26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

BTN Salurkan 16.000 Rumah

JAKARTA-  Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Iqbal Latanro, merasa optimistis BTN memenuhi target penyaluran kredit perumahan rakyat dengan skema FLPP. Target BTN tahun ini menyalurkan 16.000 rumah.

“Kami tetap mendukung program pemerintah dan yakin target 16.000 unit rumah dapat tercapai,” kata Iqbal.
Dia mengatakan, realisasi KPR FLPP yang disalurkan BTN saat ini baru mencapai 7.000 rumah tersebar di seluruh Indonesia. Dari data realisasi penyaluran kredit, BTN mencatatkan porsi 99,77 persen dari pemberian kredit yang ada.

Sayangnya, BTN tidak merinci porsi dari bank lain peserta FLPP. “Saya tidak tahu berapa porsi bank lain penyalur KPR FLPP. Tapi dari data realisasi, posisi kami demikian,” ujarnya.

Terkait penyaluran KPR FLPP dengan skema baru, dengan porsi bank penyalur dan Kementerian Perumahan Rakyat 50:50, Iqbal mengakui ada kelambatan realisasi di lapangan.

Hal ini terjadi akibat minimnya pasokan rumah tipe 36 harga Rp 70 juta sesuai syarat KPR FLPP. Keterbatasan pasokan rumah tipe 36 dikarenakan pengembang keberatan membangun rumah berdasar syarat baru tersebut.

Sebelumnya Bank BTN juga mendapat kucuran dana segar dari PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) lewat kerjasama refinancing Rp500 miliar. Kucuran dana ini ditujukan untuk pembiayaan KPR dengan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).

Iqbal Latanro mengatakan kerjasama dengan SMF ini lebih fokus pada refinancing KPR FLPP, sebagai alternatif pendanaan Bank BTN atas dana yang telah tersalurkan untuk program FLPP di 2011.

“Refinancing ini mendorong berkembangnya pasar pembiayaan sekunder perumahan di Indonesia,” kata Iqbal.
Menurut dia, bisnis pembiayaan perumahan dengan KPR membutuhkan lembaga seperti SMF. Jika KPR tidak mendapatkan back up dana jangka panjang akan menyulitkan bank pemberi KPR tersebut.

Sementara itu, Direktur Utama SMF Raharjo Adisusanto mengatakan, kerjasama refinancing dengan BTN untuk KPR FLPP dalam jangka waktu 10 tahun ini dilakukan untuk pertama kalinya.

Namun, dukungan SMF terhadap program perumahan pemerintah melalui Bank BTN sudah dilakukan sejak 2011 dalam bentuk Repo dan Refinancing KPR sebesar Rp1,033 triliun.

“Sebelumnya kerjasama hanya dalam jangka waktu lima tahun. Tapi, kami melihat perlunya pembiayaan dana jangka panjang karena biasanya KPR didanai 10 hingga 20 tahun,” katanya. Raharjo melanjutkan, refinancing Rp500 miliar ini adalah kali pertama dikucurkan untuk program FLPP. Harapannya, hal ini juga diikuti oleh lembaga penyalur KPR FLPP lainnya, baik itu bank umum, bank syariah, maupun multifinance.

Terkait penyaluran KPR FLPP, Bank BTN menargetkan sebanyak 16.000 unit untuk tahun 2012. Saat ini, realisasi KPR dengan FLPP baru tercapai 7.000 unit. Dari data realisasi penyaluran kredit, BTN mencatatkan porsi 99,77 persen dari pemberian kredit yang ada. Sayangnya, BTN tidak merinci porsi dari bank lain peserta FLPP. (net/jpnn)

JAKARTA-  Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Iqbal Latanro, merasa optimistis BTN memenuhi target penyaluran kredit perumahan rakyat dengan skema FLPP. Target BTN tahun ini menyalurkan 16.000 rumah.

“Kami tetap mendukung program pemerintah dan yakin target 16.000 unit rumah dapat tercapai,” kata Iqbal.
Dia mengatakan, realisasi KPR FLPP yang disalurkan BTN saat ini baru mencapai 7.000 rumah tersebar di seluruh Indonesia. Dari data realisasi penyaluran kredit, BTN mencatatkan porsi 99,77 persen dari pemberian kredit yang ada.

Sayangnya, BTN tidak merinci porsi dari bank lain peserta FLPP. “Saya tidak tahu berapa porsi bank lain penyalur KPR FLPP. Tapi dari data realisasi, posisi kami demikian,” ujarnya.

Terkait penyaluran KPR FLPP dengan skema baru, dengan porsi bank penyalur dan Kementerian Perumahan Rakyat 50:50, Iqbal mengakui ada kelambatan realisasi di lapangan.

Hal ini terjadi akibat minimnya pasokan rumah tipe 36 harga Rp 70 juta sesuai syarat KPR FLPP. Keterbatasan pasokan rumah tipe 36 dikarenakan pengembang keberatan membangun rumah berdasar syarat baru tersebut.

Sebelumnya Bank BTN juga mendapat kucuran dana segar dari PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) lewat kerjasama refinancing Rp500 miliar. Kucuran dana ini ditujukan untuk pembiayaan KPR dengan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).

Iqbal Latanro mengatakan kerjasama dengan SMF ini lebih fokus pada refinancing KPR FLPP, sebagai alternatif pendanaan Bank BTN atas dana yang telah tersalurkan untuk program FLPP di 2011.

“Refinancing ini mendorong berkembangnya pasar pembiayaan sekunder perumahan di Indonesia,” kata Iqbal.
Menurut dia, bisnis pembiayaan perumahan dengan KPR membutuhkan lembaga seperti SMF. Jika KPR tidak mendapatkan back up dana jangka panjang akan menyulitkan bank pemberi KPR tersebut.

Sementara itu, Direktur Utama SMF Raharjo Adisusanto mengatakan, kerjasama refinancing dengan BTN untuk KPR FLPP dalam jangka waktu 10 tahun ini dilakukan untuk pertama kalinya.

Namun, dukungan SMF terhadap program perumahan pemerintah melalui Bank BTN sudah dilakukan sejak 2011 dalam bentuk Repo dan Refinancing KPR sebesar Rp1,033 triliun.

“Sebelumnya kerjasama hanya dalam jangka waktu lima tahun. Tapi, kami melihat perlunya pembiayaan dana jangka panjang karena biasanya KPR didanai 10 hingga 20 tahun,” katanya. Raharjo melanjutkan, refinancing Rp500 miliar ini adalah kali pertama dikucurkan untuk program FLPP. Harapannya, hal ini juga diikuti oleh lembaga penyalur KPR FLPP lainnya, baik itu bank umum, bank syariah, maupun multifinance.

Terkait penyaluran KPR FLPP, Bank BTN menargetkan sebanyak 16.000 unit untuk tahun 2012. Saat ini, realisasi KPR dengan FLPP baru tercapai 7.000 unit. Dari data realisasi penyaluran kredit, BTN mencatatkan porsi 99,77 persen dari pemberian kredit yang ada. Sayangnya, BTN tidak merinci porsi dari bank lain peserta FLPP. (net/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/