Gunakan Nama Palsu Masuk ke Indonesia
JAKARTA – Pelarian tersangka kasus korupsi proyek PLTS di Kemenakertrans Neneng Sri Wahyuni usai sudah. Istri Muhammad Nazaruddin yang juga selama ini bersembunyi di Malaysia kemarin (12/6) nekat pulang menggunakan jalur tikus via Batam hingga akhirnya tertangkap di rumahnya di kawasan Pejaten, Jakarta Selatan, sekitar pukul 15.30.
Tanpa ada perlawanan karena di rumah itu Neneng hanya bersama dua orang. Yakni perempuan yang diduga merupakan pengawal dia sejak berada di Malaysia, dan seorang pembantu rumah tangga. Dia bersama orang perempuan itu lantas ditangkap dan dibawa ke KPK.
“Dia benar-benar ditangkap di rumahnya di Pejaten,” kata Ketua KPK Abraham Samad di kantornya kemarin.
Sekitar pukul 17.00, Neneng yang digiring para petugas akhirya tiba di Gedung KPK. Tidak ada satu patah kata pun yang keluar dari mulutnya. Perempuan yang berulangtahun setiap 15 Februari itu terus menutup wajahnya dengan kerudung cokelat kotak-kotak. Perempuan yang wajahnya terlihat putih mulus itu tampak mengenakan kacamata hitam mengilat.
Sebenarnya KPK sudah menerima informasi dari masyarakat bahwa Selasa siang Neneng datang ke Batam dari Kuala Lumpur. Menggunakan kapal dia lantas memasuki wilayah Indonesia dengan jalur ilegal. Di sana dia lantas menginap di Hotel Central Batam. Dia juga bersama seorang perempuan yang diduga kuat pengawalnya selama di tempat persembunyian. “Kami sudah mengintainya sejak di Batam,” kata Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto menambahkan.
Belum tuntas mengintai ternyata KPK tiba-tiba memperoleh informasi bahwa Neneng akan bertolak dari Batam menuju Jakarta menggunakan pesawat Garuda Indonesia sekitar pukul 09.30. Mendengar informasi itu pimpinan KPK langsung memutuskan untuk mengerahkan para personilnya untuk menyanggong Neneng di Bandara Soekarno Hatta.
Tim menunggu dengan seksama buruannya itu turun dari pesawat. Ternyata batang hidung perempuan yang kabur sejak 23 Mei 2011 itu tidak ada. Tim sempat kebingungan dan kehilangan jejak lantaran manifest penumpang Garuda Indonesia juga tidak ada nama Neneng. “Operasinya belum berhasil,” kata seorang sumber kepada Jawa Pos sekitar pukul 13.00 melalui blackberry messenger yang sempat menggambarkan situasi operasi penangkapan Neneng.
Tapi KPK belum pasrah. Mereka terus berupaya keras menemukan Neneng lantaran informasi yang didapatnya diyakini sangat kuat. Tim dilapangan lalu mencari seluruh manifest penumpang yang tiba di Bandara Seokarno Hatta siang kemarin. “Ternyata kami menemukan nama pengawal Neneng di pesawat Citilink yang mendarat sekitar 11.30 Ternyata Neneng pakai nama orang lain,” kata sumber itu.
Meski begitu, pengawal itu juga termasuk dalam penumpang penerbangan Citiling menggunakan nama yang lainnya. Setelah sempat kehilangan buruannya, tim memutuskan untuk berpencar menuju tempat-tempat yang diduga kuat akan dikunjungi Neneng. Salah satunya adalah rumahnya di kawasan Pejaten.
Rumah mewah berpagar tinggi itu diintai tim KPK. Awalnya mereka sempat putus asa lantaran sejak siang diawasi hingga pukul 15.00, Neneng tak kunjung tiba di rumahnya. Tiba-tiba sekitar pukul 15.20, sebuah taksi Blue Bird masuk ke dalam rumah tersebut.
Begitu keluar, tim buser KPK lantas menghentikan taksi yang sempat masuk ke dalam rumah. “Sopirnya mengatakan bahwa yang menumpang dua perempuan,” kata Wakil Ketua Busyro Muqoddas.
Tim lega mendapat jawaban dari sopir taksi itu. Mereka menduga kuat bahwa dua perempuan tersebut adalah Neneng dan pengawal pribadinya. Tak tunggu lama, tim yang berjumlah lebih dari lima orang itu langsung masuk ke dalam rumah. “Tidak ada perlawanan karena di rumah itu hanya ada tiga orang. Neneng, pengawalnya dan pembantu rumah tanga,” kata Busyro.
Di rumah mewah itu KPK tidak hanya menangkap Neneng, mereka juga melakukan menyita beberapa barang yang diduga kuat berhubungan dengan kasus Neneng. Kata Busyro barang-barang yang disita diantaranya adalah compaq disk dan beberapa dokumen dari tangan Neneng. Termasuk paspor. Barang-barang itu nantinya akan didalami lebih lanjut. (kuh/jpnn)