Aksi Solidaritas untuk Pendemo Jahit Mulut
MEDAN- Aksi solidaritas terhadap petani yang melakukan aksi mogok makan dan jahit mulut, di depan Gedung DPRD Sumut, Jalan Diponegoro Medan, terus bergulir. Kali ini, Kamis (28/6), puluhan massa dari Aliansi Solidaritas untuk Petani Padang Lawas (ASUPDL) menyeruduk masuk ke dalam gedung dewan untuk mengejar para anggota dewan. Untungnya, aksi mereka cepat dihalau petugas keamanan.
Mereka menuntut agar kasus tanah di Palas diselesaikan dan agar para demonstran yang melakukan aksi mogok makan dan jahir mulut bisa kembali ke daerah mereka.
“Sudah 22 hari kawan-kawan kami para petani, tidak makan dan jahit mulut di sini (Gedung DPRD Sumut, red), tapi, para anggota dewan hanya diam-diam saja tidak merespon ini semua. Wakil rakyat ternyata tidak membela kepentingan dan perjuangan rakyat,” tegas Pimpinan Aksi ASUPDL, L BR Silalahi dalam orasinya.
Massa menegaskan, jika surat dari DPRD Sumut yang ditujukan kepada Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Kapoldasu) tertanggal 18 Juni 2012, dengan No.1127/18/Sekr, hingga saat ini tidak ditanggapi.
Surat yang memerintahkan untuk penghentian aktivitas perusahaan (PT SRL dan SSL, red) tersebut, yang akan dimediasi oleh DPRD Sumut terkesan diabaikan oleh Kapolda Sumut, Inspektur Jenderal (Irjen) Pol Wisjnu Amat Sastro. “Ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut. Sebab, DPRD Sumut adalah lembaga yang terhormat bukan lembaga yang tidak bermanfaat bagi rakyat,” tambahnya.
Namun, aksi itu seolah tidak dihiraukan anggota DPRD Sumut. Para demonstran emosi lalu berlarian masuk ke gedung wakil rakyat Sumut itu.
Sementara itu, salah seorang anggota DPRD Sumut, Richard Edd Lingga terlihat menyambangi para petani yang menggelar aksi mogok makan dan jahit mulut itu. Politisi dari Partai Golkar Sumut tersebut, tampak memberikan bantuan material kepada para pengunjuk rasa. Bantuan yang diberikan Rhicard itu berupa uang sebesar Rp1.500.000, sebagai rasa prihatin kepada pengunjuk rasa. (ari)