MEDAN- Emas Batangtoru di Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) Sumatera Utara (Sumut) akan diproduksi Juli nanti. Sebenarnya produksi emas ini dianggap terlambat mengingat jadwal sebelumnya yang diperkirakan pada bulan April. Cuaca, salah satu penyebab keterlambatan produksi emas Batangtoru itu, sehingga pembangunan pabrik tersendat.
“Awalnya bulan April, tetapi karena infrastruktur pabrik belum selesai, jadi kita tunda. Dan Juli optimis akan kita mulai produksi,” kata Communication Manager G-Resource Martabe, Katarina Siburian Hardono. Untuk saat ini, pabrik telah siap untuk memproduksi emas. “Pabrik sudah siap sekitar 95 persen, karena itu kita optimis,” tambahnya.
Katarina juga mengakui, masyarakat setempat menyambut gembira dengan produksi emas ini, karena dapat membantu perekonomian mereka secara tidak langsung. “70 persen karyawan yang bekerja adalah masyarakat setempat. Dengan berproduksi selama 6 tahun, pasti ini memberikan masukkan tambahan bagi masyarakat,” lanjutnya.
Berproduksi pabrik emas Batangtoru di Tapsel ini sebenarnya bukan masyarakat setempat saja yang bakal diuntungkan, pemda (pemerintah daerah) juga akan merasakannya. “Pemda juga mendapat keuntungan berupa kepemilikan 5 persen saham. Karena itu, semua pihak menyambut gembira penambangan emas pertama di Sumatera ini,” tambahnya.
Rencananya, emas yang diproduksi sekitar 7,5 ton atau 250 ribu kilogram/troy Ounce pertahun. Tetapi karena ini masih dalam masa percobaan atau tahap awal, produksi yang dihasilkan masih setengahnya saja. “Ini tahap awal, jadi masih setengahnya saja dulu. Tapi kedepannya target ini harus kita penuhi,” lanjutnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Sumut, Untungta Kaban, mengakui, pertambangan emas di Tapsel sebenarnya sudah dilakukan sejak tahun 2006 lalu, kini kembali berproduksi Juli 2012.(ram)