30 C
Medan
Sunday, October 20, 2024
spot_img

POPDA Aceh Ricuh, 46 Sepeda Motor Dibakar

BANGKAI: Sepeda motor yang dibakar terkait bentrokan antara kontingen Aceh Tengah dengan Aceh Selatan dalam POPDA Aceh, Rabu (27/6).//imran joni/rakyat aceh/smg
BANGKAI: Sepeda motor yang dibakar terkait bentrokan antara kontingen Aceh Tengah dengan Aceh Selatan dalam POPDA Aceh, Rabu (27/6).//imran joni/rakyat aceh/smg

BANDA ACEH- Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) Aceh ricuh. Sedikitnya 46 unit sepeda motor dibakar terkait bentrokan yang melibatkan mahasiswa yang berasal dari Aceh Tengah dan Aceh Selatan.

Adalah mahasiswa asal Aceh Selatan dan Aceh Tengah, bentrok Rabu (27/6) dini hari di Taman Ratu Safiatuddin (Tarafia) Lampriet, Kota Banda Aceh. Anjungan Rumah Adat Aceh Tengah, rusak ringan dan 46 unit sepeda motor berbagai jenis hangus dibakar ratusan mahasiswa Aceh Selatan.

Tokoh masyarakat kedua kabupaten yang berada di ibukota provinsi Aceh, telah duduk bersama dan sepakat untuk berdamai. Ichwanurfitri dan Sofyan tokoh dari Aceh Tengah mengatakan agar bentrok tidak merembet atau menyerempet ke mana-mana lagi. Meskipun kedua belah pihak tidak membuat kesepakatan hitam di atas putih alias tertulis, namun tokoh yang hadir saat duduk bersama membicarakan kejadian bentrokan tersebut, menyetujui mereka damai.

“Kami akan menyampaikan hal ini ke Pemerintah Daerah Aceh Tengah juga mahasiswa asal Aceh Tengah lainnya. Hanya saja, kami meminta sepeda motor yang telah hangus menjadi rongsokan itu agar diganti rugi,” tegas Ichwanurfitri dan Sofyan secara bergantian, di hadapan wartawan di Tarafia Lampriet, Rabu (27/06).

Tokoh masyarakat dari Aceh Selatan, yaitu Taf Haikal dan H Anwar, pun sepakat untuk damai. Keduanya mengungkapkan bentrokan bermula dipicu dari kerusuhan yang terjadi  waktu pertandingan sepak bola POPDA Aceh, Senin (25/6).
Akibat tawuran antarmahasiswa itu, ujarnya, puluhan unit sepeda motor hangus dibakar, namun belum ada informasi kalau mahasiswa yang terluka dikarenakan bentrokan tersebut. Pasalnya saat kerusahan kedua belah pihak saling perang dengan menggunakan batu, kayu, dan ada juga yang memegang senjata tajam.

Informasi yang dihimpun koran ini dari berbagai sumber  mengungkapkan sejumlah anjungan lainnya yang berdekatan dengan anjungan Aceh Tengah, juga ikut menjadi sasaran amukan massa. Ditambahkan Taf Haikal untuk sementara ini, anjungan Aceh Selatan dan Aceh Tengah dikosongkan.

Pihak Polda Aceh, hingga berita ini diturunkan belum menerima adanya laporan atau pengaduan dari kedua belah pihak yang tawuran. Meski begitu, pihaknya tetap melakukan penyelidikan pascakejadian bentrokan yang berakhir rusuh. “Kami masih menyelidikinya. Tetapi belum ada pihak yang ditangkap di antara kedua belah mahasiswa yang melakukan tawuran,” kata Kabid Humas Polda Aceh Kombes Pol Gustav Leo, kepada Rakyat Aceh (grup Sumut Pos), Rabu (27/6) sore. (ian/smg)

BANGKAI: Sepeda motor yang dibakar terkait bentrokan antara kontingen Aceh Tengah dengan Aceh Selatan dalam POPDA Aceh, Rabu (27/6).//imran joni/rakyat aceh/smg
BANGKAI: Sepeda motor yang dibakar terkait bentrokan antara kontingen Aceh Tengah dengan Aceh Selatan dalam POPDA Aceh, Rabu (27/6).//imran joni/rakyat aceh/smg

BANDA ACEH- Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) Aceh ricuh. Sedikitnya 46 unit sepeda motor dibakar terkait bentrokan yang melibatkan mahasiswa yang berasal dari Aceh Tengah dan Aceh Selatan.

Adalah mahasiswa asal Aceh Selatan dan Aceh Tengah, bentrok Rabu (27/6) dini hari di Taman Ratu Safiatuddin (Tarafia) Lampriet, Kota Banda Aceh. Anjungan Rumah Adat Aceh Tengah, rusak ringan dan 46 unit sepeda motor berbagai jenis hangus dibakar ratusan mahasiswa Aceh Selatan.

Tokoh masyarakat kedua kabupaten yang berada di ibukota provinsi Aceh, telah duduk bersama dan sepakat untuk berdamai. Ichwanurfitri dan Sofyan tokoh dari Aceh Tengah mengatakan agar bentrok tidak merembet atau menyerempet ke mana-mana lagi. Meskipun kedua belah pihak tidak membuat kesepakatan hitam di atas putih alias tertulis, namun tokoh yang hadir saat duduk bersama membicarakan kejadian bentrokan tersebut, menyetujui mereka damai.

“Kami akan menyampaikan hal ini ke Pemerintah Daerah Aceh Tengah juga mahasiswa asal Aceh Tengah lainnya. Hanya saja, kami meminta sepeda motor yang telah hangus menjadi rongsokan itu agar diganti rugi,” tegas Ichwanurfitri dan Sofyan secara bergantian, di hadapan wartawan di Tarafia Lampriet, Rabu (27/06).

Tokoh masyarakat dari Aceh Selatan, yaitu Taf Haikal dan H Anwar, pun sepakat untuk damai. Keduanya mengungkapkan bentrokan bermula dipicu dari kerusuhan yang terjadi  waktu pertandingan sepak bola POPDA Aceh, Senin (25/6).
Akibat tawuran antarmahasiswa itu, ujarnya, puluhan unit sepeda motor hangus dibakar, namun belum ada informasi kalau mahasiswa yang terluka dikarenakan bentrokan tersebut. Pasalnya saat kerusahan kedua belah pihak saling perang dengan menggunakan batu, kayu, dan ada juga yang memegang senjata tajam.

Informasi yang dihimpun koran ini dari berbagai sumber  mengungkapkan sejumlah anjungan lainnya yang berdekatan dengan anjungan Aceh Tengah, juga ikut menjadi sasaran amukan massa. Ditambahkan Taf Haikal untuk sementara ini, anjungan Aceh Selatan dan Aceh Tengah dikosongkan.

Pihak Polda Aceh, hingga berita ini diturunkan belum menerima adanya laporan atau pengaduan dari kedua belah pihak yang tawuran. Meski begitu, pihaknya tetap melakukan penyelidikan pascakejadian bentrokan yang berakhir rusuh. “Kami masih menyelidikinya. Tetapi belum ada pihak yang ditangkap di antara kedua belah mahasiswa yang melakukan tawuran,” kata Kabid Humas Polda Aceh Kombes Pol Gustav Leo, kepada Rakyat Aceh (grup Sumut Pos), Rabu (27/6) sore. (ian/smg)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/