25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

Kuda Pegasus Berpesta

Pro Duta vs PSLS

LUBUKPAKAM- Impian Pro Duta menjuarai grup I Divisi Utama Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) menjadi kenyataan. Duel penentu di laga terakhir penyisihan Grup I kontra PSLS sukses dimenangkan dengan skor 1-0 di Stadion Baharoeddin Siregar, Sabtu (16/6).
Gol tunggal Suyatno di menit 84 memastikan Pro Duta finish di puncak grup I dengan koleksi 37 angka. Unggul empat angka dari PSLS yang harus puas sebagai runner up grup dengan selisih empat angka.

Duel ini memang layaknya final. Baik Pro Duta maupun PSLS sama-sama berpeluang untuk tampil sebagai juara wilayah I yang berarti tiket otomatis lolos ke Indonesian Premier League (regulasi terakhir kongres Palangkaraya, Red). Atmosfer laga cukup panas hingga menyebabkan gesekan-gesekan antar pemain.

Namun, beban berat yang disandang para pemain kedua kubu membuat laga berlangsung monoton dan tak banyak menciptakan peluang. Terutama tim tuan rumah yang tinggal membutuhkan satu angka untuk keluar sebagai kampiun.

Peluang terbaik Pro Duta tersaji di menit 18, namun Laakkad sedikit terlambat menyambar bola. Sementara itu PSLS yang dimotori Carlos Raul dan Machia Malock meski lebih mendominasi namun kesulitan menusuk barisan pertahanan Pro Duta.

Di babak kedua, tensi meninggi. Arif Sajali yang masuk menggantikan Nur Adly terlibat adu mulut dengan kiper PSLS, Sukirmanto. Keduanya bersitegang dan dari situ suasana mengeruh.

Ketegangan tak hanya terjadi di lapangan. Di pinggir lapangan dua kubu official saling adu mulut dan pelatih Pro Duta, Roberto Bianchi terlihat sangat emosional dan mencoba mendatangi daerah lawan.

Tak terkecuali di tribun penonton, beberapa pendukung PSLS ikut bersitegang dengan penonton tuan rumah. Puncaknya di menit 81, Rahmad berduel dengan Muklis Rasyid yang berujung kartu merah untuk keduanya.

Pro Duta akhirnya memecah kebuntuan di menit 84. Set pieces Xavi gagal diantisipasi dengan baik kiper Sukirmanto yang mencoba memotong bola. Bola dilesakkan Tambun namun masih ditahan bek lawan. Bola muntah namun dicocor Suyatno ke gawang kosong. Gol tunggal bertahan hingga peluit panjang ditiupkanwasit.

Sorak sorai pun pecah. Pro Duta memastikan kampiun dan langsung diserbu para fans.

“Ini hasil dari kerja keras kami selama semusim. Tekanan sangat tinggi terutama pemain kami yang merasakan final pertama. Kita memang mengandalkan serangan balik karena hasil seri sudah cukup untuk membuat kita juara,” kata pelatih yang akrab disapa Beto ini.

Beto mengaku sangat puas atas pencapaian ini. “Satu kegembiraan. Bukan karena saya. Untuk mereka. Ini kerja keras sampai kami berada disini. Saya memang selalu menekan pemain tapi ini untuk kebaikan mereka. Lagipula mereka percaya kepada saya,” tandasnya.

Sementara pelatih PSLS, Nasrul Koto mengatakan anak asuhnya terpancing emosi sehingga permainan menjadi buruk.
“Anak-anak terpancing emosi. Tuan rumah terlalu berlebihan. Apalagi cuaca panas. Finish di posisi dua sudah cukup baik. Ke depannya kami tidak tahu rencana PSSI,” pungkasnya. (mag-18)

Pro Duta vs PSLS

LUBUKPAKAM- Impian Pro Duta menjuarai grup I Divisi Utama Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) menjadi kenyataan. Duel penentu di laga terakhir penyisihan Grup I kontra PSLS sukses dimenangkan dengan skor 1-0 di Stadion Baharoeddin Siregar, Sabtu (16/6).
Gol tunggal Suyatno di menit 84 memastikan Pro Duta finish di puncak grup I dengan koleksi 37 angka. Unggul empat angka dari PSLS yang harus puas sebagai runner up grup dengan selisih empat angka.

Duel ini memang layaknya final. Baik Pro Duta maupun PSLS sama-sama berpeluang untuk tampil sebagai juara wilayah I yang berarti tiket otomatis lolos ke Indonesian Premier League (regulasi terakhir kongres Palangkaraya, Red). Atmosfer laga cukup panas hingga menyebabkan gesekan-gesekan antar pemain.

Namun, beban berat yang disandang para pemain kedua kubu membuat laga berlangsung monoton dan tak banyak menciptakan peluang. Terutama tim tuan rumah yang tinggal membutuhkan satu angka untuk keluar sebagai kampiun.

Peluang terbaik Pro Duta tersaji di menit 18, namun Laakkad sedikit terlambat menyambar bola. Sementara itu PSLS yang dimotori Carlos Raul dan Machia Malock meski lebih mendominasi namun kesulitan menusuk barisan pertahanan Pro Duta.

Di babak kedua, tensi meninggi. Arif Sajali yang masuk menggantikan Nur Adly terlibat adu mulut dengan kiper PSLS, Sukirmanto. Keduanya bersitegang dan dari situ suasana mengeruh.

Ketegangan tak hanya terjadi di lapangan. Di pinggir lapangan dua kubu official saling adu mulut dan pelatih Pro Duta, Roberto Bianchi terlihat sangat emosional dan mencoba mendatangi daerah lawan.

Tak terkecuali di tribun penonton, beberapa pendukung PSLS ikut bersitegang dengan penonton tuan rumah. Puncaknya di menit 81, Rahmad berduel dengan Muklis Rasyid yang berujung kartu merah untuk keduanya.

Pro Duta akhirnya memecah kebuntuan di menit 84. Set pieces Xavi gagal diantisipasi dengan baik kiper Sukirmanto yang mencoba memotong bola. Bola dilesakkan Tambun namun masih ditahan bek lawan. Bola muntah namun dicocor Suyatno ke gawang kosong. Gol tunggal bertahan hingga peluit panjang ditiupkanwasit.

Sorak sorai pun pecah. Pro Duta memastikan kampiun dan langsung diserbu para fans.

“Ini hasil dari kerja keras kami selama semusim. Tekanan sangat tinggi terutama pemain kami yang merasakan final pertama. Kita memang mengandalkan serangan balik karena hasil seri sudah cukup untuk membuat kita juara,” kata pelatih yang akrab disapa Beto ini.

Beto mengaku sangat puas atas pencapaian ini. “Satu kegembiraan. Bukan karena saya. Untuk mereka. Ini kerja keras sampai kami berada disini. Saya memang selalu menekan pemain tapi ini untuk kebaikan mereka. Lagipula mereka percaya kepada saya,” tandasnya.

Sementara pelatih PSLS, Nasrul Koto mengatakan anak asuhnya terpancing emosi sehingga permainan menjadi buruk.
“Anak-anak terpancing emosi. Tuan rumah terlalu berlebihan. Apalagi cuaca panas. Finish di posisi dua sudah cukup baik. Ke depannya kami tidak tahu rencana PSSI,” pungkasnya. (mag-18)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/