Dada dan Perut Ada Luka Tusukan
MEDAN-Sesosok pria ditemukan tewas dengan dua luka tusukan di dada dan perut, Jumat (29/3) dini hari sekitar pukul 03.30 WIB, di KTV New Zone, Jalan M Nawi Harahap Medan.
Informasi yang dihimpun, pria yang diketahui bernama Heriyanto Simbolon (32), warga Jalan M Nawi Harahap, Kelurahan Sutirejo 3, Kecamatan Medan Amplas itu, dikenal sebagai penjaga tanah garapan di Selambo.
Penemuan jasad korban oleh waitres itu sempat menghebohkan lokasi hiburan malam.
Melihat kondisi korban kritis bersimbah darah, pengelola sempat berupaya melarikan korban ke RS Elizabeth Medan.
Hanya saja nyawa korban tak sempat diselamatkan dan menghembuskan nafas terakhirnya di dalam perjalanan.
Selanjutnya mayat korban dirujuk ke Instalasi Jenazah RSUD dr Pirmgadi Medan untuk menjalani visum.
Melki (30), adik korban mengatakan, peristiwa penikaman dipicu permasalahan lahan garapan di kawasan Selambo.
Pengakuan Melki, sebulan yang lalu abangnya pernah cekcok hingga berakhir perkelahiaan dengan salah satu anak buah Frengky yang juga penggarap di lahan tanah garapan Selambo.
“Abangku (korban), sebulan yang lalu pernah cerita bahwasanya dia pernah memukuli anak buah Frengky, gara-gara dia mencaplok wilayah tanah garapan yang sudah dijaga oleh abangku ini,” terang Melki.
Namun persitegangan kedua kubu penggarap tersebut sempat berakhir dengan perdamaian.
“Namun Kamis (28/6) malam Frengky bersama temannya memesan satu KTV di New Zone dan mengajak korban untuk menikmati hiburan malam,”sebutnya.
Namun tanpa disangka keluarga mendengar jika korban telah meninggal dunia dengan kondisi bersimbah darah di kamar mandi salah satu di KTV New Zone tanpa seorang temanpun di lokasi tersebut.
Bahkan dari informasi yang diperoleh, sebelum tewas, korban sempat mengatakan kepada pihak penggelola karoke jika korban dipegangi beberapa orang di dalam kamar mandi, dan ditikami hingga roboh.
“Ada saksi yang mengaku bahwasannya abangku itu dipengangi beberapa orang dan ditikami, saya curiga pelakunya adalah teman-teman abangku yang karaoke bersama dengan dia,” tutur Melki.
Sementara itu dari pengakuan Melki, keluarga sempat bertanya kepada Frengky perihal kematian korban.
“Dia (Frengky) tidak mengetahui siapa yang telah membunuh abangku. Dia (Frengky) hanya bilang menolong korban untuk dilarikan ke rumah sakit,”sebut Melki menirukan pengakuan Frengky.
Untuk kepentingan penyelidikan, jasad korban menjalani visum dan selanjutnya dibawa kerumah duka untuk disemayamkan.
Dibunuh Teman
Sementara itu, tersangka Washington Nainggolan (44) mengaku gelap mata hingga tega membunuh temannya sendiri Heriyanto Simbolon, (32) warga Jalan Seksama Gang Bersama, di Jalan Mangkubumi, Jumat (29/6) pukul 03.00 dini hari.
Merasa tindakannya salah, warga Jalan Elang dan Jalan Nuri 17, Perumnas Mandala itupun menyerahkan diri ke Polsekta Medan Kota, Jumat (29/6) kemarin, sekira pukul 11.00 WIB.
Kapolsek Medan Kota Kompol M Sandy Sinurat mengatakan, dari pengakuan pelaku kepada penyidik, kejadian tersebut dilatarbelakangi sakit hati karena pelaku sering dihina dan dicaci maki oleh korban. “Tersangka sakit hati sama korban. Sering kali tersangka diejek oleh korban,” ujar Sandy kemarin.
Dikatakan Sandy, puncak kesabaran Washington sudah habis, Jumat (29/6) dini hari. Saat itu, keduanya bersama teman-teman mereka lainnya berkumpul di Jalan Mangkubumi dan menengak minuman keras. Tak lama, keduanya pun terlibat pertengkaran.
Bahkan, Washington mengaku, korban sempat melontarkan hinaan kepadanya.
“Pelaku mengajak korban ke Jalan Mangkubumi. Korban mengaku dihina dan dicaci. Keduanya pun bertengkar dan pelaku mengaku sempat dicekik oleh korban. Lalu pelaku, mengambil pisau di mobilnya yang sering dibawanya untuk jaga diri dan langsung kembali menemui koban dan menusukkannya ke dada kiri korban,” sebut Sandy.
Sandy menuturkan, kuat dugaan jika keduanya sempat terlibat perkelahian. Itu terlihat luka ditangan kiri korban, yang diduga menahan pisau yang dihujamkan pelaku ke tubuh korban.
“Dada kiri korban ditusuk, ditangan juga ada luka. Mungkin korban mencoba menahan pisaunya,” beber Sandy.
Usai menghujamkan pisau, Washington langsung melarikan diri, sebelumnya menyerahkan diri ke Polsek Medan Kota. Sementara teman-teman mereka di lokasi, membawa Heriyanto ke Rumah Sakit Santa Elisabeth, Jalan Haji Michbah untuk mendapat pertolongan medis.
Karena luka yang serius dan mengeluarkan banyak darah, Heriyanto tidak dapat ditolong dan dinyatakan meninggal oleh pihak Rumah Sakit. Untuk kepentingan penyidikan, jasad Heriyanto kemudian diboyong ke RSU Dr Pirngadi Medan guna untuk di visum.
Sandy mengatakan, hingga kini pihaknya sudah memeriksa enam orang saksi. Untuk sementara, penyidik menjerat Washington atas Pasal 338 sub 351 ayat 3, dengan ancaman minimal 5 tahun kurungan penjara. “Sudah 6 saksi kami periksa, kita akan terus melakukan pemeriksaan lanjutan,” tegas Sandy. (mag-12/uma)