26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Biaya Pendaftaran Masuk Perguruan Tinggi Negeri Capai Rp40 Miliar

Rektor UHN: Perlu Diaudit…

MEDAN-Banyaknya tawaran ujian masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) ternyata merugikan calon peserta. Saat ini, ada sekitar 4 ujian yang diselenggarakan untuk penerimaan mahasiswa baru negeri. Bila mengikuti seluruh seleksi ini, diperkirakan uang yang masuk ke panitia mencapai Rp40 miliar.

Dengan biaya pendaftaran sebesar Rp175 ribu per orang, dan jumlah peserta yang mengikuti seleksi mencapai 54 ribu orang, dipastikan panitia mengumpulkan dana dari biaya pendaftaran sebesar Rp9,45 miliar. Dan bila dikalikan 4 maka ada sekitar Rp40 miliar.
“Sementara bila dipotong  biaya yang dikelaurkan panitia untuk pelengkapan seperti kertas, soal, gaji pengawas, penilaian dan lainnya hanya mencapai sekitar 30-40 persen,” ujar Rektor Universitas HKBPn Nommensen, Jongkers Tampubolon.

Ditambahkannya, angka tersebut didapat dari seorang akuntan yang bekerja di salah satu universitas di Medan.
“Ada 4 kali penawaran untuk masuk PTN seperti SNMPTN, kemudian ujian masuk UI dari berbagai kota di Indonesia, salah satunya di Medan. Kemudian Politekhnik Negeri Medan. Kemudian UMB (ujian masuk bersama-PTN) dan ujian masuk seleksi lokal masuk perguruan tinggi negeri (SLMPTN),” paparnya.

Dirinya menjelaskan, dengan banyaknya tawaran ini akan membuat peserta yang tidak lulus  akan mencoba ujian masuk yang lain dan begitu seterusnya. Biaya pendaftaran tersebut akan menjadi beban bagi orangtua karena harus mengeluarkan dana hingga Rp700 ribu bila mengikuti seluruh ujian seleksi tersebut.

Bila dihitung-hitung, dana untuk biaya pendaftaran ujian masuk tersebut bisa mencapai Rp10 miliar per seleksi.
“Rp175 ribu dikali 54 ribu. Bayangkan, sudah berapa itu,” tambahnya. Dan biaya tersebut akan masuk ke panitia penyelenggara yang biasanya dari USU dan Unimed.

“Saat ini ujian masuk itu sudah dijadikan sebuah proyek oleh para kalangan akademisi,” paparnya. Karena, uang pendaftara tersebut tidak dapat di audit atau terdeteksi oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

“Logikanya, 2 kampus negeri yang ada di Medan hanya mampu menampung 4.500 mahasiswa. Sedangkan yang mendaftar 54 ribu untuk setiap seleksi. Nah, ujian bersama diselenggarakan di beberapa provinsi dengan kuota yang terbatas. Belum lagi seleksi lokal, yang biasanya hanya menyisakan 20 persen dari total keseluruhan. Bayangkan, berapa keuntungan yang didapat panitia hanya dari pendaftaran saja,” lanjutnya.

“Kita sudah mendapat beberapa laporan dari orangtua yang merasa kecewa dengan cara penerimaan mahasiswa baru,” ujarnya.
Jonkers menambahkan, wacana ini bukan untuk memberikan sesuatu yang negatif. Melainkan sebaliknya demi kecerdasan masyarakat bahwa tidak semua seleksi ujian masuk kampus negeri harus diikuti.

“Kita hanya ingin mengingatkan pada masyarakat, dan sekaligus meningkatkan kecerdasan masyarakat agar dapat berpikir secara logika dalam memilih seleksi,” tutupnya. (ram)

Rektor UHN: Perlu Diaudit…

MEDAN-Banyaknya tawaran ujian masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) ternyata merugikan calon peserta. Saat ini, ada sekitar 4 ujian yang diselenggarakan untuk penerimaan mahasiswa baru negeri. Bila mengikuti seluruh seleksi ini, diperkirakan uang yang masuk ke panitia mencapai Rp40 miliar.

Dengan biaya pendaftaran sebesar Rp175 ribu per orang, dan jumlah peserta yang mengikuti seleksi mencapai 54 ribu orang, dipastikan panitia mengumpulkan dana dari biaya pendaftaran sebesar Rp9,45 miliar. Dan bila dikalikan 4 maka ada sekitar Rp40 miliar.
“Sementara bila dipotong  biaya yang dikelaurkan panitia untuk pelengkapan seperti kertas, soal, gaji pengawas, penilaian dan lainnya hanya mencapai sekitar 30-40 persen,” ujar Rektor Universitas HKBPn Nommensen, Jongkers Tampubolon.

Ditambahkannya, angka tersebut didapat dari seorang akuntan yang bekerja di salah satu universitas di Medan.
“Ada 4 kali penawaran untuk masuk PTN seperti SNMPTN, kemudian ujian masuk UI dari berbagai kota di Indonesia, salah satunya di Medan. Kemudian Politekhnik Negeri Medan. Kemudian UMB (ujian masuk bersama-PTN) dan ujian masuk seleksi lokal masuk perguruan tinggi negeri (SLMPTN),” paparnya.

Dirinya menjelaskan, dengan banyaknya tawaran ini akan membuat peserta yang tidak lulus  akan mencoba ujian masuk yang lain dan begitu seterusnya. Biaya pendaftaran tersebut akan menjadi beban bagi orangtua karena harus mengeluarkan dana hingga Rp700 ribu bila mengikuti seluruh ujian seleksi tersebut.

Bila dihitung-hitung, dana untuk biaya pendaftaran ujian masuk tersebut bisa mencapai Rp10 miliar per seleksi.
“Rp175 ribu dikali 54 ribu. Bayangkan, sudah berapa itu,” tambahnya. Dan biaya tersebut akan masuk ke panitia penyelenggara yang biasanya dari USU dan Unimed.

“Saat ini ujian masuk itu sudah dijadikan sebuah proyek oleh para kalangan akademisi,” paparnya. Karena, uang pendaftara tersebut tidak dapat di audit atau terdeteksi oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

“Logikanya, 2 kampus negeri yang ada di Medan hanya mampu menampung 4.500 mahasiswa. Sedangkan yang mendaftar 54 ribu untuk setiap seleksi. Nah, ujian bersama diselenggarakan di beberapa provinsi dengan kuota yang terbatas. Belum lagi seleksi lokal, yang biasanya hanya menyisakan 20 persen dari total keseluruhan. Bayangkan, berapa keuntungan yang didapat panitia hanya dari pendaftaran saja,” lanjutnya.

“Kita sudah mendapat beberapa laporan dari orangtua yang merasa kecewa dengan cara penerimaan mahasiswa baru,” ujarnya.
Jonkers menambahkan, wacana ini bukan untuk memberikan sesuatu yang negatif. Melainkan sebaliknya demi kecerdasan masyarakat bahwa tidak semua seleksi ujian masuk kampus negeri harus diikuti.

“Kita hanya ingin mengingatkan pada masyarakat, dan sekaligus meningkatkan kecerdasan masyarakat agar dapat berpikir secara logika dalam memilih seleksi,” tutupnya. (ram)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/