Fasilitas bintang lima ditolak, demi mendapatkan fasilitas bintang sembilan. Itulah yang diungkapkan Dahlan saat memutuskan untuk menginap di salah satu pesantren di Kota Medan. Dia pun memilih Pesantren Al-Kautsar Al-Akbar yang terletak di Jalan Pelajar Timur Medan.
Kedatangan Menteri BUMN ini untuk memenuhi undangan dari USU (Universitas Sumatera Utara). Pagi ini dia dijadwalkan memberikan kuliah umum. Selain itu, tokoh yang akrab disapa Pak Dis ini akan dihadapi beberapa agenda seperti rapat dengan BUMN yang ada di Medan.
Tadi malam, dengan mengenakan kemeja putih lengan panjang yang digulung hingga siku, celana keeper warna hitam, dan sepatu kets yang menjadi ciri khasnya dia ‘mangkal’ di Jalan Iskandar Muda. Seperti perkataan orang pada umumnya, mengunjungi Kota Medan tidak lengkap rasanya bila tidak menikmati buah durian. Dan, itu pula yang dilakukan oleh sang menteri.
Bak seorang selebriti, kedatangan Pak Dis langsung menjadi perbincangan di lokasi kuliner tersebut. Bahkan, ada sebagian pengunjung yang meminta secara langsung untuk foto bersama. Dengan senyum manis dan kacamata yang menjadi ciri khas, permintaan foto bareng tersebut langsung dilayani. Setelah merasa cukup menikmati 1 buah durian, dengan santai Dahlan Iskan mendatangi meja pengunjung yang terdiri dari anak muda kota. Dengan perasaan senang dan takjub, anak muda yang terdiri dari Duma, Uli, Diar, Fandi, dan Nanda ini langsung meminta untuk foto bareng. “Jarang-jarang ada menteri yang nyamperin. Jangan sia-siakan, langsung foto bareng,” ujar Duma.
Kunjungan langsung yang dilakukan oleh Dahlan Iskan juga membuat para anak muda ini, terutama Duma menjadi sumringah. “Duma lagi galau Kak, jadi ketawa karena foto bareng ma Bapak. Ini uda dijadikan PP (poto profil),” ungkap Uli sambil menunjukkan salah satu jenis smartphonenya.
Selesai mengunjungi anak muda Medan itu dan memuji rasa durian, Pak Dis langsung berlari. Dia menyeberang jalan. Masuk mobil. Dia pun langsung menyeteri sendiri mobil tersebut menuju Pesantren Al-Kautsar Al-Akbar yang terletak di Jalan Pelajar Timur Medan.
Tak pelak, tingkah Pak Dis membuat membuat rombongannya bingung. Tetapi, seperti sudah terbiasa dengan santai mereka bilang. “Semoga tidak tersesat ya,” ujar salah satu anggota rombongan.
Dipandu dengan wartawan Sumut Pos, Pak Dis sampai di pesantren dengan selamat. Dia pun langsung disambut pengasuh pesantren Tuan Syekh Ali Akbar Marbun dan petinggi pesantren. Setelah beramah tamah sebentar, Dahlan Iskan meminta untuk diajak berkeliling sekitar pesantren. Lebih dari 30 menit para rombongan mengelilingi pesantren yang dihuni sekitar 800 santri dengan luas hampir 10 hektar itu.
Kejutan lain pun dibuat sang menteri. Secara tiba-tiba, Pak Dis memutuskan untuk menginap di pesantren. Dan seperti kejadian di tempat jualan durian, rombongan tidak ada yang merasa terkejut dengan keputusan tersebut. “Kalau keputusan tiba-tiba sudah biasa. Makanya kita tidak ada yang terkejut,” ungkap anggota rombongan.
Tiba-tiba Datang Sutan Bathoegana
Di tengah asyiknya pembicaraan antara Dahlan Iskan dan Tuan Syekh, Sutan Bathoegana nonggol di antara rombongan. “Seperti biasa, setiap Jumat, Sabtu, dan Minggu saya selalu ke Medan. Dan mendengar Pak Menteri disini, di tengah kesibukan saya sempatkan untuk datang,” ujar Sutan.
Sekitar pukul 23.00 WIB, Sutan dan rombongan, beserta sebagian rombongan Pak Dis pun meninggalkan pesantren. Sepeninggalan politis dari Demokrat ini, sang menteri pun mulai bercerita di balik keputusannya memilih menginap di pesantren. “Saya dipercaya untuk menjaga aset negara yang bernilai Rp3 ribu triliun. Dan dengan dukungan suasana pesantren akan membuat saya terjaga dan merasa damai. Membuat saya terbebas dari perasaan tamak, rakus, dan maksiat lainnya,” ujarnya.
“Selain itu, saya dulunya anak pesantren. Dan keluarga saya juga mendidik dari pesantren. Ini merupakan pengalaman pertama saya menginap di pesantren di Sumatera,” tambahnya.
Waktu terus berjalan, dan waktunya untuk pamit. Tak lama berselang, saat pintu sudah tertutup, salah satu santri membawakan bantal berwarna biru. Dan, pintu pun tertutup rapat.
“Kebesaran pesantren ini sudah saya dengar. Penghijauan yang dilakukan, luas daerah, dan tentu saja letaknya yang di tengah kota. Membuat saya berminat untuk menginap di sini,” tambah Pak Dis.
Sebelumnya, jadwal sang menteri adalah menginap di salah satu hotel bintang 5 yang terletak di Jalan Putri Hijau Medan. Paginya, Pak Dis akan lari pagi di Lapangan Merdeka, dilanjutkan memberikan kuliah umum di USU. “Selamat malam,” ungkapnya sebelum berpisah. (ram)