunan jembatan gantung di Kecamatan Boronadu, Minggu (21/12).

Gibran pun melihat langsung kondisi geografis Sungai Gomo, dan jembatan yang selama ini menjadi satu-satunya jalur penghubung vital bagi masyarakat setempat. Ketergantungan warga terhadap penyeberangan manual ini, dinilai berisiko tinggi, terutama saat musim hujan.

Dalam keterangannya, Gibran menegaskan, pembangunan jembatan di Boronadu bukan sekadar proyek infrastruktur, melainkan kebutuhan mendesak demi keselamatan warga dan keberlanjutan aktivitas sosial ekonomi masyarakat.

“Saya telah meminta rencana pembangunan jembatan tersebut segera ditindaklanjuti secara terpadu, dengan memperhatikan kondisi geografis dan aspek keselamatan,” ungkap Gibran.

Gibran juga menekankan, Sungai Gomo yang kerap meluap dan menyebabkan terputusnya akses antarwilayah, berpotensi mengisolasi sedikitnya empat desa di seberang sungai, sekaligus membatasi mobilitas harian warga. Dan dampak paling nyata dirasakan di sektor pendidikan. Karena sekitar 60 persen siswa SMKN 1 Boronadu diketahui bermukim di seberang Sungai Gomo, dan sangat bergantung pada jalur penyeberangan tersebut. Ketika air sungai meningkat, kegiatan belajar mengajar kerap terganggu, karena siswa tidak dapat menyeberang dengan aman.

Selain pendidikan, aktivitas ekonomi masyarakat juga terdampak. Jalur Sungai Gomo menjadi akses utama distribusi hasil pertanian dan kebutuhan pokok. Terputusnya akses berarti terhentinya pergerakan barang dan jasa, yang secara langsung memukul perekonomian warga desa.

Dalam kunker ke Nisel, Gibran didampingi Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Bobby Nasution. Keduanya sepakat, wilayah dengan keterbatasan akses membutuhkan perhatian khusus melalui pembangunan infrastruktur dasar yang tepat sasaran.

Gibran juga menekankan pentingnya perencanaan matang agar jembatan gantung yang dibangun benar-benar aman, tahan terhadap kondisi alam, dan berkelanjutan dalam jangka panjang. Dia meminta agar seluruh pihak terkait bersinergi, mulai dari pemerintah daerah hingga kementerian teknis.

“Infrastruktur seperti jembatan ini harus dirancang dengan serius, bukan hanya dibangun, tapi juga menjamin keselamatan dan manfaat jangka panjang,” tegasnya.

Menurut Gibran, kehadiran negara harus dirasakan secara nyata oleh masyarakat, terutama di daerah terpencil dan rawan terisolasi. Dia menilai, pembangunan jembatan di Boronadu akan menjadi simbol konkret kehadiran negara dalam menjawab persoalan mendasar warga. (eri/saz)

NISEL, SUMUTPOS.CO – Wakil Presiden Republik Indonesia Gibran Rakabuming Raka melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Kabupaten Nias Selatan (Nisel) untuk meninjau pembangunan jembatan gantung di Kecamatan Boronadu, Minggu (21/12).

Gibran pun melihat langsung kondisi geografis Sungai Gomo, dan jembatan yang selama ini menjadi satu-satunya jalur penghubung vital bagi masyarakat setempat. Ketergantungan warga terhadap penyeberangan manual ini, dinilai berisiko tinggi, terutama saat musim hujan.

Dalam keterangannya, Gibran menegaskan, pembangunan jembatan di Boronadu bukan sekadar proyek infrastruktur, melainkan kebutuhan mendesak demi keselamatan warga dan keberlanjutan aktivitas sosial ekonomi masyarakat.

“Saya telah meminta rencana pembangunan jembatan tersebut segera ditindaklanjuti secara terpadu, dengan memperhatikan kondisi geografis dan aspek keselamatan,” ungkap Gibran.

Gibran juga menekankan, Sungai Gomo yang kerap meluap dan menyebabkan terputusnya akses antarwilayah, berpotensi mengisolasi sedikitnya empat desa di seberang sungai, sekaligus membatasi mobilitas harian warga. Dan dampak paling nyata dirasakan di sektor pendidikan. Karena sekitar 60 persen siswa SMKN 1 Boronadu diketahui bermukim di seberang Sungai Gomo, dan sangat bergantung pada jalur penyeberangan tersebut. Ketika air sungai meningkat, kegiatan belajar mengajar kerap terganggu, karena siswa tidak dapat menyeberang dengan aman.

Selain pendidikan, aktivitas ekonomi masyarakat juga terdampak. Jalur Sungai Gomo menjadi akses utama distribusi hasil pertanian dan kebutuhan pokok. Terputusnya akses berarti terhentinya pergerakan barang dan jasa, yang secara langsung memukul perekonomian warga desa.

Dalam kunker ke Nisel, Gibran didampingi Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Bobby Nasution. Keduanya sepakat, wilayah dengan keterbatasan akses membutuhkan perhatian khusus melalui pembangunan infrastruktur dasar yang tepat sasaran.

Gibran juga menekankan pentingnya perencanaan matang agar jembatan gantung yang dibangun benar-benar aman, tahan terhadap kondisi alam, dan berkelanjutan dalam jangka panjang. Dia meminta agar seluruh pihak terkait bersinergi, mulai dari pemerintah daerah hingga kementerian teknis.

“Infrastruktur seperti jembatan ini harus dirancang dengan serius, bukan hanya dibangun, tapi juga menjamin keselamatan dan manfaat jangka panjang,” tegasnya.

Menurut Gibran, kehadiran negara harus dirasakan secara nyata oleh masyarakat, terutama di daerah terpencil dan rawan terisolasi. Dia menilai, pembangunan jembatan di Boronadu akan menjadi simbol konkret kehadiran negara dalam menjawab persoalan mendasar warga. (eri/saz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru